Harga Kedelai Tinggi, Produsen Tahu dan Tempe Ancam Mogok Produksi 3 Hari

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 15 Februari 2022 23:57 WIB

Pekerja mencuci bahan baku kedelai saat akan dibuat menjadi tahu dan tempe di pabrik tahu rumahan di Jakarta, 10 Juni 2015. Penggunaan kedelai impor karena dirasakan lebih murah harganya dibanding dengan kedelai lokal. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Para produsen tahu dan tempe bereaksi atas mahalnya harga bahan baku kedelai di pasaran. Mereka yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta bakal mogok produksi dan berjualan pada 21 hingga 23 Februari 2022.

Ketua Puskopti DKI Sutaryo mengatakan, aksi mogok produksi ini merupakan protes para produsen tahu dan tempe karena harga kedelai mencapai Rp 11.300 per kilogram. Aksi mogok itu, kata Sutaryo, bakal diikuti oleh 4.500 produsen tempo dan tahu.

"Tuntutannya, pertama stabilitas harga, kedua turunkan harga. Karena dengan harga tinggi, pembeli tempe dan tahu lemah (daya beli)," kata Sutaryo di Jakarta, Selasa, 15 Februari 2022.

Setelah aksi mogok itu, Sutaryo mengatakan para produsen akan menaikkan harga jual tahu dan tempe untuk menutup ongkos produksi.

Hal itu dilakukan sebagai pilihan terakhir karena kenaikan harga kedelai impor yang membanjiri pasaran tidak kunjung turun dan kini berkisar Rp11.300,00/kg.

Advertising
Advertising

"Karena mungkin dengan menaikkan harga 20 persen, mungkin akan sedikit menaikkan keuntungan. Perkiraan tempe naik dari Rp 5.000,00 ke Rp 6.000,00 per papan. Tahu dari Rp 35 ribu ke Rp 40 ribu," ujar Sutaryo.

Sutaryo mengatakan bahwa produsen tempe dan tahu berharap dalam jangka panjang, Pemerintah dapat bertindak mencegah dampak kenaikan harga kedelai.

"Biar Pemerintah memikirkan, jangan sampai setiap tahun terjadi terus seperti ini dengan hal yang sama. Pertanyaan perajin ini masa Pemerintah tidak bisa menangani, masa terus-menerus terjadi," tutur Sutaryo.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan harga tahu dan tempe akan naik beberapa bulan ke depan. Harga tahu dan tempe akan naik sebagai imbas dari penurunan jumlah produksi kedelai di negara penghasil, kekurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, dan inflasi 7 persen di Amerika Serikat.

“Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022,” ucap Oke saat konferensi pers virtual pada Jumat, 11 Februari 2022.

Berita terkait

Terkendala Geopolitik, Impor Kedelai 2,5 Juta Ton Dijanjikan Segera Datang

30 Januari 2024

Terkendala Geopolitik, Impor Kedelai 2,5 Juta Ton Dijanjikan Segera Datang

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan impor kedelai 2,5 juta ton tahun ini belum bisa masuk.

Baca Selengkapnya

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

20 November 2023

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan tren kenaikan harga kedelai ini akan berlanjut hingga Desember.

Baca Selengkapnya

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

19 November 2023

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

Fluktuasi harga kedelai sebenarnya merupakan hal yang wajar setiap tahun, tapi kenaikan harga kedelai tahun ini cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Masih Bergantung Impor, Syahrul Yasin Limpo: Optimalisasikan Kedelai dengan Segala Cara

14 Juli 2023

Indonesia Masih Bergantung Impor, Syahrul Yasin Limpo: Optimalisasikan Kedelai dengan Segala Cara

Syahrul Yasin Limpo mengakui selama ini pemenuhan kebutuhan akan kedelai di Indonesia masih sangat bergantung pada impor.

Baca Selengkapnya

Kebutuhan Impor Kedelai Terus Tinggi Disebut Bukan karena Pengusaha Maunya Impor, tapi...

7 Juni 2023

Kebutuhan Impor Kedelai Terus Tinggi Disebut Bukan karena Pengusaha Maunya Impor, tapi...

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto membeberkan sejumlah alasan kenapa kebutuhan impor kedelai terus tinggi.

Baca Selengkapnya

Impor Kedelai, Bulog Jajaki 5 Negara Selain Amerika Serikat

10 April 2023

Impor Kedelai, Bulog Jajaki 5 Negara Selain Amerika Serikat

Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan sedang menjajaki impor kedelai dari lima negara selain Amerika.

Baca Selengkapnya

Harga Kedelai Turun, Bapanas Masih Kaji Pemberian Subsidi

2 Maret 2023

Harga Kedelai Turun, Bapanas Masih Kaji Pemberian Subsidi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berencana mengubah skema subsidi kedelai.

Baca Selengkapnya

Target Pembukaan Lahan Kedelai Tahun Ini Turun jadi 250 Ribu Hektare, Ini Kata Kementan

24 Januari 2023

Target Pembukaan Lahan Kedelai Tahun Ini Turun jadi 250 Ribu Hektare, Ini Kata Kementan

Kementerian Pertanian (Kementan) membenarkan bahwa ada penurunan terget pembukaan lahan kedelai untuk produksi dalam negeri. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Harga Kedelai Tinggi Hingga Mendag Putuskan Impor Kedelai Amerika

22 Januari 2023

Fakta-fakta Harga Kedelai Tinggi Hingga Mendag Putuskan Impor Kedelai Amerika

Untuk mengerem laju harga kedelai, melalui Badan Pangan Nasional mengimpor kedelai sebanyak 56 ribu ton melalui importir swasta, PT FKS Multi Agro.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Usulan Subsidi Harga Kedelai Lewat Importir Masih Diproses

21 Januari 2023

Zulhas Sebut Usulan Subsidi Harga Kedelai Lewat Importir Masih Diproses

Zulhas mengusulkan agar subsidi harga kedelai itu diberikan kepada importir. Saat ini, aturannya tengah digodok.

Baca Selengkapnya