Banyak Ikan Mati karena Pencemaran Sianida, Adian Napitupulu Sebut Soal Antam
Reporter
Mahfuzulloh Al Murtadho
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 8 Februari 2022 16:52 WIB
TEMPO.CO, Cibinong - Anggota DPR Adian Napitupulu meminta pencemaran Sungai Cikaniki, Nanggung, Kabupaten Bogor, diusut tuntas. Menurut Adian, hasil pemeriksaan laboratorium membuktikan bahwa bahan kimia yang mencemari sungai Cikaniki adalah Sianida.
“Matinya ribuan ikan tersebut membuat panik dan takut masyarakat sekitar sungai Cikaniki yang kerap menggunakan air sungai dalam beragam aktivitas sehari-hari,” kata Adian dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Selasa 8 Februari 2022.
Adian menyebut banyak dugaan soal penyebab matinya ribuan ikan di sungai Cikaniki, mulai dari pencemaran limbah emas hingga akibat perubahan cuaca. Bahkan ada yang menduga ikan itu mati karena penggunaan bahan kimia untuk menangkap ikan.
“Beragam spekulasi ini hanya bisa dihentikan ketika keluar hasil laboratorium yang memeriksa kandungan kimia apa yang mencemari sungai Cikaniki,” ucap Adian.
Hasil penelitian laboratorium menyebutkan bahwa bahan kimia yang mencemari sungai Cikaniki adalah Sianida. Mengutip hasil lab itu, Adian mengatakan, konsentrasi sianida di air sungai Cikaniki berkisar antara 6,2 ppm hingga 126 ppm atau rata rata 49,34 ppm. Penelitian laboratorium air sungai tersebut di bagian hulu sebesar 3,975 ppm, di bagian tengah 10,6 ppm sementara di hilir 6,625 ppm.
Hal itu menunjukkan pencemaran sianida di air sungai Cikaniki Pongkor jauh melebihi ambang batas air sesuai Permenkes 32 tahun 2017 yaitu 0,1 mg/L atau 1,0011 ppm. Juga jauh di atas ambang batas kesehatan air minum sebagaimana di atur dalam Permenkes 492 tahun 2010 yaitu sebesar 0,07 ppm.
Selanjutnya pencemaran air sungai Cikaniki jauh di atas standar Menteri Kesehatan...
<!--more-->
Pencemaran air Sungai Cikaniki berada di kisaran 88 kali lipat hingga 1.800 kali lipat lebih tinggi daripada standar aman untuk air minum sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan.
Pencemaran sianida yang jauh di atas ambang batas toleransi tersebut sangat membahayakan kehidupan mahkluk hidup di sekitarnya, termasuk manusia. Penumpukan sianida yang terus menerus dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan keracunan yang bisa berdampak mulai dari sakit kepala hingga kesulitan bernafas, gagal jantung, koma bahkan kematian.
Adian Napitupulu menduga sianida yang mencemari Sungai Cikaniki berasal dari tambang emas di Pongkor. Satu-satunya perusahaan yang memiliki IUP Emas di Nanggung adalah BUMN Aneka Tambang yang berlokasi di sekitar sungai Cikaniki, yakni di Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor.
"Apakah pencemaran tersebut dilakukan oleh Antam atau ada pihak lain. Untuk memastikan hal tersebut, tentu negara perlu secara serius melakukan penyidikan mendalam," ujarnya.
Adian berharap Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Kepolisian, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Kementerian kesehatan serta KPK hingga Kejaksaan Agung untuk mengusut dugaan pencemaran itu.
"Jika ada indikasi korupsi tidak berdiam diri dan segera bertindak untuk menyelidiki serta memberikan sanksi tegas pada para pelaku pencemaran,” ucap Adian.
Dengan kondisi yang memprihatinkan dan mengancam jiwa masyarakat terkait kondisi pencamaran di Cikaniki, Adian mengatakan bahwa bagaimanapun sudah waktunya negara bersikap berani, tegas dan adil untuk melindungi Rakyat, dalam hal ini melindungi Masyarakat di sekitaran IUP Antam.
M.A MURTADHO
Baca juga: Ribuan Ikan di Kab Bogor Mati Akibat Pencemaran Air, DPRD Minta Pemerintah Tegas