TEMPO Interaktif, Jakarta:Yayasan Pelita Ilmu menggelar aksi simpatik obat AIDS murah di Bundaran Hotel Indonesia, Sabtu (17/5) pagi. Aksi yang dimulai pukul 10.00 WIB ini menuntut realisasi janji pemerintah mensubsidi obat AIDS sebesar Rp 200 ribu per orang setiap bulannya. Aksi ini merupakan salah satu upaya advokasi kepada pemerintah dan masyarakat dengan target memproduksi obat terapi antiretroviral (ARV) generik di dalam negeri, pada akhir 2003, kata Husein Habsyi, ketua panitia aksi. Menurutnya, dalam berbagai kesempatan Menteri Kesehatan Achmad Sujudi berjanji memberikan subsidi sebesar Rp 200 ribu. Diharapkan obat yang akan diproduksi PT Indopharma dapat dijual sebesar Rp 300 ribu untuk konsumsi penderita AIDS selama satu bulan. Dr. Toha Muhaimin, Ketua Yayasan Pelita Ilmu mengatakan saat ini baru ada obat ARV generik impor dari India dan Thailand seharga Rp 600 ribu. Harga itu termasuk murah bila dibandingkan obat dari Amerika yang masih mahal karena dipatenkan. Meski begitu tidak semua orang dapat mengakses ARV dari India atau Thailand karena masih tergolong mahal. Padahal obat ini harus dikonsumsi seumur hidup, katanya. Dalam aksinya itu, mereka membawa sejumlah spanduk bertuliskan, Jangan Biarkan Remaja Indonesia Meninggal Karena Obat!, Sediakan Obat AIDS Murah!, Obat AIDS Generik Buatan Indonesia Dibutuhkan Segera, Realisasi Subsidi Obat AIDS Rp 200 Ribu per Bulan. Dr. Jane Wilson, Manager Official UNAIDS tampak hadir untuk melihat jalannya unjuk rasa. Aksi ini bagus. Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah memiliki political will dalam menangani kasus ini. Hanya perlu sosialisasi lebih lanjut agar mendapat dukungan dari berbagai pihak, katanya pada Tempo News Room. Prof. Peter Piot, Direktur Eksekutif UNAIDS, menurutnya sudah berkunjung ke Indonesia minggu lalu untuk melihat bagaimana penanganan AIDS di Indonesia. Peter menegaskan janji pemerintah Indonesia dalam sidang kabinet sekitar Februari tahun lalu untuk memudahkan Odha mengakses ARV. (Anastasya Tempo News Room)
Berita terkait
SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan
3 menit lalu
SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan
Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.
Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak
23 menit lalu
Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak
Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.