Tujuh Tahun Kematian Akseyna, Keluarga Protes karena Polisi Ulang Hipotesa Awal

Sabtu, 6 Agustus 2022 19:05 WIB

Polisi mengevakuasi mayat Akseyna Ahad Dori dari Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, 26 Maret 2015. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya keluarga Akseyna Ahad Dori mencari keadilan masih terus dilakukan sampai dengan hari ini. Pelaku pembunuhan Akseyna belum juga terungkap meski kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia itu sudah tujuh tahun berlalu.

Terbaru, pihak keluarga mendapatkan surat dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang pada intinya berisi pihak penyidik dari kepolisian masih melakukan usaha mengungkap penyebab kematian Akseyna.

Ayah Akseyna, Marsekal Pertama purnawirawan Mardoto, mengatakan surat itu dikirim oleh Kompolnas sejak 6 Juli 2022, tetapi baru diterima pihak keluarga pada 2 Agustus 2022 karena kesalahan dalam penulisan alamat.

Advertising
Advertising

“Kompolnas menuliskan alamat rumah kami di Sleman, Karawang, Jawa Barat dan nomor telepon yang dicantumkan pun bukan nomor kami, akibatnya surat itu nyasar, tapi beruntung karena pertolongan Allah surat itu sampai ke kami,” kata Mardoto di konfirmasi Tempo, Sabtu 6 Juli 2022.

Mardoto tidak menaruh curiga mendalam atas kesalahan alamat pengiriman surat tersebut, namun dirinya hanya menyayangkan sikap Kompolnas yang tidak teliti terhadap pengiriman surat penting tersebut.

Pasalnya, dalam surat tersebut tertulis, apabila surat tidak berbalas selama 30 hari sejak dikirimnya surat, maka pihak keluarga dianggap menyetujui isi surat yang intinya pihak keluarga diminta menunggu kinerja kepolisian yang entah sampai di mana prosesnya.

“Setelah surat itu kami terima, langsung kami berikan balasan tertanggal 4 Agustus 2022, yang intinya keberatan dengan klarifikasi yang dilakukan Kompolnas,” kata Mardoto.

Polda Metro Turun Tangan Selidiki Kematian Akseyna

Dalam suratnya, Mardoto mengatakan klarifikasi yang dilakukan oleh Kompolnas hanya mengulang pernyataan awal soal masih dicarinya penyebab kematian Akseyna. “Seharusnya difokuskan kepada siapa pelakunya dan apa motifnya, bukan mengulang mengulang pada hipotesis awal yang tidak berdasar,” kata Mardoto.

Selain itu, salah satu poin yang dipermasalahkan keluarga adalah penjelasan polisi ke Kompolnas yang menyebut Akseyna menulis surat wasiat. Padahal, pakar grafologi Deborah Dewi sudah menyatakan surat itu ditulis oleh dua orang berbeda dan tanda tangan yang tercantum dibuat bukan oleh Akseyna.

Mardoto mengatakan, dugaan pembunuhan Akseyna sudah sangat kuat dibuktikan dengan bukti-bukti dan pernyataan berbagai pihak termasuk mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Khrisna Murti.

“Bagaimana bisa selama 7 tahun melakukan penyelidikan, polisi masih berniat mengulang hipotesis awal dan berputar-putar, di saat sudah banyak sekali bukti yang mengarah kasus ini ke kasus pembunuhan,” kata Mardoto.

Mardoto pun berharap, pihak Kompolnas sebagai pengawas Polri dapat lebih serius melakukan tugasnya dalam mendorong pihak kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Akseyna.

“Kami keluarga Akseyna berharap Kompolnas sebagai pengawas Polri untuk melakukan klarifikasi ulang pada Polda Metro Jaya dan Polres Depok secara lebih akurat, detail dan lengkap terhadap penyelidikan kasus ini,” kata Mardoto.

Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia, ditemukan meninggal pada tanggal 26 Maret 2015, di Danau Kenanga, UI.

Akseyna ditemukan mengambang 1 meter dari tepi danau yang memiliki kedalaman 1,5 meter. Sementara dalam tas yang digendong Akseyna ditemukan beberapa batu dan juga luka lebam pada tubuh.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Baca juga: 7 Tahun Misteri Kematian Akseyna Ahad Dori, Simak Deretan Fakta-faktanya

Berita terkait

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

8 jam lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

16 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

17 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

1 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

1 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya