TEMPO Interaktif, Jakarta: Perairan Kepulauan Seribu kembali tercemar minyak mentah. Dampak pencemaran menyebabkan rusaknya ekosistem sekitar.
"Tanaman Mangrove dan Terumbu karang banyak yang rusak," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Abdurrahman Andit ketika dihubungi Ahad (19/4).
Andit menerangkan, kabar pencemaran baru ia ketahui kemarin siang dari salah seorang stafnya. Dari laporan tersebut, kata dia, muntahan minyak mentah itu terlihat mencemari perairan di sekitar Pulau Gosong Sekati. "Hingga 2 mil (3 kilometer) laut," katanya.
Muntahan minyak mentah yang biasa disebut dengan tarbol itu juga mencemari perairan di pulau-pulau sekitar seperti Pulau Karang Beras, Kelurahan Pulau panggang, Kepulauan Seribu Utara. "Bentuknya cair dan pekat seperti aspal," kata Andit.
Untuk menanggulangi pencemaran tersebut, Andit mengaku telah meminta bantuan dari Kantor Pengelolahan Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu dan China National Offshore Oil Corporation, perusahaan minyak yang beroperasi di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Menurut Andit, pencemaran itu berasal dari dari perairan sekitar kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Pasalnya, kata dia, saat itu arus bergerak dari arah Timur. "Kejadiannya persis seperti kejadian pada bulan Oktober tahun lalu," katanya.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
4 Juli 2022
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.