Korupsi Lahan DP Nol Rupiah di Pulo Gebang, Saksi Ungkap Adanya Mark-up Pembelian Tanah

Selasa, 2 Juli 2024 12:44 WIB

Mantan Dirut Pembangunan Sarana Jaya, Yoory Corneles Pinontoan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Plt. Direktur Utama Sarana Jaya periode 2021 Indra S Arharrys mengakui ada mark-up pada pembelian tanah proyek pengadaan lahan untuk program DP Nol Rupiah di Kelurahan Pulo Gebang, Jakarta Timur. Dalam perkara korupsi pengadaan lahan ini, bekas Dirut Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan jadi terdakwa.

Dalam kesaksiannya, Indra menyebut tanah untuk program DP Nol Rupiah dibeli dengan harga Rp 6.950.000 per meter. Total pembelian tanah Rp 219 miliar untuk luas 41.876 meter persegi. "Per meternya kalau melihat dokumen negosiasi itu kan di Rp 6.950.000 per meter," kata dia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada PN Jakarta Pusat pada Senin, 1 Juli 2024.

Menurut Indra, permohonan pembayaran uang muka pembelian tanah yang diajukan Rp 71,5 miliar. Dalam prosesnya, kata dia, permohonan yang dimaksud tidak dilengkapi dengan lampiran appraisal harga dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang seharusnya terlampir di Bukti Uang Keluar (BUK).

Eks Dirut Sarana Jaya itu menyebut harga appraisal KJPP untuk tanah di Pulo Gebang hanya Rp 4 juta per meter. Namun, untuk mengambil keuntungan sepihak, Indra pun berdiskusi dengan KJPP sehingga metode perhitungan harga appraisal diubah.

"Jadi waktu itu baru dikasih alternatif setelah diskusi dengan KJPP. Katanya itu bisa mnggunakan metode investasi kalau enggak salah, sehingga bisa di atas Rp 6.950.000," ujarnya.

Advertising
Advertising

Ia pun memutuskan untuk menggunakan metode pendapatan dengan pendekatan nilai investasi setelah mendapat persetujuan dari Dirut Sarana Jaya saat itu, Yoory C Pinontoan.

Metode tersebut digunakan agar perhitungan harga appraisal tanah Pulo Gebang di atas nilai transaksi. Perubahan metode itu, kata Indra, dilakukan agar harga appraisal tanah yang dibeli tidak menggunakan harga pasar.

Tidak puas dengan jawaban Indra saat ditanya soal nilai pembelian tanah, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun membacakan barang bukti laporan penilaian pembelian tanah. Dalam laporan disebutkan bahwa pembelian tanah untuk program DP Nol Rupiah di Pulo Gebang Rp 7.869.369 per meter dengan total mencapai Rp 322 miliar.

Selama jalannya persidangan, JPU KPK beberapa kali meminta Indra untuk jujur dalam memberikan kesaksian. Sebab, JPU menilai Indra berusaha untuk menutup-nutupi perkara.

Jaksa pun menyimpulkan bahwa selisih mark up harga akhir pembelian tanah untuk program DP nol sangat besar. Apabila menggunakan harga pasar, nilai appraisal tanah yang dimaksud hanya Rp 4 juta per meter dengan total Rp 167 miliar, bukan Rp 322 miliar.

Pilihan Editor: Majelis Hakim Minta Anak dan Ibu Berdamai Soal Harta Warisan Agar Aib Keluarga Tak Terbuka ke Publik

Berita terkait

IM57+ Institute Minta Pansel KPK Jemput Bola ke Tokoh yang Dipercaya Publik

8 jam lalu

IM57+ Institute Minta Pansel KPK Jemput Bola ke Tokoh yang Dipercaya Publik

Pansel KPK diminta melakukan jemput bola untuk mencari pimpinan lembaga antirasuah selanjutnya yang kredibel

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kantor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Singgung Ada Hambatan

10 jam lalu

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kantor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Singgung Ada Hambatan

Bareskrim Polri sedang mengusut dugaan korupsi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Drakor The Whirlwind: Rahasia Politik, Saling Sandera, Berkuasa dengan Segala Cara

14 jam lalu

Drakor The Whirlwind: Rahasia Politik, Saling Sandera, Berkuasa dengan Segala Cara

Drakor tak melulu menyajikan cerita asmara. The Whirlwind bisa menjadi rekomendasi jika ingin menyaksikan kisah permainan kotor para politisi.

Baca Selengkapnya

6 Pernyataan Menarik Megawati Saat Pidato di Sekolah Partai PDIP Soal Jokowi, Ketua KPU, KPK dan Hasto

17 jam lalu

6 Pernyataan Menarik Megawati Saat Pidato di Sekolah Partai PDIP Soal Jokowi, Ketua KPU, KPK dan Hasto

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah pernyataan menarik saat berpidato di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta kemarin.

Baca Selengkapnya

H-10 Penutupan Pendaftaran, Jumlah Pendaftar Capim KPK Mencapai 40 Orang

21 jam lalu

H-10 Penutupan Pendaftaran, Jumlah Pendaftar Capim KPK Mencapai 40 Orang

Wakil Ketua Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi atau Pansel KPK, Arif Satria mengungkapkan, jumlah pendaftar calon pimpinan (Capim) dan calon dewan pengawas (Dewas) KPK bertambah menjelang H-10 penutupan. Berdasarkan laporan per Jumat sore, 5 Juli 2024, total jumlah pendaftar Capim dan Dewas KPK mencapai 79 orang, dari yang sebelumnya 62 pendaftar.

Baca Selengkapnya

Deputi OIKN Diperiksa KPK sebagai Saksi dalam Kasus Korupsi LNG Pertamina

1 hari lalu

Deputi OIKN Diperiksa KPK sebagai Saksi dalam Kasus Korupsi LNG Pertamina

KPK memanggil Deputi Investasi dan Pendanaan Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara Agung Wicaksono sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Cerita Megawati Tantang Hasto Temui Penyidik KPK Rossa: Orang Dia Manusia Juga

1 hari lalu

Cerita Megawati Tantang Hasto Temui Penyidik KPK Rossa: Orang Dia Manusia Juga

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi pemanggilan Sekjen partainya, Hasto Kristiyanto oleh KPK.

Baca Selengkapnya

Di Pleidoi, SYL Merasa Dizalimi atas Tuntutan 12 Tahun Penjara oleh Jaksa KPK

1 hari lalu

Di Pleidoi, SYL Merasa Dizalimi atas Tuntutan 12 Tahun Penjara oleh Jaksa KPK

Atas tuntutan itu, SYL merasa dizalimi karena dianggap melakukan perbuatan yang tidak pernah dilakukan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Penerangan Jalan Tenaga Surya, Kementerian ESDM: Kami Dukung Penegakan Hukum

1 hari lalu

Dugaan Korupsi Penerangan Jalan Tenaga Surya, Kementerian ESDM: Kami Dukung Penegakan Hukum

Polri tengah mengusut dugaan korupsi proyek PJUTS di Kementerian ESDM tahun 2020 dengan nilai kontrak Rp108 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Jumlah Bansos Presiden yang Dikorupsi Mencapai 6 Juta Paket

1 hari lalu

KPK Sebut Jumlah Bansos Presiden yang Dikorupsi Mencapai 6 Juta Paket

KPK sedang menyidik dugaan korupsi bansos presiden pada Kementerian Sosial yang disalurkan saat pandemi Covid-19

Baca Selengkapnya