Dahsyatnya Kebakaran Depo Pertamina, Api Seperti Bertumpahan di Atas Rumah Warga
Reporter
Ihsan Reliubun
Editor
Iqbal Muhtarom
Sabtu, 4 Maret 2023 15:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mata lelaki 31 tahun itu berkaca-kaca mengisahkan kembali peristiwa nahas yang menewaskan teman nongkrong-nya akibat ledakan Depo Pertamina Plumpang di Tanah Merah, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat malam, 3 Maret 2023.
"Saya belum tahu itu dia, saya belum berani bilang dia tewas. Tapi tadi keluarganya datang nyari dia," kata Hardiansya mengingat temannya, Kifli, yang disebut hangus terbakar pasca-ledakan Depo Pertamina. Hardiansya menceritakan suasana mencekam itu kepada Tempo, sekitar 70 meter dari pusat kebakaran, Sabtu dinihari, 4 Maret 2023.
Kabar kematian Kifli dia terima dari seorang teman. Pria itu menunjukkan sebuah foto di ponsel. "Saya dikasih tahu sama orang. Ini orangnya (Kifli). Ini fotonya. Kepalanya sudah botak. Muka, badan, 90 persen terbakar," tutur Hardiansya, mengenang sebuah foto yang disebut sebagai Kifli, itu.
Hardiansya ragu karena foto yang tampak itu menunjukkan kepala lelaki itu sudah gundul dilalap api. Sementara Kifli, lelaki dengan perawakan gondrong setinggi punggung. Subuh itu, Tempo mengunjungi sebuah tempat parkir mobil.
Di tempat ini, tepat berdampingan dengan dinding Depo Pertamina, tujuh buah mobil hangus. Di belakangnya, rumah-rumah ratah tanah. Tak ada yang tersisa selain atap yang ambruk, beton gugur ke tanah. Saat itu, Tempo ditemani Yogi Maulana, 35 tahun.
Tak ada yang bersisa hanya ampas badan rumah
<!--more-->
Yogi menunjuk bekas bangunan di belakang tempat parkir. "Ini rumah Kifli, dia meninggal di sini," ujar Yogi, menunjuk reruntuhan bangunan. Di atas puing yang ambruk, satu dua pria berdatangan. Mereka mencakar panggalan dinding dan atap. Tak ada yang ditemukan, kecuali ampas badan rumah.
Yogi dan Hardiansya, adalah dua dari sekian saksi mata yang mencoba menerobos pusat ledakan. Tapi api begitu berkuasa di atas kaki dan tangan dua pria Tanah Merah itu. Hardiansya sendiri berhasil menyelamatkan dua orang. Tubuh mereka tersobek api dan terkapar di aspal.
"Sekujur badan udah putih semua. Baju udah robek, udah telanjang. Dia tergeletak di aspal, kakinya begini, sambil manggil-manggil gini, cuma enggak ada suaranya," kata Hardiansya, mengingat lagi seorang perempuan, yang baru diselamatkan dengan kaki terlipat karena terlilit kabel.
Di sudut lain, ia menemukan seorang pria. Tubuh lelaki itu rusak terbakar. Hardiansya langsung mengangkat lelaki itu. Menurut dia, dua korban yang ditolong punya luka di badan, 80 persen terbakar api.
Dia menuturkan, paling menakutkan bukan saja api yang tumpah di atas rumah warga. Tapi bau bahan bakar minyak dan gas menyengat membuat orang panik. "Dari asap dulu orang mulai keluar. Pas meledak semua berhamburan kayak semut," ujar dia.
Yang mengerikan bukan apinya, tapi bau bensinya...
<!--more-->
Dia berkisah, setelah orang-orang panik, ia membawa megafon. Lelaki itu berteriak meminta warga masuk setelah bau BBM dan gas semakin menyengat. "Yang ngeri bukan apinya. Tapi bau BBM, gas. Itu menyengat sekali," ucap dia. "Radiusnya 50 meter tercium sebelum meledak.
Tepat di sisi kiri gapura Mandiri VII, RT 012 RW 09, terdapat sebuah warung. Di situ, dua mayat geletak. Hardiansya melihat seorang perempuan di warung itu sudah tak bernyawa. "Kalau ibu-ibu di depan gapura itu udah enggak bergerak, sudah meninggal," kata pria kelahiran 17 April 1992 ini.
Di dekat gapura ada seorang pria berhasil diselamatkan bersama beberapa rekan lain. Selain dua orang yang dipindahkan dari si jago merah, ada empat korban lain digotong Hardiansya dibantu sejumlah pria, tak jauh dari tempat ledakan Depo Pertamina.
Begitu juga Yogi. Dia ikut menyelamatkan tiga korban. Mereka warga yang turut terbakar dan tak kuat menyelamatkan diri setelah dibungkus api. Yogi masih ingat suasana setempat.
Dia masih invat dua korban di dekat gapura Mandiri VII, berdampingan sebuah warung. Di situ, dua mayat tergeletak hangus. "Dua orang meninggal di sini," kata Yogi, menunjuk kios yang bangunannya hangus dilahap api.
Korban berjatuhan setelah api merayap ke rumah warga
<!--more-->
Yogi mengatakan, ketika bau menyengat dari pipa yang bocor, disusul ledakan. Korban berjatuhan setelah api merayap ke rumah warga. Bersama beberapa pria lain, dia menyisir lokasi sekitar untuk menyelamatkan korban yang jauh dari pusat ledakan.
Tiga orang tergeletak di jalan berhasil Yogi selamatkan. "Bajunya itu udah nempel sama kulit," tutur Yogi, warga RT 04 RW 02, sambil menunjuk bekas tempat orang yang ia selamatkan.
Sementara Hardiansya menyatakan tak bisa melupakan peristiwa nahas itu. Dia me teriris ketika menyelematkan seorang pria, dan lelaki lain tergelepar di aspal tak tertolong. Salah satunya, kata dia, tukang bakso di sekitar situ.
"Kalau enggak salah tukang bakso ini terbakar juga di sebelah kanan orang yang saya tolongin," ucap pegawai kebersihan di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, itu. Sementara di sudut lain yang terkepung api, ia menyaksikan seorang pria duduk lemas, dengan tangan menepuk-nepuk badan, mematikan api yang tumbuh di punggung.
"Ini kejadian yang tak bisa saya lupakan seumur hidup, ada orang terbakar hidup-hidup, tapi tak bisa saya tolong," ucap Ardiansyah, menunduk.
Pilihan Editor: Malam Horor di Balik Tembok Pertamina Plumpang, Warga Tewas dengan Tubuh Hangus Terbakar