Halangi Patung Selamat Datang, PDIP Minta Revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI Dievaluasi

Senin, 3 Oktober 2022 17:18 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berswafoto di depan Patung Selamat Datang di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018, tak jauh dari titik Pelican Crossing. TEMPO/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai perlu ada evaluasi soal revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Menurut dia, evaluasi adalah konsekuensi yang harus ditanggung mengingat pembangunan halte tidak melalui proses Tim Sidang Pemugaran (TSP) dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI.

"Barang siapa yang melanggar ketentuan, hukumnya wajib menerima konsekuensi itu," kata dia di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 3 Oktober 2022.

Sebelumnya, pembangunan Halte Bundaran HI disebut melanggar prosedur dan etik soal cagar budaya. Sebab, kawasan Bundaran HI adalah Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Iwan Wardhana mengakui tidak menerbitkan rekomendasi apapun untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Tidak ada proses sidang di TSP dan TACB. Alasannya karena PT Transjakarta tak pernah memohonkan rekomendasi tersebut.

Gembong menganggap proses administrasi di TSP dan TACB seharusnya tidak dilewatkan. PT Transjakarta harus mengikuti ketentuan yang ada.

"Kalau tim pemugaran merekomendasikan itu harus dibongkar, ya harus dibongkar," ujar anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI ini.

Revitalisasi Halte Transjakarta Tuai Polemik

Advertising
Advertising

Revitalisasi halte Transjakarta di Bundaran HI menuai polemik. Bangunan halte yang berukuran besar dan bertingkat dua itu dinilai mengganggu pemandangan terhadap Patung Selamat Datang yang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).

Desakan agar Pemprov DKI menghentikan revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI bermunculan, salah satunya dari sejarawan JJ Rizal. "Mohon pak gubernur @aniesbaswedan setop pembangunan halte @PT_Transjakarta yang arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Sukarno," kata dia dikutip dari cuitan Twitter @JJRizal, Kamis, 29 September 2022.

JJ Rizal telah mengizinkan Tempo untuk mengutip cuitan tersebut. Dia menjelaskan Patung Selamat Datang adalah warisan Presiden pertama RI, Soekarno dan Gubernur Jakarta periode 1964-1965, Hendrik Hermanus Joel Ngantung alias Henk Ngantung.

Kendaraan melintas di dekat proyek Revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI, di Jakarta, Jumat, 23 September 2022. PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) melakukan revitalisasi 46 halte bus, diantaranya; 4 halte ikonik, 4 halte terintegrasi antar moda angkutan dan peremajaan 38 halte biasa yang ditargetkan rampung akhir tahun 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Beda Sikap Pemprov DKI pada Patung Selamat Datang Dulu dan Sekarang

Pembangunan Halte Transjakarta yang menghalangi pandangan warga terhadap Patung Selamat Datang di Bundaran HI seperti kebalikan dari sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 2018.

Saat meninjau proyek pengerjaan trotoar Sudirman-Thamrin untuk kesiapan Asian Games 2018, Anies Baswedan memutuskan untuk merobohkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Hotel Pullman, Jakarta Pusat.

Alasan orang nomor satu di DKI itu merubuhkan JPO tersebut, karena dia ingin mengulang momentum Asian Games 1962, yakni saat Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah. "Jadi tidak ada yang menghalangi Patung Selamat Datang. Persis saat dulu," ujar Anies di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad, 22 Juli 2018.

Anies mengatakan sejarah Patung Selamat Datang dulu dibuat untuk perhelatan Asian Games 1962. Saat itu, patung yang terletak di tengah air mancur tersebut menjadi simbol selamat datang untuk para tamu perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu.

Transjakarta Dinilai Langgar Prosedur

Kecaman terhadap proyek ini datang juga dari Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jakarta, kata dia, telah mengusulkan Patung Selamat Datang dan kawasan Bundaran HI sebagai ODCB pada 2019. Namun, hingga kini pemerintah DKI belum menetapkan objek-objek tersebut sebagai cagar budaya.

ODCB, menurut Boy, harus diperlakukan sebagai cagar budaya. Dia menganggap ODCB yang terhalangi secara visual, misalnya tertutup bangunan, merupakan bentuk penguasaan secara sepihak atau oleh kelompok tertentu.

Boy menjelaskan PT Transjakarta seharusnya meminta dengar pendapat publik atau public hearing melalui TSP dan TACB. "Ini sebenarnya menjadi masukkan oleh gubernur untuk membuat keputusan," ucap dia.

TSP dan TACB berada dalam naungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Jika ada permohonan dari PT Transjakarta, maka TSP dan TACB akan menggelar sidang yang membahas revitalisasi Halte Bundaran HI. Hasil sidang akan menjadi dasar pertimbangan Dinas Kebudayaan untuk menerbitkan rekomendasi pembangunan halte di kawasan ODCB.

Masalahnya PT Transjakarta langsung membangun Halte Bundaran HI tanpa meminta rekomendasi dari TSP ataupun TACB. Walhasil, BUMD DKI itu dinilai telah melanggar prosedur cagar budaya yang seharusnya dilalui sebelum proyek revitalisasi Halte Transjakarta dimulai.

Baca juga: Dulu JPO Dirobohkan Demi Patung Selamat Datang, Sekarang Dihalangi Halte Transjakarta

Berita terkait

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

15 jam lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

16 jam lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

1 hari lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

1 hari lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

1 hari lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

1 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

Ketum NasDem Surya Paloh tak menghadiri acara silaturahmi Timnas AMIN di kediaman Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

2 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

3 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

3 hari lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya