Air Minum Jakarta Tercemar Bakteri E. Coli dari Tinja akibat Eksploitasi Air Tanah

Reporter

Mutia Yuantisya

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 15 November 2022 11:18 WIB

Penjual air bersih mengisi air bersih di kawasan Muara Angke, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022. Sejak tahun 1980-an, warga Muara Angke, Jakarta Utara, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Selama bertahun-tahun, untuk memenuhi kebutuhan air minum mereka terpaksa membeli air isi ulang atau air kemasan, Warga Muara Angke mengaku harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp2.500,- per jeriken. diantaranya tinggal di Blok Limbah, Blok Eceng, dan Blok Empang. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin menyebutkan bahwa penyebab air minum di Jakarta tercemar bakteri E. coli (Escherichia coli) yang berasal dari tinja karena eksploitasi air tanah yang berlebihan.

“Penyebabnya dimulai dari air tanah. Air tanah itu eksploitasi yang berlebihan, kemudian lapisan tanah itu semakin tipis, sehingga mudahlah korosi,” kata Arief kepada wartawan saat ditemui usai Diskusi Mewujudkan Kedaulatan Air di Hotel Grand Cempaka, Senin, 14 November 2022.

Saat lapisan tanah menipis dan terjadi korosi, kata dia, maka mengakibatkan kontaminasi air tanah oleh kotoran yang ada di septic tank. “Saat ini, model di tiap rumah tangga ada septic tank dan sumur air yang berdekatan, kemudian yang tidak ada batasan penguatan tabrakan dengan septic tank dan sumur,” ujarnya.

Ia tidak menampik sebagian besar air tanah di DKI Jakarta telah tercemar oleh bakteri E-coli bahkan tingkat pencemaran bakteri tersebut melampaui batas kewajaran yang biasanya ada di air. “Kontaminasi tersebut memang tidak bisa hilang sepenuhnya tapi tingkat pencemaran yang telah terjadi saat ini sudah tidak normal,” kata dia.

Advertising
Advertising

Baca: PAM Jaya Didesak Segera Realisasikan Sistem Pengolahan Air Minum di Seluruh DKI Jakarta

Bakteri E-coli di DKI cukup besar

Menurutnya, bakteri E-coli di DKI sudah cukup besar dan tinggi, terutama di daerah yang berdekatan dengan laut (pinggir laut).

Di sisi lain ia tidak bisa memastikan kapan air di DKI Jakarta mulai tercemar bakteri E-coli. Namun yang terpenting, kata dia, masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi air. “Mulainya dari kapan kami tidak bisa deteksi, tetapi dari hasil para analisa telah menyampaikan adanya E coli di air tanah,” ujar Diru PAM JAYA itu.

Selain itu, ia tidak ingin menyebarkan kekhawatiran kepada masyarakat dan mengimbau untuk hati-hati dalam mengkonsumsi air dengan meminta masyarakat untuk memasak air munim sebelum dikosumsi. “Harus dipastikan airnya dimasak dengan matang, sehingga benar-benar bakterinya mati,” kata Arief.

Sebelumnya, hasil studi United Nations Children's Fund (Unicef) yang dilakukan pada Februari 2022, menemukan hampir 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia tercemar limbah tinja dan turut menyebabkan penyebaran penyakit diare.

Baca juga: DKI Jakarta Segera Bangun Proyek SPAM dengan Nilai Investasi Rp 23,8 Triliun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

10 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

11 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

11 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

12 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

13 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

16 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

18 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

19 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya