TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan massa dari Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur Cinta NKRI datang dan berorasi di depan Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Senin siang, 5 Februari 2024. Koordinator KontraS Dimas Bagus Arya menyebut kantornya didatangi puluhan massa dari kelompok tersebut sekitar pukul 12.45.
Dimas mengatakan puluhan massa itu berorasi perihal harapan untuk menjaga persatuan dan kondisi di Indonesia. "Mereka menitikberatkan sebenarnya soal wacana pemakzulan yang dalam waktu ke belakang mengemuka di publik," kata Dimas, Senin, 5 Februari 2024.
Menurutnya, kelompok ini berasumsi YLBHI dan KontraS berperan soal isu-isu pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Sehingga mereka kemudian menyampaikan aspirasi pendapat bahwa lembaga-lembaga ini stop melakukan upaya-upaya yang sifatnya provokatif," ucapnya.
Dimas mengatakan keresahan soal kepemimpinan Jokowi ini tak hanya diungkapkan oleh KontraS. Menurut dia, ada banyak elemen masyarakat sipil yang mendengungkan soal penyelamatan demokrasi. "Dan ini bukan sebuah gerakan by design, ini gerakan organik, gerakan rakyat," katanya.
Ia menilai kejadian ini juga berkenaan dengan upaya mendorong pihak kepolisian untuk menindak masyarakat yang kritis. "Enggak cuma aparat, tapi juga bagaimana kemudian elemen masyarakat dibenturkan dalam hal ini," ujarnya.
Ketua YLBHI Muhammad Isnur mengatakan puluhan massa itu hanya berorasi, tidak ada pengrusakan. Sejumlah petugas kepolisian juga berjaga di sekitaran kantor. "Terkait penyebab kami tidak tahu. Kronologi juga tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan sama sekali," ucapnya ketika dihubungi, Senin, 5 Februari 2024. Isnur menyebut puluhan massa itu datang ke Kantor YLBHI sekira pukul 11.00.
Isnur menduga aksi tersebut berhubungan dengan tindakan intimidasi dan pembubaran paksa yang terjadi di Universitas Trilogi, Jakarta. Ketika itu mahasiswa yang tengah rapat konsolidasi seputar "Pemilu Curang dan Pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi)" diintimidasi oleh preman.
"Kami melihat ini ada relasi yang sama dengan intimidasi dan pembubaran paksa diskusi yang dilakukan teman-teman kemarin di Kalibata," ujarnya.
Isnur menilai puluhan massa yang datang ke kantornya itu berasal dari pihak yang sama. Menurut dia, aksi tanpa pemberitahuan ini patut diduga sebagai bagian dari prakondisi untuk mendorong kepolisian mengusut atau menangkap masyarakat yang kritis.
Ia menilai sejumlah massa ini beranggapan jika kritikan dari YLBHI merupakan bagian dari provokasi. "Itu sangat berbahaya bagi kebebasan berekspresi karena cara-cara yang mengintimidasi dan mengancam," ucapnya.
YLBHI, kata Isnur, kini tengah menelusuri peristiwa ini. Adanya kejadian ini, Isnur menaruh curiga apakah ada korelasinya dengan pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran. "Kami melihat pola yang sama bahwa yang digerakkan ini semacam vigilante atau PAM Swakarsa," ucap Isnur. Ia mengimbau untuk seluruh elemen masyarakat, terutama non governmental organization atau NGO, mahasiswa, para guru besar, dan jurnalis untuk berhati-hati dengan upaya intimidasi ini.
Pilihan Editor: Cerita di Balik Rapat Mahasiswa Diintimidasi 15 Preman, Dilarang Mendemo Jokowi