Anies Baswedan Bicara Soal Ketidakadilan di Depan Para Petinggi Pemuda Pancasila

Minggu, 2 Oktober 2022 10:00 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meresmikan Gedung Baru Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Oktober 2022. Tempo/Mutia Yuantisya

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membicarakan soal tingginya nilai Pajak Bumi Bangunan (PBB) di Jakarta di depan para petinggi dan kader Pemuda Pancasila saat peresmian kantor baru ormas tersebut Sabtu kemarin.

Selain Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno, hadir pula petinggi PP yang lain, yang juga adalah pejabat tinggi negara ini, seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.

“Tanah itu salah satu sumber masalah ketidakadilan di kota ini. Bagaimana kita menyaksikan keluarga-keluarga puluhan tahun di Jakarta, tergeser, tergusur hanya karena kami, pemerintah ini ngasih pajak yang tinggi sekali,” katanya di acara Peresmian Kantor Baru Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila di Menteng, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Menurut Anies masalah tersebut merupakan wujud ketidakadilan yang nyata. Dia mengatakan bahwa sulit membangun persatuan dalam ketimpangan, dan sulit membangun persatuan dalam ketidakmerataan.

“Kami merasakan di Jakarta. Di Jakarta ini kota yang harus kita bangun dengan perasaan persatuan tapi harus ada rasa keadilan, kalau ngga ada keadilan, ngga mungkin bersatu,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Soal tingginya pungutan PBB di Jakarta, ujar dia, pemerintah mengklaim sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah. “Kami bilang meningkatkan pendapatan asli daerah. Bagi rakyat ini adalah penggusuran pelan-pelan dan sopan karena harganya naik terus,” kata dia.

“Kalau harganya naik terus dan ngga bisa bayar pajak, bagaimana? Geser keluar dan di Jakarta, 2020 saja yang pindah ke luar Jakarta itu 200 ribu orang, (angka itu) resmi,” sambungnya.

Untuk mencegah hal tersebut, kata Anies, pihaknya mengeluarkan aturan tentang pengaturan pembayaran pajak bumi bangunan.

“Karena itu, kita mengambil kebijakan sebagai contoh, bagaimana PBB di Jakarta itu di bawah 2 miliar, nol, tidak ada PBB nya supaya mereka yang menengah ke bawah tidak tergeser,” katanya.

Selain itu, Anies menyebutkan bahwa ketidakadilan juga terjadi kepada para veteran. “Tidak kalah pennting, keluarga pejuang. Ini kita di Menteng, banyak keluarga pejuang yang tergeser dari rumah yang di Menteng hanya karena mereka dihukum, dihukum oleh siapa? Oleh kami yang meningkatkan harga pajak,” ujar Anies.

Salah satu kelurga pejuang yang harus membayar pajak dengan harga yang tinggi adalah Ali Sadikin. “Bayangkan, rumahnya Bang Ali Sadikin pajaknya setahun Rp 180 juta, orang yang berjasa untuk kota ini, rumahnya kita pajakin Rp 180 juta,” katanya.

Belajar dari masalah ini, kata Anies Baswedan, membangun keadilan menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak yang memiliki kedudukan dan wewenang. Utamanya, pemerinta. “Ini PR kita sama-sama,” ujarnya.

MUTIA YUANTISYA

Baca juga: Hapus Pembayaran PBB, Anies Baswedan: Pajak Bumi dan Bangunan Cara Sopan Mengusir Warga

Berita terkait

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

16 jam lalu

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

16 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

20 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

1 hari lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

3 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya