LBH Padang dan Keluarga Yakin Afif Maulana Tewas Karena Disiksa, Bukan Melompat dari Jembatan Kuranji

Selasa, 2 Juli 2024 12:28 WIB

Keluarga Afif Maulana, turut hadir dalam aksi Serbu Polda Sumbar yang diadakan LBH Padang dan mahasiswa di depan Polda Sumbar pada Rabu 26 Juni 2024. TEMPO/Tiara Juwita

TEMPO.CO, Jakarta - "Tidak, saya yakin seyakin-yakinnya anak saya tidak melompat, karena tidak ada tanda-tanda di badannya jatuh dari ketinggian," kata Afrinaldi, ayah Afif Maulana di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin, 1 Juli 2024. Kematian Afif, 13 tahun, hingga kini masih menimbulkan banyak tanda tanya.

Keluarga almarhum dan kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang terus mencari keadilan untuk Afif. Mereka yakin korban tidak melompat dari jembatan. Melainkan disiksa oleh anggota Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) saat berpatroli menangani tawuran.

Hal ini diyakini lantaran beberapa tanda-tanda saat jasad Afif ditemukan mengambang di bawah Jembatan Kuranji, Padang, Ahad, 9 Juni lalu. Direktur LBH Padang, Indira Suryani mengatakan dengan tegas, Afif dan beberapa korban lain mengalami penyiksaan. "Tidak ada perubahan statement yang kami sampaikan," ujar Indira.

Indira mengungkap, bahwa kuasa hukum dan keluarga tidak seperti Polda Sumbar, yang kerap mengubah pernyataan dari waktu ke waktu perihal kronologi kematian Afif. Mulai dari lebam, lanjutnya, lalu mengatakan melompat, yakin melompat, serta forensik yang mengatakan korban terpeleset. "Itu suatu keanehan luar biasa dalam kasus ini."

Ketika melakukan ekspos kasus dengan Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Indira menuturkan bahwa ada keterangan dari dokter forensik yang menyebutkan ada dugaan Afif terpeleset. Kepolisian juga menjanjikan rekaman CCTV, tapi sampai kini, pihak keluarga belum menerimanya.

Advertising
Advertising

Keterangan yang terus berbeda saat polisi menyampaikan hasil penyelidikan membuat keluarga makin yakin bahwa anaknya memang disiksa. Sebab, mau melompat atau terpeleset, kata Indira, kondisi jasad Afif ditemukan banyak luka lebam seperti tanda-tanda kekerasan. Kepada Tempo, Afrinaldi menyatakan menemukan banyak luka tak wajar saat memandikan jasad putra sulungnya. Mulai dari bekas luka lebam di punggung, pinggang, tangan, juga luka di perut mirip sepatu besar.

"Tetapi memang hasil forensik itu mengatakan kakinya bersih, kepala bersih, tidak ada luka apa-apa. Yang menyebabkan dia meninggal adalah patah tulang rusuk sebelah kanan, 6 buah lalu kena ke paru-parunya," kata Indira.

Selain itu, posisi jasad Afif juga telungkup, tidak seperti orang yang memang melompat dari ketinggian belasan meter. Ketika Anggun (ibunda Afif) menunjukkan foto mayat Afif yang mengambang, berkali-kali, kuasa hukum keluarga itu mengatakan, almarhum tidak telungkup, tapi telentang dengan tangan yang terkepal dan terapung-apung. "Afif tidak ditemukan miring ke kiri atau kanan, dia ditemukan terapung dengan tangan terkepal, tidak nyungsep ke bawah tapi telungkup."

Bukti-bukti tadi merupakan alasan kuat dari pihak keluarga dan kuasa hukum bahwa ada tanda kekerasan. "Meyakinkan kami ada dugaan penyiksaan sangat kuat terjadi," ucapnya. Maka dari itu, Anggun Anggraeni bersikeras agar buah hatinya mendapatkan keadilan. "Keadilan untuk Afif Maulana, anak saya," ujar Anggun menahan air mata.

Hasil Penyelidikan Polda Sumatera Barat Simpulkan Afif Melompat

Penyataan dari keluarga ini datang setelah Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menyampaikan hasil penyelidikan meninggalnya siswa SMP di Padang itu. Suharyono mengungkap, hasil penyelidikan ini berdasarkan keterangan 49 saksi, pemeriksaan tempat kejadian perkara, serta berdasarkan hasil visum dan autopsi terhadap korban Afif Maulana.

Dia menyebutkan 49 saksi itu terdiri dari personel Sabhara Polda Sumbar yang melaksanakan tugas pencegahan tawuran pada saat kejadian, saksi umum, "serta teman korban sebagai saksi kunci," ujar Suharyono, Ahad, 30 Juni 2024.

Teman Afif berinisial A menjadi saksi kunci dalam kasus ini. Ia adalah teman yang berboncengan sepeda motor dengan Afif maulana saat kejadian pada Minggu, 9 Juni 2024. A berperan sebagai orang yang membonceng.

Pada saat keduanya berada di atas Jembatan Kuranji, korban dan saksi A terjatuh. Korban mengajak saksi A untuk melompat dari jembatan namun ditolak oleh A. "Saksi kunci A menolak ajakan korban untuk melompat dari jembatan dan lebih memilih untuk menyerahkan diri ke Polisi, ini sesuai dengan keterangan saksi A," kata Suharyono.

Saksi A tercatat dua kali menyampaikan kepada Polisi bahwa temannya melompat dari Jembatan Kuranji yang tingginya mencapai 12 meter. Pertama disampaikan saat ia diamankan oleh Personel Sabhara di atas Jembatan Kuranji, yang kedua disampaikannya saat telah dikumpulkan di Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kuranji bersama pelaku tawuran lain.

Namun informasi itu tidak digubris oleh Personel Sabhara karena Polisi tidak percaya ada yang nekat melompat dari ketinggian kurang lebih 12 meter itu, personel juga fokus mengamankan pelaku lain serta barang bukti senjata tajam dari lokasi. "Keterangan dari saksi A itu telah membantah narasi yang berkembangan bahwa Afif tewas karena dianiaya oleh Polisi kemudian dibuang ke bawah jembatan Kuranji, itu tidak benar."

Suharyono menegaskan keterangan yang ia sampaikan adalah fakta hukum dari pemeriksaan keterangan-keterangan saksi, bukan asumsi atau tudingan-tudingan belaka.

Berdasarkan hasil autopsi diketahui Afif Maulana mengalami patah tulang iga sebanyak enam buah yang kemudian menusuk paru-paru hingga korban tewas. Suharyono mengatakan dari fakta-fakta di atas, polisi menarik kesimpulan bahwa korban meninggal setelah melompat dari jembatan demi menghindari kejaran Polisi, sehingga tidak ada unsur tindak pidana di sana.

"Itu kesimpulan sementara dari hasil penyelidikan kami, jika memang nanti ada pihak yang mengajukan bukti serta bukti baru akan kami tampung dan penyelidikan dibuka kembali," katanya.

Pilihan Editor: Polda Sumbar Simpulkan Afif Maulana Tewas Karena Lompat dari Jembatan Kuranji

Berita terkait

Kronologi Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Bermula dari Wanprestasi

6 jam lalu

Kronologi Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Bermula dari Wanprestasi

Seorang pemuda berinisial MRR diduga mengalami penyiksaan dan penyekapan di sebuah cafe di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Polisi Periksa Ibu Korban

12 jam lalu

Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Polisi Periksa Ibu Korban

Seorang pemuda di Duren Sawit diduga menjadi korban penyekapan dan penyiksaan selama tiga bulan

Baca Selengkapnya

3 Hal Soal TKP Penemuan Mayat Afif Maulana yang Diduga Rusak

14 jam lalu

3 Hal Soal TKP Penemuan Mayat Afif Maulana yang Diduga Rusak

Saat ditemui di Mabes, tim advokasi Afif Maulana menyampaikan tiga kejanggalan yang dilakukan Kapolda Sumbar.

Baca Selengkapnya

Kapolda Sumbar Klaim Punya Bukti Afif Maulana Bawa Pedang, Ini Tanggapan LBH Padang

15 jam lalu

Kapolda Sumbar Klaim Punya Bukti Afif Maulana Bawa Pedang, Ini Tanggapan LBH Padang

Direktur LBH Padang, Indira Suryani, menyatakan masih mendalami foto atau video Afif Maulana memegang pedang.

Baca Selengkapnya

LPSK Masih Telaah Permohonan Perlindungan Para Saksi dan Keluarga Afif Maulana

15 jam lalu

LPSK Masih Telaah Permohonan Perlindungan Para Saksi dan Keluarga Afif Maulana

Wakil Ketua LPSK Susilaningtyas mengatakan sejauh ini terdapat enam orang yang mengajukan permohonan perlindungan termasuk keluarga Afif Maulana.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Afif Maulana, IPW Desak Kapolri Evaluasi Kapolda Sumatera Barat

16 jam lalu

Soal Kematian Afif Maulana, IPW Desak Kapolri Evaluasi Kapolda Sumatera Barat

IPW mendesak Kapolri mengevaluasi Kapolda Sumatera Barat yang dinilai tak profesional dalam penanganan kasus kematian Afif Maulana.

Baca Selengkapnya

LBH Padang Nilai LPSK Terlalu Birokratis karena Tak Kunjung Beri Perlindungan di Kasus Afif Maulana

16 jam lalu

LBH Padang Nilai LPSK Terlalu Birokratis karena Tak Kunjung Beri Perlindungan di Kasus Afif Maulana

LPSK disebut belum juga memberikan perlindungan dalam kasus Afif Maulana.

Baca Selengkapnya

IPW Nilai Kapolda Sumatera Barat Antikritik Tangani Kasus Kematian Afif Maulana

16 jam lalu

IPW Nilai Kapolda Sumatera Barat Antikritik Tangani Kasus Kematian Afif Maulana

Sejak awal menangangi kasus kematian Afif Maulana, ia menilai Kapolda Sumatera Barat terkesan tidak serius.

Baca Selengkapnya

Usut Kasus Kematian Afif Maulana, Kak Seto akan ke Padang

19 jam lalu

Usut Kasus Kematian Afif Maulana, Kak Seto akan ke Padang

Ketua LPAI Seto Mulyadi mengatakan selama ini telah mengawal kasus Afif Maulana melalui LPAI Sumatera Barat. Kak Seto akan berangkat ke Padang.

Baca Selengkapnya

Polda Sumbar Buka Posko Pengaduan Kasus Afif Maulana, Masyarakat Diundang Beri Kesaksian

20 jam lalu

Polda Sumbar Buka Posko Pengaduan Kasus Afif Maulana, Masyarakat Diundang Beri Kesaksian

Polda Sumbar membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang hendak melaporkan kesaksiannya atas kematian Afif Maulana.

Baca Selengkapnya