Dugaan Intimidasi, Dua Pria Berbadan Tegap Datangi Kantor PBHI Malam-Malam

Rabu, 18 Januari 2023 16:01 WIB

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani. Foto: ANTARA/HO-Aspri/am.

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) didatangi dua orang berbadan tegap yang mengintai dan masuk ke dalam, yang dicurigai anggota polisi pada Senin malam kemarin. Ketua PBHI, Julius Ibrani, menilai hal ini sebagai bentuk intimidasi dan teror terhadap lembaga yang kritis terhadap pemerintah.

"Paling tidak kami melihat ini satu bentuk intimidasi atau teror," kata Julius ketika dihubungi, pada Selasa malam, 17 Januari 2023.

Julius menuturkan awalnya terpantau ada dua pria berbadan tegak datang mengendarai mobil Phanter dan parkir di depan kantor. Satu orang menggunakan baju merah, dan yang lain mengenakan batik lengan panjang dan tas selempang kecil.

Pria berbatik yang memakai tas selempang kecil turun dari mobil dan masuk ke kantor PBHI. Dua pria itu beralasan mau mendatangi salon di samping kantor PBHI.

Julius mencurigai keduanya bukan pendatang kesasar karena pintu kantornya cukup kecil, berwarna hitam, dan mencolok. Sehingga gampang dibedakan. "Padahal jelas kalau office hour sudah tutup dan dia ingin bertemu pimpinan mendiskusikan sesuatu, ada portal PBHI atau situs yang bisa dihubungi untuk bikin janji dan segala macamnya," ujar Julius.

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan pengurus PBHI biasa didatangi oleh Kepala Kantor Wilayah, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bahkan sering ada inspeksi dadakan dari kantor pajak, kunjungan Dinas Sosial terkait operasionalisasi organisasi, dan pintu PBHI selalu terbuka. "Tapi tidak dengan cara-cara menyelinap seperti itu," ucap dia.

Selanjutnya, kedua orang yang diduga anggota polisi itu tidak menjawab saat ditanyai identitas. Juga tidak menunjukkan identitas mereka ke pengurus PBHI. Jadi tidak diizinkan masuk dan keduanya diminta keluar.

Kedua pria tersebut dianggap tidak terbuka. Memberikan informasi tidak benar mengenai tujuan ke salon, tapi masuk ke pintu PBHI.

Terkait teror dan intimidasi, Julius mengatakan selama ini tidak ada ancaman fisik menyasar anggota PBHI. Namun, kedatangan dua orang berbadan kekar itu tampak menunjukkan gelagat tidak baik.

Kata dia, PBHI sudah banyak belajar soal teror dan intimidasi semacam itu. "Biasanya itu cara awal untuk ditindaklanjuti dengan berbagai bentuk intimidasi atau teror lebih nyata," ucap Julius.

Julius mengatakan lembaganya belum mengidentifikasi alasan kedua tamu tak diundang itu. Dia menduga teror itu terkait PBHI yang belakangan ini mengkritik Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Cipta Kerja. "Kalau kita belajar dari 2019, 2020, PBHI tergabung dengan teman-teman jejaring menolak UU ombnibus law Cipta Kerja se-Indonesia," kata Julius.

Baca juga: Demo Buruh Hari Ini Tolak Perpu Cipta Kerja, Massa: Semoga Hati Pemerintah Terbuka

Berita terkait

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

8 menit lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

7 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

11 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

22 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

23 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya