TPN Ganjar-Mahfud Apresiasi Pencabutan Laporan terhadap Butet Kartaredjasa: Jangan Kriminalisasi yang Mengkritik

Senin, 5 Februari 2024 19:30 WIB

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis memberikan kketerangan pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2024. Konferensi pers tersebut membahas perkembangan kasus hukum Aiman Witjaksono atas dugaan Polisi tidak netral dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyatakan relawan Jokowi telah mencabut laporan polisi terhadap Butet Kartaredjasa. Sebelumnya, seniman monolog asal Yogyakarta itu dilaporkan ke Polda DI Yogyakarta oleh Projo alias Pro Jokowi karena melontarkan pantun yang dianggap sebagai ujaran kebencian saat kampanye Ganjar-Mahfud di Kulon Progo.

"Pencabutan ini tentu harus diapresiasi, tapi yang paling penting adalah jangan hanya laporan pada Butet Kartaredjasa," kata Todung di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Senin, 5 Februari 2024.

Ia mengatakan tidak boleh ada kriminalisasi kepada mereka yang menyampaikan kritik dan berpendapat. Menurut dia, penyampaian kritik dan pendapat adalah bagian dari kebebasan berekspresi. "Dan itu tidak boleh dilakukan di negara demokratis, karena itu membunuh kebebasan berekspresi," ujarnya.

Todung Mulya Lubis meminta kepada polisi untuk tidak memproses laporan yang dalilnya karena pendapat atau kritik yang disampaikan seseorang. Ia menilai kepolisian memiliki kewajiban untuk tidak memproses laporan tersebut.

Butet Kartaredjasa menanggapi pencabutan laporan atas dirinya itu. "Menkominfo (Budi Arie) itu sudah mengurangi beban polisi. Polisi kan kerjaannya banyak," katanya melalui Zoom, Senin, 5 Februari 2024.

Advertising
Advertising

Budayawan kawakan ini juga bicara soal Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meminta agar laporan terhadapnya dicabut. Ia menilai jika Jokowi mencoba mengingatkan relawannya supaya tidak sibuk cari muka dan menjadi penjilat.

Butet juga mengatakan agar polisi mencabut laporan serupa yang telah menjerat banyak orang. "Semua yang didiskriminasi, mereka yang berjuang untuk demokrasi dan konstitusi, yang dipolisikan harusnya dicabut," ucapnya.

Sebab, kata dia, semua rakyat Indonesia adalah teman Jokowi, bukan Butet saja. Meski laporan polisinya sudah dicabut, Butet menyebut tidak menyesal atas penyampaian pendapatnya itu. "Kalau saya geger otak, sakit jiwa, saya menyesal. Orang saya sehat, konsisten toh," kata Butet.

Pilihan Editor: Puluhan Massa Orasi di Depan Kantor YLBHI dan KontraS, Minta Isu Pemakzulan Jokowi Dihentikan

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

7 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

7 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

9 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

10 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

11 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

11 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

11 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

12 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

13 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

14 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya