Jejak Terakhir Anggota FBR yang Tewas di Kamar Kos Depok

Sabtu, 10 Februari 2024 06:20 WIB

Tim Inavis mengevakuasi jasad pria yang ditemukan tewas di kos-kosan lantai 2 Azizan In Depok Jalan Masjid Jami Al Istiqomah RT. 3/6 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis, 8 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Tampak masih basah dengan gundukan tanah merah, di atasnya bertabur kembang tujuh rupa, di sisi bagian depan tertancap sebuah nisan kayu warna cokelat yang dituliskan nama Indra Zulkarnain (42 tahun), anggota Forum Betawi Rempug (FBR). Sebuah makam baru itu dibuat di tepian dekat tembok dalam area Tempat Pemakaman Umum Tugu Cimanggis, Kota Depok.

Endang Dwi Wahyuni (48 tahun) sebagai kakak kedua Indra mengatakan, makam itu baru dibuat sekitar pukul 09.00 pada Jumat, 9 Februari 2024. Keluarga langsung memakamkan Indra setelah jenazah tiba dari Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, pada pukul 02.00 dini hari. “Sebenarnya udah berapa hari yang lalu meninggal, baru ketahuan kemarin itu,” kata Endang, pada Jumat, 9 Februari 2024.

TEMPO mengunjungi rumah Indra yang berada di wilayah Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok pada Jumat sore. Hunian tersebut berada di perumahan padat penduduk dengan akses jalan yang sempit dan berliku melewati gang.

Halaman sekitar rumah Indra dipasangi terpal warna biru dan merah, ada pula kursi plastik warna merah dan hijau, serta tiga kursi kayu yang posisinya berantakan. Rupanya para pelayat baru saja meninggalkan lokasi usai pemakaman.

Cerita soal Indra pun dimulai di ruang tamu rumahnya. Selain Endang yang ditemui, ada ayah Indra bernama Mahfudin Effendi, serta istri Indra bernama Dita Ayu Saputri (41 tahun). Wajah mereka masih tampak sedih, nada bicara selama percakapan pun rendah.

Advertising
Advertising

Indra Zulkarnain ditemukan tewas dengan posisi tubuh tergeletak di atas kasur warna biru yang berada di dalam indekos nomor 12 lantai 2 Azizan Inn Depok, Jalan Masjid Jami Al Istiqomah Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok. Tubuhnya masih mengenakan kemeja dan celana panjang, serta sepatu merek Nike kombinasi warna putih dan biru tua.

Jenazah Indra ditemukan sekira pukul 13.00 pada Kamis, 8 Februari 2024. Kondisi tubuhnya sudah membengkak dan tercium bau busuk, wajahnya tertutup bantal warna merah, serta ada bercak darah di bagian kepala hingga ke perut yang mengenai kemeja dan celana.

Penemuan itu disaksikan tetangga kamar kos yang awalnya sudah mencium bau busuk sejak Selasa, 6 Februari 2024. Ketika ditelusuri asal bau, ternyata ada satu mayat laki-laki yang tergeletak.

Endang Dwi Wahyuni tidak menyangka penemuan adiknya di dalam kamar kos, sebelum pergi dari rumah pun Indra hanya mengatakan ingin ke wilayah Jalan Pekapuran, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. “Kita gak ada yang kenal sama yang kos di situ,” ucapnya.

Dia menjelaskan bahwa adiknya pergi dari rumah menunggangi sepeda motor Yamaha V-Ixion warna silver pada Minggu, 4 Februari 2024. Pakaian yang dikenakan saat penemuan dengan saat berangkat dari rumah pun tidak berbeda.

Sebelum Indra berangkat, Endang tidak merasa ada suatu kejanggalan dari adiknya tersebut. Bahkan masih tampak bercanda dengan sang istri, Dita, beserta dua anaknya yang berusia 18 tahun (laki-laki) dan 15 tahun (perempuan).

Hari pun berganti, saat Senin hingga Kamis, telepon Indra tidak pernah diangkat. Status pemanggilan lewat telepon hanya ‘memanggil’, bukan ‘berdering’. “Tidak pernah bisa dihubungi sampai ketemu sama warga,” tuturnya.

Indra diketahui sebagai anggota organisasi massa Forum Betawi Rempug (FBR). Pekerjaannya serabutan dan sering pergi keluar, pernah beberapa hari tidak pulang pada hari yang sama.

Endang menuturkan, Indra merupakan anak ketiga dari empat saudara. Adiknya adalah seorang polisi golongan bintara yang bertugas di Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok.

Informasi penemuan Indra di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pun dilaporkan oleh warga sekitar ke Polres Metro Depok. “Jadi dari adiknya Pak Indra sendiri memberi tahu,” tuturnya.

Menurut Endang, Indra memang terbiasa pergi dua atau tiga hari, pihak keluarga pun memahami aktivitasnya. Walau begitu, komunikasi dengan keluarga masih terjalin, jika dibutuhkan pun segera langsung pulang ke rumah.

Kecemasan keluarga mulai timbul pada hari Senin, 5 Februari 2024, karena Indra sama sekali tidak bisa dihubungi. Bahkan rekan sesama anggota FBR yang menghubungi Indra, nihil ada jawaban.

Keluarga hanya menghubungi orang-orang yang sekiranya tahu keberadaan Indra. Nihil juga, tidak ada yang tahu keberadaan ayah dua anak tersebut.

“Kita juga bingung mau hubungi ke mana, gak punya kontak teman-temannya yang ada di mana-mana,” ujar Endang.

Dia mendapatkan informasi bahwa pada Minggu, 4 Februari lalu, masih ada teman yang melihat Indra di sekitar Jalan Raya Jakarta-Bogor, tidak jauh dari tempat tinggal. Tapi tidak diketahui lagi ke mana laki-laki itu pergi.

Sebelum berpisah dengan suaminya pada Minggu, 4 Februari 2024, Dita Ayu tidak diceritakan soal masalah atau perselisihan yang sedang dihadapi sang suami. Pribadi Indra dikenal dengan sosok yang humoris di lingkungan keluarga, namun tertutup soal cerita kesehariannya saat di luar.

Ketika pulang ke rumah, kata Dita, tidak pernah ada masalah dari luar yang dibicarakan bersama keluarga. Iklim rumah tangga yang dibangun oleh Indra selama ini harmonis hingga menjelang akhir hayat.

Sebelum pergi hari itu, Indra juga masih sempat bercanda dengan anak-anak. “Mau pergi aja tuh rebutan kaos kaki sama anaknya yang perempuan,” ucap Dita.

Endang menduga kematian adiknya itu akibat dibunuh. Dia mendapatkan informasi bahwa ada luka tusuk pada bagian leher Indra.

Meskipun sudah tiada, Endang mengatakan keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Indra. Tapi masih terheran dengan tindakan pelaku yang berani merenggut nyawa seseorang seperti itu.

Sekaligus juga dalam benak berharap agar terduga pelaku bisa ditangkap. “Kita masih penasaran, kenapa bisa begitu?” kata Endang.

Bekas Komandan Koordinator Lapangan FBR Wilayah Cimanggis Muhammad Nur alias Jek Nur juga mengenal sosok Indra Zulkarnain sebagai sosok yang tidak pernah membuat masalah. Dia mengenal Indra cukup baik hingga dewasa, rasa hormat tidak terlewat ketika bertemu dengan senior di FBR.

Jek Nur mengatakan Indra terdaftar sebagai anggota FBR sekitar 4 tahun lalu. Setiap anggota pun diberikan kartu tanda anggota sebagai identitas.

Dia mengatakan, awalnya pada Senin itu, Indra tidak serta merta diartikan menghilang. Aktivitas Indra beberapa waktu sebelumnya pun juga pernah keluar rumah dalam waktu beberapa hari, tapi masih memberi kabar kepada keluarga.

Jek Nur berharap agar kepolisian bisa menemukan terduga pelaku dalam kasus ini. "Saya yakin karena Polisi Republik Indonesia sudah jago sekarang kan,” kata Jek Nur saat ditemui di rumahnya di wilayah Cimanggis.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok Komisaris Polisi Suardi Jumaing mengatakan, penyidik masih menelusuri penyebab kematian Indra. Autopsi pun telah dilakukan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. "Setelah autopsi baru kita informasikan lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban," kata Suardi, Jumat, 9 Februari 2024.

Pada saat penemuan jenazah, terdapat ponsel, amplop kosong, proposal dari FBR koordinator lapangan Pal Depok, uang tunai Rp 290 ribu, kartu keanggotaan FBR, KTP, dan bukti pembayaran kos. Polisi pun memeriksa tetangga dan pemilik kos untuk mengetahui aktivitas korban sebelum tewas.

Kapolres Metro Depok Komisaris Besar Polisi Arya Perdana tidak merinci soal luka-luka yang didapat korban. Dia memilih menunggu bukti berdasarkan hasil visum et repertum korban.

Tetapi usia kematian korban diperkirakan lima hari sebelum ditemukan. “Kami belum bisa bilang, kan hasilnya (autopsi) belum keluar," ucap Arya.

M. FAIZ ZAKI | RICKY JULIANSYAH

Pilihan Editor: Pria Ditemukan Tewas di Kos-kosan Depok Diduga Korban Pembunuhan

Berita terkait

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

10 jam lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

14 jam lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

1 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

1 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

1 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

1 hari lalu

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Jakarta dengan pangkat taruna tingkat satu meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

2 hari lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

2 hari lalu

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

Kasatlantas Polres Metro Depok mengimbau masyarakat percaya kemampuan sendiri dan ikut prosedur dan tidak meminta bantuan ke calo SIM.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya