Dinas Kesehatan DKI: Belum Ada Tes Standar Hepatitis Akut, Sehingga Misterius

Rabu, 18 Mei 2022 19:07 WIB

Konferensi pers terkait hepatitis akut di Indonesia oleh pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Gedung Kiara, RSCM, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Mei 2022. Data Kementerian Kesehatan pada 11 Mei 2022 menyebutkan terdapat 18 kasus diduga hepatitis akut di Indonesia, 7 pasien diantaranya meninggal. TEMPO/ Faisal Ramadhan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia menjelaskan bahwa saat ini belum ada tes terstandar untuk mengetahui penyakit hepatitis akut.

Yang terjadi saat ini, kata Dwi, adalah pengetesan yang dilakukan hanya untuk melihat penyebab penyakit yang ada pada seseorang.

“Jadi tes yang dijalankan sekarang itu bukan tes untuk memastikan penyebab khusus hepatitis akutnya, karena kita belum tau penyebabnya,” ujar dia saat rapat dengan anggota Komisi E DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Mei 2022.

Tes yang dilakukan Dinas Kesehatan DKI misalnya, ada seseorang diperiksa dan terkonfirmasi hepatitis A, B, C, D, dan E, artinya pasien tersebut tidak positif hepatitis akut. Jika jenis hepatitis itu tidak terkonfirmasi, maka patut diduga bahwa pasien terkonfirmasi hepatitis akut misterius itu.

Karena masih misterius penyebabnya, kata Dwi, sehingga belum ada alat tes untuk memastikan penyakit tersebut. Jika ketemu penyebabnya, virus A misalnya, itu mungkin bisa diciptakan alatnya.

Advertising
Advertising

“Oh ternyata patogennya itu, penyebab penyakitnya virus anu misalnya, dan nanti bisa dibuat teknik atau metode untuk memastikan ketemunya virus anu itu pada seseorang,” tutur Dwi.

Itu pun baru pemeriksaan untuk memastikan diagnosisnya, jadi pemeriksaannya relatif untuk menyingkirkan diagnosis atau mengetahui diagnosis lain. “Kalau pemeriksaan hepatitis E ternyata positif, oh yaudah berarti dia ga jadi misterius, dia sudah jelas penyakitnya,” katanya.

Jika ternyata hepatitis A, B, C, D, dan E-nya negatif, ditambah kriteria dari organisasi kesehatan dunia (WHO), seperti umur kurang dari 16 tahun dan SGPT-nya di atas 500, itu masuk ke kelompok misterius probable.

Nanti jika ahli bisa menemukan penyebabnya virus penyebab hepatitis akut, termasuk cara mendeteksi dan pemeriksaannya, itu akan lebih mudah dideteksi. “Jika begitu penyakit ini namanya sudah ada dan tidak akan misterius lagi, namanya akan diberikan sesuai dengan virus yang ditemukan,” ujar dia.

Saat ini terdapat 24 kasus diduga hepatitis akut di Jakarta. Dinas Kesehatan DKI sebenarnya menemukan 49 orang yang memiliki gejala hepatitis akut. Namun 25 orang di antaranya telah dikeluarkan karena gejalanya disebabkan penyakit lain, seperti demam berdarah dengue (DBD).

Dari 24 kasus itu, 20 di antaranya berstatus pending karena masih menunggu hasil pemeriksaan. Tiga orang dalam kategori probable dan satu masuk suspek.

Baca juga: Dinas Kesehatan DKI Temukan 49 Pasien Diduga Hepatitis Akut, 5 Meninggal

Berita terkait

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

2 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

3 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

3 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

4 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

5 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

9 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

11 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

12 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

14 hari lalu

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

BMKG memprakirakan seluruh wilayah DKI Jakarta berawan pada pagi hari.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

15 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

Pada pagi hari, cuaca seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi berawan.

Baca Selengkapnya