Top 3 Metro: Flyover Cisauk Wujudkan Mimpi Cisauk Bebas Macet, Warga Tangerang Geruduk Kantor Debt Collector karena Motor Ditarik

Kamis, 11 Januari 2024 07:03 WIB

Suasana lalu lintas di Jalan Raya Cisauk setelah flyover Cisauk dioperasikan. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler metropolitan pada Kamis pagi ini dimulai dari Flyover Cisauk beroperasi penuh. Pengguna jalan menyatakan, dengan adanya jembatan layang itu, mimpi Cisauk bebas macet jadi kenyataan.

Berita terpopuler lain adalah bentrok dua kelompok di Tangerang pada Selasa malam hingga Rabu dini hari karena motor ditarik debt collector. Puluhan warga menggeruduk sebuah ruko yang diduga menjadi kantor penagih utang (debt collector) di Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Berita terpopuler ketiga adalah Sekelompok warga eks Kampung Bayam yang kini menghuni paksa sejumlah unit hunian yang ada di kampung susun itu memilih terus bertahan. Mereka menilai 2 opsi yang ditawarkan Jakpro tidak memberikan solusi sama sekali.

Berikut 3 berita terpopuler kanal metropolitan pada Kamis, 11 Januari 2023:

1. Flyover Cisauk Beroperasi Penuh, Pengguna Jalan: Mimpi Cisauk Bebas Macet jadi Nyata

Supriadi, 35 tahun, memacu mobilnya dengan kecepatan 60 kilometer per jam saat melintasi Jalan Raya Cisauk, Kabupaten Tangerang. Dia menambah kecepatan kendaraannya ketika melintas di atas flyover Cisauk yang membentang sekitar 1,2 kilometer itu.

"Sekarang sudah bisa bablas, gak sampai lima menit," ujar pekerja swasta ini kepada Tempo, Selasa, 9 Januari 2024. Pria asal Rumpin, Bogor, ini bergegas menuju Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).

Sejak pembangunan flyover Cisauk rampung dan mulai dioperasikan akhir 2023, lalu lintas dari arah Bogor ke BSD dan sebaliknya relatif lancar meski volume kendaraan ramai terutama di pagi dan sore hari. "Sebelum ada flyover macetnya sangat parah, kadang antrean kendaraan mengular hingga 1 kilometer dan hampir tak kenal waktu," ujarnya.

Kemacetan parah menjadi makanan sehari hari pengguna jalan Raya Cisauk sejak puluhan tahun. "Dengan waktu tempuh yang tidak pasti, kadang 30 menit-60 menit lebih untuk melewati titik macet saja," ujar Supriadi

Advertising
Advertising

Setiap hari Supriadi menitipkan kendaraannya di TOD BSD. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya ke Jakarta menggunakan kereta Api melalui Stasiun Cisauk yang sudah terintegrasi dengan TOD. "Alhamdulillah, sekarang kalau mau ke TOD dan stasiun lebih enak dan leluasa waktunya."

Pengguna jalan lainnya, Randika, 27 tahun, mengatakan dengan adanya flyover ini kesemrawutan lalu lintas di jalan Raya Cisauk lebih tertata dan teratur. "Arah kendaraannya sudah jelas, flyover-nya juga nyaman. Cuma rambu-petunjuknya yang masih harus dilengkapi," kata warga Cisauk ini.

Randika yang bekerja di Kota Tangerang ini harus melewati jalan Raya Cisauk setiap pagi dan sore. Di jam sibuk itulah perjuangan terberatnya untuk menembus kemacetan di Cisauk.

Jika kondisi sedang parah, Randika membutuhkan 30 menit hingga 1 jam untuk bisa keluar dari titik macet. "Tapi saat ini alhamdulillah macetnya udah gak ada, mimpi Cisauk bebas macet jadi kenyataan," kata Randika.

Sebagai warga Cisauk dan pengguna jalan, Randika mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tangerang yang telah membangun jembatan layang ini.

Minim Rambu Petunjuk Arah
Pantauan Tempo hari ini, flyover Cisauk sudah ramai dilalui kendaraan roda dua, roda empat, hingga kendaraan berat seperti truk. Kendaraan dari arah Rumpin, Bogor, Jawa Barat maupun dari BSD, Serpong, Tangerang Selatan melintas tanpa hambatan melalui jembatan layang.

Kendaraan yang akan ke Stasiun Cisauk dari arah Serpong bisa belok kiri menggunakan jalan di bawah flyover. Sementara kendaraan dari arah Bogor, lewat jalur bawah dan memutar di bawah flyover. Sayangnya, rambu rambu penunjuk arah belum terpasang di jalur itu.

Tempo menjajal jembatan layang itu dan hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk sampai ke TOD dan Stasiun Cisauk.

Pemerintah Klaim Cisauk Kini Bebas Macet
Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mengoperasikan secara penuh flyover di Jalan Raya Cisauk setelah melalui tahap uji coba sejak 24 Desember 2023, tapi belum diresmikan.

"Kini sudah tidak ada lagi kemacetan di Cisauk," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid kepada Tempo, Kamis 10 Januari 2024.

Flyover Cisauk merupakan satu dari empat program Tangerang bebas macet yang digagas Pemerintah Kabupaten Tangerang. Tiga lainnya yang kini sedang dikerjakan berbarengan adalah pembangunan underpass Bitung di Jalan Raya Serang, perbaikan Jalan Raya Legok-Karawaci, dan perbaikan Jalan Raya Perancis, Dadap Kosambi.

Jembatan layang Cisauk mulai dibangun November 2022 dan menghabiskan Rp 200 miliar. Jembatan layang ini memiliki panjang 1,09 kilometer, panjang jembatan 525 meter dengan dua lajur masing-masing memiliki lebar 5,5 meter.

"Pembangunan jembatan layang mendesak untuk segera dilakukan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Cisauk yang disebabkan volume kendaraan sudah diatas ambang batas," kata Maesyal.

Menurut Maesyal, sumber kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di jalan Raya Cisauk selama ini adalah volume kendaraan yang padat, lampu merah, rel kereta api, dan putaran jalan yang tidak tertata. "Masalah itu numpuk di satu titik, sehingga terjadilah kemacetan parah," kata Maesyal.

Dengan dioperasikannya jembatan layang ini, ujar Maesyal, antrean kendaraan di lampu merah Cisauk telah teratasi. Begitu juga dengan perlintasan kereta api yang selama ini cukup menganggu lalu lintas kendaraan karena setiap 15 menit sekali harus ditutup.

"Lintasan kereta yang sangat aktif ini menyumbang faktor kemacetan dan antrean panjang kendaraan di jalan Cisauk, di sisi lain lintasan ini cukup berbahaya bagi pengguna jalan karena sering terjadi kecelakaan," kata Maesyal.

Maesyal menuturkan flyover ini juga menjadi salah satu fasilitas pendukung dalam optimalisasi stasiun KRL Cisauk yang dilengkapi dengan kawasan TOD. "Akses ke TOD dan stasiun Cisauk juga menjadi lancar," katanya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Iwan Firmansyah mengatakan Flyover Cisauk akan diresmikan antara Januari dan awal Februari ini. “Kami masih melakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang menyangkut keamanan dan pengguna jalan," kata Iwan.

Ia mengklaim pengguna jalan sudah merasakan dampak pembangunan jembatan layang dibiayai seluruhnya oleh APBD Kabupaten Tangerang itu. "Kurang lebih Rp 200 miliar, multiyears dua tahun anggaran 2022 dan 2023," kata Iwan.

Proses pembebasan lahan dilakukan pada 2020 sampai 2022, pembangunan fisik dimulai November 2022, dan selesai pembangunan Desember 2023.

Selanjutnya dua kelompok di Tangerang bentrok karena motor ditarik debt collector...

<!--more-->

2. Dua Kelompok Bentrok di Tangerang, Diduga karena Motor Ditarik Debt Collector

Puluhan warga menggeruduk sebuah ruko yang diduga menjadi kantor penagih utang (debt collector) di Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Kejadian ini berlangsung pada Selasa malam hingga Rabu dini hari tadi, 10 Januari 2024.

Warga setempat, Ifan, mengatakan kejadian ini dipicu warga yang tidak terima kendaraannya ditarik oleh debt collector. "Katanya, sih, gak terima karena motor ditarik, terus warga nyamperin ke sini. Karena kan ada kantor mereka di sini," ucap Ifan.

Menurut dia, bentrokan antara para terduga penagih utang dan warga bukan yang pertama kali terjadi di sini.

Warga lain, VK, mengatakan kelompok warga dan para terduga penagih utang sempat bentrok kemarin siang. "Orang kampung sana datang ke sini. Kemarin akses sampai ditutup. Sampai malam ini rame, kelar subuh," kata dia.

Hingga berita ini disusun Kapolsek Kelapa Dua Komisaris Stanlly Soselisa enggan merespon konfirmasi yang dilakukan wartawan.

Selanjutnya warga penghuni paksa Kampung Susun Bayam putuskan melawan...

<!--more-->

3. Usai Mediasi, Warga Huni Paksa Kampung Susun Bayam: Kami Putuskan Melawan

Konflik di Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum berujung. Sekelompok warga eks Kampung Bayam yang kini menghuni paksa sejumlah unit hunian yang ada di kampung susun itu memilih terus bertahan.

"Keputusan kami adalah melawan," ucap perwakilan dari warga itu, yang juga Ketua Kelompok Tani Madani Kampung Bayam (KTMKB), Muhammad Furkon, saat ditemui di Kampung Susun Bayam, Senin malam 8 Januari 2024.

Furkon memimpin kelompok warga eks Kampung Bayam di sana yang diklaimnya sebanyak 64 KK. Saat ditemui pada Senin malam itu, mereka sedang menggelar doa bersama setelah siang harinya memenuhi panggilan polisi di Polres Jakarta Utara.

Polisi memediasi kelompok warga itu dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang melaporkan pembobolan Kampung Susun Bayam yang terjadi sejak akhir November lalu. Dalam mediasi tersebut, Jakpro disebutkan menghendaki Furkon dan yang lainnya ke luar dari kampung susun itu sementara waktu, sambil menunggu persyaratan formal dengan pemerintah daerah selesai.

Warga eks Kampung Bayam sedang menggelar evaluasi bersama di Kampung Susun Bayam, usai pemeriksaan di Polres Jakarta Utara pada Senin malam, 8 Januari 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.

Jakpro menawarkan dua opsi kepada warga: kembali ke hunian sementara yang pernah mereka tinggali saat menunggu pembangunan Kampung Susun Bayam rampung dan tanahnya difasilitasi Pemda DKI. Atau, relokasi ke Rusun Nagrak, seperti yang sudah dijalani sebagian warga eks Kampung Bayam lainnya.

Menurut Furkon, kedua opsi itu tak memberikan solusi sama sekali. Alasannya, warga eks Kampung Bayam sudah memiliki pengalaman serupa, lebih dari satu tahun tak mendapat kepastian saat berada di hunian sementara.

"Kami ditelantarkan," katanya merujuk kepada Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi maupun Jakpro. "Selama ini tidak pernah ada informasi dan komunikasi kepada warga sama sekali," kata Furkon menambahkan.

Oleh karena itu, pada Senin malam itu, warga berunding sekaligus doa bersama untuk memutuskan sikap atas opsi yang ditawarkan Jakpro. Hasilnya, tak ada dari keduanya yang dipilih.

Furkon menyatakan tidak takut jika harus dipenjara karena memimpin pembobolan Kampung Susun Bayam. Apa yang dilakukan, menurutnya, berjuang mempertahankan hak.

Pemerintahan DKI Saat Ini Tak Merasa 'Berutang'

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lewat Sekda Agus Setyono, sebelumnya telah menegaskan bahwa harus bersedia pindah ke tempat yang telah disediakan. Versi Agus, kompensasi atau ganti rugi telah diberikan kepada seluruh warga eks Kampung Bayam dampak proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Bahkan, dia menambahkan, Pemprov DKI pun telah memberikan pilihan dan menyiapakan Rusun Nagrak untuk ditempati. "Siapa yang mau di Nagrak ya silakan, kalau mau ke tempat lain ya silakan," ujar Agus, Senin, 8 Januari 2023.

Direktur Utama PT Jakpro Iwan Takwin mendata sebanyak 642 KK sudah menerima ganti untung atas relokasi yang harus dijalani karena pembangunan JIS. Dia juga menjelaskan, menurut sejarah Kampung Bayam, warganya adalah penggarap lahan milik Pemprov DKI Jakarta sehingga dipandang tidak memiliki hak atas tanah yang ditempatinya.

Karena alasan itu, Pemprov DKI memberikan solusi agar warga pindah ke rusun. Di Nagrak, Iwan menuturkan, unit hunian memiliki tipe 36 dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dapur, dan balkon untuk menjemur pakaian.

Selain itu, ada fasilitas umum seperti lift, masjid, taman bermain anak, lapangan olahraga, tempat parkir sepeda motor, dan juga bus sekolah. "Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 111 tahun 2014, penghuni rusun saat ini hanya perlu membayar tagihan air dan listrik per unit," katanya.

Pernyataan Iwan dan Agus saat itu sekaligus merespons pernyataan yang datang dari mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan--kini salah capres. Menurut Anis, semua sudah tuntas di Kampung Bayam.

"Tinggal diberi izin dan itu soal kewenangan aja. Mau diberikan atau tidak," kata Anies sambil menambahkan, "Menurut saya itu harusnya diberikan."

Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Sebut Potensi Hujan Guyur Jabodetabek 3 Hari ke Depan

Berita terkait

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

3 jam lalu

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkab Tangerang Turut Meriahkan Pawai Mobil Hias di HUT Ke-44 Dekranas

1 hari lalu

Pemkab Tangerang Turut Meriahkan Pawai Mobil Hias di HUT Ke-44 Dekranas

Suasana meriah terpancar dari parade mobil hias kriya dan budaya yang diikuti oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dalam rangka memeriahkan perayaan HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas)

Baca Selengkapnya

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

1 hari lalu

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

Mustari, 60 tahun, mati di tangan anak kandungnya sendiri setelah mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul menggunakan paving block di Tangerang

Baca Selengkapnya

Viral Petugas Jatuh dari Pintu Pesawat TransNusa di Bandara Soekarno-Hatta

2 hari lalu

Viral Petugas Jatuh dari Pintu Pesawat TransNusa di Bandara Soekarno-Hatta

Seorang petugas terjatuh dari pintu pesawat Transnusa di Bandara Soekarno-Hatta saat persiapan terbang menuju Bali.

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan Penjaga Toko Baju, Kejari Kabupaten Tangerang Terima Pelimpahan Tersangka

3 hari lalu

Kasus Pembunuhan Penjaga Toko Baju, Kejari Kabupaten Tangerang Terima Pelimpahan Tersangka

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tangerang akan menjerat tersangka pembunuhan itu dengan pasal penganiayaan dengan mengakibatkan kematian.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Firasat Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Lihat Kondisi Bus, Ojol Geberek Lapak Tambal Ban Sebar Ranjau Paku

6 hari lalu

Top 3 Hukum: Firasat Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Lihat Kondisi Bus, Ojol Geberek Lapak Tambal Ban Sebar Ranjau Paku

Orang tua siswa SMK Lingga Kencana Depok kecewa pihak sekolah memaksakan jalan dengan kondisi bus yang tidak baik.

Baca Selengkapnya

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

6 hari lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Jeritan Warga Pantura Tangerang Kena Pembebasan Lahan PSN PIK 2, Sebut Belum Dibayar sudah Diuruk

7 hari lalu

Jeritan Warga Pantura Tangerang Kena Pembebasan Lahan PSN PIK 2, Sebut Belum Dibayar sudah Diuruk

Pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dituding mematikan mata pencaharian petani padi dan tambak.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Mencuri Emas Senilai Rp 100 Juta di Tangerang, Asem Babak Belur Diamuk Massa

10 hari lalu

Mencuri Emas Senilai Rp 100 Juta di Tangerang, Asem Babak Belur Diamuk Massa

Asem, 30 tahun, menjadi bulan bulanan warga yang emosi karena ulahnya mencuri di toko emas di Tangerang.

Baca Selengkapnya