Pegawai Koperasi Tahu Bakal Ditanya Soal Mayat Keluarga Kalideres
Reporter
magang_merdeka
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Kamis, 24 November 2022 14:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Petugas koperasi simpan pinjam sudah tahu bakal ditanya soal mayat keluarga di Kalideres saat didatangi polisi. Dari keterangan petugas koperasi itu, polisi memperoleh sejumlah fakta tentang kematian satu keluarga di Kalideres tersebut.
"Koperasi simpan pinjam, begitu kita temui, bisa langsung menebak. 'Oh pak, kasus kalideres ya? Tidak begitu ceritanya," tutur Hengki pada Kamis, 24 November 2022 di Polda Metro Jaya.
Petugas koperasi simpan pinjam itu mengatakan pernah dihubungi oleh Budiyanto Gunawan, sang paman. Budyanto hendak menjual rumah di Citra Garden itu. Petugas kemudian mendatangi rumah itu pada 13 Mei lalu sebagai mediator jual beli rumah.
Hengki menganggap keinginan Budyanto menjual rumah itu janggal karena dia langsung menyerahkan sertifikat asli rumah atas nama Renny Margaretha Gunawan, istri Rudyanto. Rumah itu diketahui hendak dijual dengan harga sekitar Rp1,2 miliar, namun belum ada yang membeli.
"Pada 13 Mei, ternyata mediator ini ketemu dengan salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya dibiarkan digadaikan sertifikat rumah itu," kata Hengki.
Selanjutnya pegawai koperasi tertarik NJOP rumah Budyanto di Citra Garden...
<!--more-->
Pegawai Koperasi Tertarik Lokasi Rumah di Kalideres Punya NJOP Tinggi
Pegawai koperasi simpan pinjam itu tertarik karena lokasi perumahan ini memiliki nilai jual objek pajak (NJOP) yang tinggi. "Sedangkan pembayaran untuk simpan pinjam itu maksimal 50 persen dari NJOP, rumah maupun tanah," kata Hengki.
Ketiga pegawai koperasi itu pun masuk ke dalam rumah untuk melihat sertifikat. Mereka diterima langsung oleh Budyanto. Pada saat itu, aroma busuk sudah tercium di depan rumah. Menurut keterangan pegawai itu, Budyanto menjawab dengan alasan selokan rumah lupa dibersihkan.
Pegawai itu ingin bertemu dengan Renny selaku pemilik sertifikat rumah, dan Budyanto menunjukkan bahwa iparnya sedang tidur di dalam kamar.
Ketika hendak masuk, mereka bertemu Dian, anak Renny. Dia mengatakan ibunya sedang tidur dan minta agar tidak menyalakan lampu kamar. Alasannya Renny sensitif terhadap cahaya, kamar itu pun aromanya lebih busuk saat pintu dibuka.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang agak lembut, curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya. Begitu dilihat, langsung yang bersangkutan berteriak takbir, 'Allahu Akbar! Ini sudah mayat!' Di tanggal 13 Mei," tutur Hengki.
Kepada pegawai yang kaget, Dian menganggap bahwa ibunya yang terbaring itu masih hidup. Bahkan dia mengaku masih memberi minum susu kepada ibunya dan menyisir rambut jenazah yang mulai rontok.
Kepada polisi, pegawai koperasi mengatakan hanya melihat 3 penghuni rumah itu. Dia tidak melihat Rudyanto.
Polisi lantas mencocokkan keterangan pegawai koperasi ini dengan saksi lain tentang kasus kematian satu keluarga di Kalideres. "Memang ini cocok waktunya. Kami minta bukti, mana bukti bahwa saudara pernah datang pada tanggal 13 Mei. Ditunjukkanlah meta data, ternyata tanggal 13 Mei," ujar Hengki.
MUHSIN SABILILLAH
Baca juga: Teliti Percakapan Ponsel Keluarga Meninggal di Kalideres, Polisi Ungkap Kata Berbahasa Inggris