Pemerintah Jakarta Bantah Asupan Gizi Panti Laras Buruk
Jumat, 29 Mei 2009 14:37 WIB
"Bukan karena pelayanan buruk dan gizi kurang," kata Prijanto usai melakukan inspeksi mendadak di panti sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 di jalan Kemuning nomor 17 Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (30/5).
Kasus kematian penghuni panti laras harus dilihat kasus per kasus. "Ada kemungkinan mereka sudah kurang gizi dulu sebelum masuk," kata Prijanto. Apabila sejak awal kronis, lanjut dia, susah diobati.
Dokter Jiwa di Panti Laras Cengkareng, Ronald Antoni, mengiyakan pernyataan Prijanto. "Mereka yang meninggal, memang sudah parah kesehatannya dari luar bukan karena asupan gizi kurang," kata dia.
Berdasarkan data Kepala Panti Laras, Ihud Saputra, di panti laras Cengkareng ada 614 penghuni. Padahal kapasitas idealnya 250 jiwa. Selama Januari-Mei 2009, di panti laras Cengkareng ada 37 penghuni meninggal.
Berdasarkan SK Gubernur DKI Nomor 2356/2005, setiap penghuni mendapat jatah Rp.15 ribu per hari untuk tiga kali makan. Jadi sekali makan seharga Rp 5.000. "Jangan dibandingkan beli makan di warteg," kata Prijanto. Dia mengingatkan bahwa harga jual di warteg sudah ada komponen keuntungan. "Di panti ini bahan makanan dibeli langsung dari pusatnya, jadi biaya bisa ditekan," tambahnya.
Menurut Prijanto, indeks makan 15.000 akan dievaluasi dan disesuaikan dengan analisis kebutuhan gizi. Apabila harga bahan makanan tidak melambung, dan standar gizi masih dipenuhi dengan indeks harga, "Tahun besok, kemungkinan tetap."
Di Jakarta ada empat panti laras, yaitu panti laras cengkareng, bina laras daan mogot, panti laras Cipayung dan panti laras Ceger.
RINA WIDIASTUTI