Penyidikan Dugaan Korupsi Tanah Pulo Gebang sejak 2022, Kenapa KPK Baru Geledah Gedung DPRD DKI?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 19 Januari 2023 16:24 WIB

Penyidik KPK membawa koper usai melakukan pengeledahan kantor DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Selasa 17 Januari 2023. KPK mengeledah kantor DPRD DKI Jakarta terkait pengumpulan alat bukti dugaan korupsi pengadaan tanah di Pulogebang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mengusut lagi dugaan korupsi pengadaan tanah di Pulo Gebang, Jakarta Timur. Penyidik KPK sebenarnya telah memulai penyidikan perkara ini pada 2022.

Bahkan, mantan Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik pernah dimintai keterangannya pada Kamis, 8 September 2022. Dia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan tanah Pulo Gebang oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pembangunan Sarana Jaya tahun 2018-2019.

"Dikonfirmasi antara lain terkait pengetahuan saksi mengenai pembahasan anggaran di DPRD DKI, di antaranya untuk pengadaan tanah yang berlokasi di Pulo Gebang," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Jakarta, Jumat, 9 September 2022.

Lusa lalu, 17 Januari 2022, penyidik KPK menggeledah Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat. Menurut Ali, penggeledahan tersebut adalah bagian dari pengumpulan alat bukti.

Penyidik mengamankan sejumlah barang bukti dari beberapa ruangan. Total ada enam ruangan yang diperiksa, salah satunya ruang kerja Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi di lantai 10. Kemudian ruangan kerja di lantai 8, 4, dan 2.

Advertising
Advertising

Penyidik juga menggeledah ruangan staf Komisi C DPRD DKI. Kepada Tempo, Ali menyampaikan, penggeledahan untuk keperluan proses penyidikan dapat dilakukan kapan pun.

"Sesuai kebutuhan dalam melengkapi alat bukti," ujar dia dalam pesan teksnya, Kamis, 19 Januari 2023.

Ali belum merespons apakah penggeledahan Gedung DPRD DKI dipicu lantaran adanya temuan alat bukti baru. Mantan jaksa KPK itu hanya menerangkan, proses penyidikan, terutama ditemukannya fakta anyar, memang dinamis.

"Terlebih setiap proses penyidikan pasti selalu dinamis fakta-fakta yang diperolehnya," jelas dia.

Kasus dugaan korupsi pengadaan lahan Pulo Gebang merupakan pengembangan dari perkara korupsi tanah Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Direktur Utama Sarana Jaya periode 2016-2021 Yoory Corneles Pinontoan dan kawan-kawan terbukti terlibat dalam korupsi pembelian tanah di Munjul.

Sarana Jaya membutuhkan lahan di Munjul dan Pulo Gebang untuk program pembangunan rumah DP nol rupiah. Nilai pembelian kedua lahan itu diduga digelembungkan dari nilai aslinya, sehingga pemerintah mengalami kerugian.

Selanjutnya tentang penjelasan M. Taufik

<!--more-->

Penjelasan M. Taufik
Usai diperiksa tahun lalu, Taufik menjelaskan soal penganggaran pengadaan tanah Pulo Gebang kepada tim penyidik KPK. "Saya jelaskan penganggaran. Itu kan usulan. Misalkan PMD, penyertaan modal daerah, itu diusulkan oleh BUMD kemudian masuk ke Bappeda," terang dia.

"Biasanya di Bappeda, ada tim, baru tim masuk pengajuan kepada kami, ke DPRD," lanjut eks politikus Partai Gerindra ini.

Kemarin awak Tempo telah berupaya mengontak Taufik untuk memperbarui informasi kasus ini. Akan tetapi, dia tak bisa dihubungi.

Dimulainya proses penyidikan mengindikasikan KPK telah menetapkan tersangka. Namun, hingga kini komisi antirasuah itu belum dapat menyampaikan pihak-pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka maupun uraian dugaan tindak pidana yang terjadi.

KPK akan menyampaikan setelah penyidikan dianggap cukup.

Baca juga: KPK Periksa M Taufik Soal Pengadaan Tanah Pulo Gebang, Telah Tetapkan Tersangka Tapi...

Ruang DPRD DKI yang digeledah
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan KPK menyambangi lantai 4 Gedung DPRD DKI. Di sana terdapat dua ruang fraksi, yakni PSI dan Partai Golkar.

Menurut Elva, ruangan Fraksi PSI bukanlah objek penggeledahan KPK. Penyidik hanya menyasar ruang Fraksi Partai Golkar.

"Kebetulan kami di lantai empat, satu lantai dengan Fraksi Golkar. Ketua Fraksi kami sudah pastikan ke Setwan (Sekretariat Dewan) dan pamdal (pengamanan dalam) bahwa penyidik KPK hanya memeriksa ruangan Fraksi Golkar", kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 18 Januari 2023.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Gembong Warsono menyebut ruang kerja rekan satu partainya yang bertugas di Komisi C Bidang Keuangan, Cinta Mega, turut digeledah. Ruangan Fraksi PDIP berada di lantai 8.

Cinta membenarkan pernyataan Gembong. Dia mengutarakan, penyidik mencari sejumlah data pembahasan Komisi C. “Iya, mencari data-data dokumen pembahasan lalu yang diambil datanya yang ada di Komisi C. Saya tidak mengeluarkan statement apa-apa, karena pembahasan terbuka,” ucap dia, Rabu, 18 Januari 2023.

Anggota Komisi Keuangan DPRD DKI itu mengatakan, dirinya sebagai anggota dewan tidak tahu-menahu soal belanja dinas. Sebab, dewan hanya membahas seberapa perlunya dinas tersebut diberikan pagu anggaran. “Saya akan mendukung jika diperlukan data-data,” ujar dia.

Baca juga: KPK Geledah Ruang Staf Komisi C, DPRD DKI Belum Tau Apa Masalahnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

2 jam lalu

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

7 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

8 jam lalu

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron lulusan Universitas Jember, Unair, dan Unpad itu melaporkan Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

8 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

14 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

15 jam lalu

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

KPK hentikan sementara aktivitas di rutan POM AL dan rutan Pomdam Jaya Guntur imbas kasus pungli yang berujung pemecatan 66 pegawai

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

17 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

1 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya