TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan menuju Jakarta Internasional Stadion (JIS), lokasi kampanye akbar calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar padat tak bergerak pada Sabtu, 10 Februari 2024. Jadwal kampanye akbar ini dimulai pada 06.00 WIB.

Pantauan TEMPO, jalan menuju kawasan JIS padat bahkan kendaraan para pendukung di parkirkan kawasan Jiexpo, Kemayoran, atau berjarak 4,7 kilometer dari JIS. Massa pendukung sudah datang menggeruduk lokasi.

Mereka membawa atribut kampanye seperti bendera partai dan spanduk dukungannya. Menuju masuk pintu stadion, peserta kampanye diharuskan berjalan sekitar satu kilometer.

Pantauan TEMPO tepat di depan Stadion JIS, ada tiga orator yakni dua melakukan orasi di mobil dan satu berorasi di panggung luar JIS. Dalam orasinya, mereka mengeklaim bahwa kedatangannya adalah inisiatif sendiri dengan biaya pribadi tanpa ada amplop.

Ada pula orang yang terlihat membagi-bagikan buntalan berisi buah salak. “Sorry ye, datang ke TPS besok tanggal 14 Februari coblos Anies. Kita datang suka rela ke sini tidak ada amplop,” kata salah satu orator perempuan di panggung depan JIS.

Dia juga mengklaim membawa bekal makanan sendiri. “Anies hanya punya doa tidak punya amplop, bukan anak presiden. Kami anak bangsa Indonesia, ” tuturnya.

TEMPO melihat massa kampanye akbar tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dibawa orang tuanya untuk datang ke acara. Bahkan di tengah massa depan panggung terdapat spanduk pencalonan anggota DPR bernama Robi Nurhadi dari Partai NasDem.

Tertera ada door prize Rp 1 Juta per orang jika mengikuti arahan dalam pamflet itu. Saat salah satu petugas penjaga spanduk ditanya apa maksud dari pamflet itu, menjawab pemberian hadiah Rp 1 Juta untuk orang yang membagikan pamflet kampanyenya dan capres-cawapres untuk dibagikan ke masyarakat lain. “Ini untuk yang mau membagikan ke masyarakat dengan cara download ini,” kata penjaga spanduk itu.

Pilihan Editor: Ini Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar JIS dan GBK Imbas Kampanye Akbar Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran