Lagi, Polusi Debu Batu Bara Cemari Warga Rusunawa Marunda, Ganggu Nafas, Mata & Bikin Gatal
Reporter
magang_merdeka
Editor
Sunu Dyantoro
Jumat, 25 November 2022 10:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Polusi debu batu bara tak kunjung hilang dan masih terus mencemari lingkungan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Nurhadi, salah satu warga Rusnawa yang berada di gedung Blok D1 menyebutkan, polusi datang kembali di bulan lalu. “Kurang lebih ada, bulan lalu,” katanya di lokasi, Kamis Sore, 25 November 2022.
Ia mengatakan, debu batu bara itu bisa datang kapan saja, terutama ketika angin kencang. “Pas anginnya kenceng aja, kadang siang kadang malem, pasti aja udah ketauan,” ungkapnya.
Menurutnya, datangnya kembali polusi debu batu bara ini mengakibatkan imbas pada para penghuni Rusunawa. “Dampaknya jelas, pernapasan, matanya jadi sakit, jadi gatel-gatel juga, itu sih yang dirasain ya,” jelasnya.
Sementara itu, Fatimah yang berada di gedung Blok B mengatakan, akibat datangnya polusi debu batu bara itu, ia mengalami beberapa luka di sekujur tubuhnya. Debu yang mencemari itu mengakibatkan rasa gatal yang berlebih. "Iya nimbulnya pada gatel-gatel, badan saya jadi pada luka gara-gara saya garuk-garuk terus, gatel kan,” ucap Fatimah.
Ia juga mengungkapkan, hal tersebut tidak terjadi padanya saja, namun, satu keluarga mengalami hal yang sama juga. “Satu keluarga saya kena gatel-gatel, semuanya kena dampak, semua orang pada gatel-gatel di rumpun,” ujarnya.
Fatimah awalnya tidak mengerti mengapa debu batu bara bisa datang kembali. Ia juga menjelaskan debu itu bukan sembarang debu karena warnanya sangat pekat. “Item banget, terus suka tiba-tiba menumpuk. Kalau pagi-pagi disapu, nanti sorenya ada lagi, ada lagi,” jelasnya.
Baca: DKI Cabut Izin Lingkungan PT KCN Karena Polusi Debu Batu Bara di Marunda
Debu batu bara terasa menusuk mata
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, memang betul debu terasa sekali menusuk mata ketika angin kencang tiba. Selain itu, terlihat beberapa warga di rusun tampak menyapu terus menerus. Satpam di salah satu gedung pun sesekali mengelap meja berulang. Kendati demikian, warga tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Humas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan pihaknya telah memasang Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) mobile di kawasan Marunda sebagai bentuk pengawasan pencemaran debu batu bara. Namun, ia belum bisa memastikan, mengapa polusi debu bisa terjadi kembali.
Menurut dia, soal polusi debu batu bara ini masih perlu menunggu hasil analisis. “Pekan depan saja ya, menunggu hasil evaluasi pantauan SPKU mobile yang sudah dipasang di sana, masih investigasi belum keluar analisisnya,” kata dia.
ALIYYU MEDYATI
Baca juga: Polusi Debu Batu Bara Muncul Lagi, Warga Marunda: Debunya Sama Hitam Pekat Kayak Sebelumnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.