Petugas pemadam kebakaran bersama warga mengevakuasi korban banjir dengan perahu karet di Petogogan, Jakarta Selatan, Sabtu 5 November 2022. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda DKI Jakarta pada Sabtu 11 November 2022 siang membuat sejumlah wilayah Ibu Kota terendam banjir. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menekankan pentingnya sinergi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Jakarta akibat cuaca ekstrem. Menurut BMKG, cuaca ekstrem akan berlangsung pada November 2022 hingga Februari 2023.
"Diperlukan sinergi Pemprov DKI Jakarta, Kemenko PMK, BNPB, serta berbagai lembaga penggiat kemanusiaan lainnya," kata Heru dalam apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Rabu, 9 November 2022. Kegiatan ini digelar untuk menghadapi bencana banjir dan longsor, setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem yaitu hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada November hingga Februari mendatang.
"Pada periode tersebut, kita harus siap dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Jakarta dan sekitarnya," ucap Heru.
Apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi ini diikuti jajaran Forkopimda DKI Jakarta, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
Heru Budi mengatakan menjelaskan apel dilakukan agar seluruh elemen pemangku kepentingan terkait memiliki persiapan dalam menjalin koordinasi saat bencana hidrometeorologi terjadi.