Top 3 Metro: Warga Minta Sumur Resapan, Direksi Transjakarta Ditanya Soal Bajaj
Reporter
Tempo.co
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 7 Desember 2021 07:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler metropolitan pada Selasa pagi ini dimulai dari banyak warga Mampang minta di daerahnya dibuat sumur resapan karena rawan banjir. Wakil Camat Mampang Prapatan Rafli mengatakan drainase vertikal seperti sumur resapan efektif mengatasi banjir atau genangan air di wilayahnya.
Berita lain soal sumur resapan di Jalan Lebak Bulus III, Cilandak, Jakarta Selatan, juga banyak dibaca. Sumur resapan itu viral dan menjadi bahan keributan di media sosial karena sempat ditutup lagi dengan aspal.
Berita anggota DPRD sindir direksi Transjakarta eks TGUPP juga menarik perhatian para pembaca. Dalam rapat dengan direksi Transjakarta soal kecelakaan bus yang berulang kali terjadi, anggota DPRD mempertanyakan track record eks anggota TGUPP Achmad Izzul Waro yang ditunjuk menjadi Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta.
Berikut tiga berita terpopuler metropolitan pada Selasa pagi, 7 Desember 2021:
1. Wakil Camat Mampang Ungkap Banyak Warga Minta Pembangunan Sumur Resapan
Wakil Camat Mampang Prapatan Rafli mengungkap banyak warga Jakarta justru meminta di daerahnya dibuat sumur resapan. "Masih ada permintaan masyarakat untuk membuat drainase vertikal ini," katanya seperti dikutip dari siaran pers di laman PPID Jakarta, Ahad, 5 Desember 2021.
Menurut Wakil Camat Mampang Prapatan, Rafli menuturkan drainase vertikal seperti sumur resapan efektif untuk mengatasi banjir atau genangan air di wilayahnya.
Berdasarkan pantauan pada beberapa lokasi terdampak banjir, kata Rafli, pembangunan sumur resapan berdampak mengurangi genangan atau banjir. "Hal itu telah teruji di beberapa titik," kata Rafli.
Rafli mengatakan drainase vertikal seperti sumur resapan dapat memotong jarak aliran air yang sebelumnya mengalir secara horizontal menjadi vertikal. Sehingga mempercepat penyerapan air ke tanah, karenanya mengatasi genangan dan banjir, dan membuat upaya konservasi tanah semakin baik.
Menurut Rafli dengan banyaknya eksploitasi air tanah pada lapisan akuifer dapat mengakibatkan penyusutan lapisan tanah sehingga terjadi penurunan permukaan tanah.
Ia menjelaskan untuk Kecamatan Mampang Prapatan ada penambahan sekitar 150 sumur resapan untuk dibangun di pinggir jalan utama Jalan Jenderal Gatot Subroto, taman, dan selebihnya di sekolah-sekolah.
Selanjutnya sumur resapan di Lebak Bulus sudah dilubangi lagi...
<!--more-->
2. Sumur Resapan di Lebak Bulus Sudah Dilubangi Lagi Setelah Tertutup Aspal
Sumur resapan di Jalan Lebak Bulus III, Cilandak, Jakarta Selatan mendadak viral dan menjadi bahan keributan di media sosial. Pengerjaannya yang amburadul dan terkesan asal-asalan dikritik banyak pihak.
Penyelesaian sumur resapan itu terkesan asal jadi, akibatnya, deretan sumur resapan di jalan itu membuat jalan itu bergeronjal. Aspal tak lagi mulus. Selain mengganggu kenyamanan, kondisi jalan yang bergeronjal juga membahayakan pengguna jalan.
"Emang baru dibangun itu sumur resapannya, baru ada sebulanan,"ucap Karno petugas yang sedang mengerjakan proyek sumur resapan di jalan tersebut, Senin 6 Desember 2021.
Kini permukaan sumur resapan sudah diperbaiki dengan cara diaspal. Namun akibatnya, lubang sumur resapan tempat air mengalir ke dalam tertutup aspal. Belakangan, sumur resapan yang tertutup aspal itu dilubangi lagi sesuai dengan jumlah lubang semula.
Karno menuturkan bahwa di lokasi tersebut pun tidak pernah terjadi banjir karena lokasi jalannya yang tinggi.
"Ini gak pernah banjir, kalo gereja yang lagi dibangun ini suka banjir karena kan turun ke bawah, sama itu di deket kali dari turunan ini sampe ke deket kali sana suka banjir karena turunan," katanya.
Kepala Dinas SDA DKI Yusmada Faizal mengecek langsung pembangunan sumur resapan di Jalan Lebak Bulus III, Jakarta Selatan yang asal-asalan itu. Ia memerintahkan kontraktor sumur resapan agar membuat jalan tersebut rata kembali tapi sumur resapan tetap berfungsi.
Selanjutnya anggota DPRD tanya direksi Transjakarta apa sudah pernah kelola bajaj...
<!--more-->
3. Sindir Direksi Transjakarta Eks TGUPP, Anggota DPRD: Pernah Kelola Bajaj Belum?
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak, tak yakin Achmad Izzul Waro menjabat Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta melalui proses rekrutmen yang benar.
Menurut dia, Izzul tidak memiliki rekam jejak di bidang bisnis transportasi. Izzul juga bekas Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPPP DKI Jakarta.
"Saya tidak yakin fit and proper test-nya berjalan dengan baik, karena bisa jadi intervensi. Kedua, track record-nya dia kan TGUPP," kata dia usai rapat di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 6 Desember 2021.
Gilbert merasa Izzul tidak memiliki kapabilitas masuk dalam jajaran direksi PT Transjakarta. Menurut dia, tidak mungkin bisnis transportasi diserahkan kepada pribadi yang tidak punya rekam jejak di bidang terkait.
Hari ini pemerintah DKI Jakarta dan jajaran direksi PT Transjakarta rapat dengan Komisi B DPRD. Rapat membahas soal kecelakaan bus yang terjadi belakangan ini. PT Transjakarta mencatat terdapat 502 kecelakaan bus sepanjang Januari-Oktober 2021.
Rapat DPRD dengan direksi Transjakarta itu pun berlangsung panas.
Sejumlah anggota Dewan menyerang Dirut Transjakarta Mochamad Yana Aditya. Bertujuan membahas kecelakaan bus tapi panas gara-gara video tari perut.
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta marah dengan sikap Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Mochammad Yana Aditya. Dewan tak terima dengan sikap Yana yang tampak emosional saat rapat di Komisi B hari ini.
Baca juga: Tegur 29 Kontraktor Sumur Resapan, Dinas SDA DKI: Kasus Lebak Bulus Jadi Pesan