Viral Antrean Karantina di Bandara Soekarno-Hatta, Otoritas Kompak Bungkam
Reporter
Joniansyah (Kontributor)
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 20 Desember 2021 11:04 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Sebuah video antrean penumpang di Bandara Soekarno-Hatta yang menunggu hingga subuh untuk karantina di Wisma Atlet viral di media sosial. Video berdurasi 2 menit 30 detik itu memperlihatkan puluhan penumpang memenuhi area kedatangan di Terminal Internasional.
Dalam video itu terdengar suara wanita yang diduga merekam suasana penumpukan penumpang itu menyampaikan waktu sekitar pukul 04.00 WIB. "Assalamualaikum, ini pagi jam 4 kita di Bandara Soekarno-Hatta ngantri untuk karantina di Wisma Atlet. Ngantri dari habis maghrib sampai subuh ya," ujarnya.
Dia menceritakan, kondisi para penumpang pesawat yang baru tiba itu harus tidur berdiri atau bersandar di tembok untuk menunggu giliran pelayanan petugas karantina Covid-19. Wanita itu juga menyebutkan dia dan para penumpang lain yang sempat dia ajak mengobrol mengaku ditawari layanan hotel karantina.
"Ini masih ngantri panjang, tuh lihat. Ini benar-benar nih pemerintah, penyiksaan kepada rakyat. Karantina di hotel satu orangnya Rp 19 juta. Lebih mending menderita begini," ucapnya.
Menurut wanita itu, para penumpang pesawat yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta sebagian besar Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri. Sebagian juga ada turis yang hendak berlibur.
Selanjutnya wanita itu mengeluh harus menunggu lama untuk karantina di Wisma Atlet...
<!--more-->
Wanita itu mengeluh harus menunggu lama untuk mendapatkan tempat karantina di Wisma Atlet. Sebagai pekerja migran, para TKI dan TKW memang bisa karantina di Wisma Atlet Pademangan.
"Kita punya hak mendapat (pelayanan) di Wisma Atlet. Banyak calo-calo membujuk supaya kita di hotel ya Bu, Rp 19 juta satu orang. Gila, benar-benar ini mafianya," keluhnya.
Sumber Tempo di Bandara Soekarno-Hatta mengatakan jika penumpukan penumpang yang hendak karantina ini sudah terjadi sejak Jumat malam 17 Desember 2021. "Penumpukan penumpang sudah terjadi sejak Bea Cukai, area conveyer belt (tempat pengambilan bagasi)," ujarnya.
Banyak penumpang internasional yang menolak karantina di hotel karena mahal. Pada saat ini, ketentuan karantina adalah 10 hari untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 Omicron.
"Mereka WNI yang tidak punya uang untuk karantina di hotel dengan biaya belasan juta. Sementara Wisma Atlet informasinya ditutup karena penuh."
Tempo berusaha mengkonfirmasi masalah ini ke pihak berwenang di Bandara Soekarno-Hatta, namun semuanya bungkam. Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi tidak merespons telepon dan pesan. Begitu juga dengan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Komandan Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Sus Agus Listiyono, telepon tidak diangkat, pesan whatsapp hanya dibaca.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: Omicron Ditemukan di Jakarta, Pintu Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta Dibagi 2