DKI Ingin Tambah Zona Rendah Emisi, Klaim Tebet Eco Park dan Kota Tua Sukses Tekan Polusi

Minggu, 21 Januari 2024 18:18 WIB

Pantauan udara jembatan Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Juli 2023. Tebet Eco Park kembali meraih penghargaan bergengsi bertaraf internasional yakni President's Design Award Singapore. Taman yang dibangun pada era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu memenangkan Design of The Year 2023. Sebelumnya, Tebet Eco Park juga memenangkan Semec Gold Award dan Singapore Landscape Architecture Awards (SILA) pada 12 Desember 2022 lalu. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sedang mengkaji lokasi yang akan dijadikan zona rendah emisi atau Low Emission Zone (LEZ). Hal ini sebagai tindak lanjut dari komitmen perluasan kawasan rendah emisi.

Menurut Humas DLH DKI Jakarta Yogi Ikhwan, perluasan LEZ ini sebagai salah satu strategi pengendalian kualitas udara Jakarta. Mengingat, hasil evaluasi terhadap dua kawasan rendah emisi di Kota Tua dan Tebet Eco Park menunjukan dampak baik.

"Hasilnya efektif, sehingga ini menjadi acuan dalam memperluas kawasan rendah emisi ke depannya," kata dia melalui pesan WhatsApp, Ahad, 21 Januari 2024.

Efektifitas tersebut, kata Yogi, dibuktikan dengan parameter polutan yang secara konsisten berkurang. "Kami letakan SPKU (stasiun pemantau kualitas udara) Mobile, terbukti parameter polutannya konsisten berkurang," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan kualitas udara di Jakarta sempat mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun- tahun sebelumnya.

Advertising
Advertising

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya ada rendahnya curah hujan diperiode tersebut. “Dibandingkan 2022, konsentrasi PM2.5 di 2023 cenderung lebih tinggi terutama pada musim kemarau," ujarnya.

Fenomena itu dipengaruhi munculnya gejala El Nino yang menyebabkan curah hujan rendah dalam periode lebih lama hingga Oktober. Bahkan pengaruhnya berlangsung hingga Desember 2023.

Menurut dia, data tahunan itu diambil dari seluruh SPKU yang tersebar diseluruh wilayah Jakarta. Saat ini, DLH DKI memiliki 12 SPKU yang bertaraf reference grade dan akan ditambah di tahun ini.

“Ditambahkan lagi sembilan ditahun ini. Targetnya 25 SPKU reference-grade di 2025, jumlah ini merupakan jumlah yang ideal,” ucap Asep.

Selain menambah jumlah SPKU, DLH DKI akan menguatkan regulasi peningkatan kualitas udara, salah satunya melalui zona rendah emisi.

Pilihan Editor: Dirut Jakpro: Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun di JIS Asalkan ...

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

8 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

12 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

18 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

22 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

30 hari lalu

Siklon Tropis Olga, Kualitas Udara Jakarta, dan Gelombang Tinggi Saat Mudik di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini Selasa pagi ini, 9 April 2024, dipuncaki artikel yang menjelaskan keberadaan dan pengaruh dari Siklon Tropis Olga,

Baca Selengkapnya