Sudin Pendidikan Jakarta Utara Minta Para Guru Bermain yang Jauh Agar Tak Bersikap Intoleran

Reporter

Antara

Rabu, 19 Oktober 2022 12:39 WIB

Aktivitas PTM di SMP PGRI 9, Cipayung, Jakarta, Jumat 21 Januari 2022. Terbaru ada 43 sekolah di Jakarta yang ditutup imbas temuan kasus COVID-19, 28 di antaranya sudah kembali gelar PTM setelah dilakukan sterilisasi. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara Purwanto meminta para guru untuk tidak bersikap intoleran dan diskriminatif menyangkut Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

"Sebagai ASN harus melayani tidak memandang Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA)," kata Purwanto menanggapi kasus intoleransi di SMAN 52 Jakarta.

Purwanto menyatakan guru yang masih menonjolkan ARA berarti wawasannya masih sangat sempit. Oleh karena itu, kata dia, guru yang masih diskrimatif harus dibina secara tegas.

"Jadi saya bilang ke teman-teman, main yang jauh sedikit biar tahu perkembangan di luar. Ini (oknum ASN di sekolah tersebut) kelihatannya enggak (tahu perkembangan di luar)," kata Purwanto seperti dikutip dari Antara, Selasa, 18 Oktober 2022.

Pemilihan Ketua OSIS harus berdasar kompetensi

Purwanto juga meminta kepada SMAN 52 Jakarta dan sekolah lainnya agar dalam setiap kegiatan atau seprrti pemilihan Ketua OSIS hendaknya berdasarkan kompetensi calon yang bertarung dalam pemilihan tersebut dan bukan asal-usul seperti agama dan suku .

Advertising
Advertising

Purwanto ingin sekolah memberikan contoh kepada para siswanya tentang demokrasi yang baik adalah memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada calon yang memenuhi kompetensi untuk bisa mengkampanyekan dirinya agar terpilih sebagai pemimpin.

"Yang diajukan harus yang jelas kompetensinya. Karena sebelum pemilihan kan dia berorasi, semacam kampanye. Itu kan siswa yang lain kan bisa menakar kompetensi calon yang ada, jadi bukan dasarnya yang lain," kata Purwanto.

Purwanto mendapat informasi dari pengawas sekolah di Cilincing, Jakarta Utara tersebut, yang dulunya juga mantan guru sekolah itu bahwa tidak benar ada peristiwa 'kecolongan' terpilihnya Ketua OSIS di sekolah mereka yang harus berdasarkan agama.

"Saya sudah tanyakan kepada guru-guru lama tidak ada tradisi seperti itu. Informasi dari pengawas yang mantan guru, tradisi itu tidak ada. Jadi kembali lagi ini hanya (subjektif) pemahaman Wakil Kepala Sekolahnya," kata Purwanto.

Guru pelaku intoleransi dicopot dari jabatan wakil kepala sekolah

Purwanto menyatakan telah memberhentikan Wakil Kepala Sekolah SMAN 52 Jakarta karena melakukan tindakan intoleran terhadap muridnya.

Purwanto mengatakan Wakasek dan satu guru lainnya telah dipanggil dan diperiksa pada Senin, 17 Oktober lalu.

Kasus intoleran di SMAN 52 Jakarta ini terungkap setelah beredarnya rekaman Wakasek dan seorang guru lainnya, yang meminta salah satu calon Ketua OSIS di sekolah itu digugurkan karena beragama Kristen.

Dalam rekaman yang juga telah dibenarkan oleh kedua guru tersebut, keduanya mengaku khawatir jika ketua OSIS yang terpilih bukan siswa muslim akan condong membuat program OSIS yang tidak pro Islam.

Akibtanya, PI calon Ketua OSOS non muslim itu tersingkir sebagai calon kandidat Ketua OSIS dan tidak memiliki kesempatan untuk bersaing secara sehat sebagai salah satu Ketua OSIS di SMAN 52 Jakarta.

Kedua guru telah diperiksa dan di-BAP

Purwanto mengatakan pemeriksaan kedua guru itu telah dimasukkan dalam dalam Berkas Acara Pemeriksaan. Setiap orang dibuat BAP berbeda. Selanjutnya, BAP yang disertai dengan nota dinas akan dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendidikan.

Setelah BAP, Purwanto juga mengeluarkan surat pemberhentian sementara dari jabatan Wakil Kepala Sekolah kepada guru yang diduga mengkondisikan pemilihan Ketua OSIS di SMAN yang berada di Cilincing, Jakarta Utara itu.

Tujuannya, kata Purwanto, mempermudah proses-proses penanganan kasus intoleransi di sekolah tersebut.

Baca juga: Guru Pelaku Intoleransi di SMAN 52 Jakarta Dicopot dari Jabatan Wakil Kepala Sekolah

Berita terkait

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

2 hari lalu

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

Cerita guru di Natuna mengikuti program Guru Penggerak.

Baca Selengkapnya

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

2 hari lalu

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

4 hari lalu

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

Kemendikbudristek upayakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan dengan berfokus pada perolehan sertifikat pendidik.

Baca Selengkapnya

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

4 hari lalu

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

Transformasi ini diwujudkan dalam kebijakan putra daerah yang diprioritaskan menjadi calon guru.

Baca Selengkapnya

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

5 hari lalu

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

Dirjen GTK Nunuk Suryani berharap, semua akan menjadi guru profesional yang sudah tidak lagi pusing memikirkan kesejahteraan dengan fokus pada peningkatan kompetensi.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

5 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

5 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

6 hari lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

6 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

Kepala SMK Lingga Kencana membantah pihak sekolah mencari keuntungan dari kegiatan perpisahan siswa yang mengalami kecelakaan bus di Subang.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

7 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya