Patroli Skala Besar, Polda Metro Awasi Pemuda Begadang dan Obat Terlarang

Minggu, 14 Mei 2023 02:36 WIB

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto (depan) saat Apel Patroli Skala Besar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat menjelang tengah malam 13 Mei 2023. ANTARA/Ilham Kausar

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengimbau anak muda di wilayah DKI Jakarta menghindari aktivitas begadang pada malam hari. Menurut dia, ada kecenderungan dari kegiatan berkumpul tak jelas para pemuda pada malam hari untuk berujung ke gangguan keamanan dan ketertiban

"Kepada anak-anak warga Jakarta yang usia anak-anak muda tentunya kalau ke luar-ke luar rumah ingat waktu," kata Karyoto saat diwawancarai di sela apel patroli skala besar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu malam.

"Kalau kita kerja tentunya jam kantor kan jam 5 selesai, atau jam 7 atau yang lembur tidak usah begadang-begadang cari masalah," ucapnya.

Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Suyudi Ario Seto, menekankan pesannya di lokasi yang sama untuk mengantisipasi peredaran obat-obatan telarang. Obat-obatan bersama minuman keras disebutnya bisa berkombinasi buruk dengan aktivitas kumpul-kumpul para pemuda tersebut.

"Tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita antisipasi terutama kepada anak-anak kita yang kadang kala berkumpul tapi mungkin mereka gunakan obat-obat atau minuman keras," kata Suyudi.

Advertising
Advertising

Dia mencontohkan pengungkapan kasus peredaran obat tramadol dan Hynixer oleh Polres Metro Jakarta Barat. Menurutnya, hampir 30 juta butir pil itu sangat mengancam karena beredar bebas dengan harganya yang murah.

Obat-obatan keras dan pencarian identitas para remaja disebutnya bisa memunculkan kegiatan yang meresahkan seperti tawuran, atau bahkan kiminalitas lainnya. Dari data yang dia miliki, Suyudi menambahkan, hampir 90 persen perbuatan tawuran menggunakan obat-obatan terlarang.

"Akibat yang timbul dari niat mencari kesenangan semata justru berujung keberingasan," katanya sambil menambahkan pesan agar petugas yang patroli di lapangan melakukan tes urine kepada mereka yang terindikasi penyalahgunaan obat-obatan.

"Kita wajibkan untuk dites urine, agar kita tahu jaringannya dan ini harus kita ungkap dan tangkap," tuturnya.

ANTARA

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

1 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

2 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

2 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya