2 Tahun Lalu Gempar Pembunuhan Brigadir Yosua di Tangan Atasannya, Motif Ferdy Sambo dan Gerombolannya
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 8 Juli 2024 17:47 WIB
Dari rumah Saguling rombongan lalu menuju ke rumah dinas di Duren Tiga. Kali ini Susi tidak ikut serta. Rekaman kamera pengawas atau CCTV di sekitar rumah dinas menunjukkan Putri tiba pukul 17.09 WIB. Dua menit berselang, Ferdy Sambo tiba setelah sempat berputar balik melewati dua rumah tetangganya. Dia terlihat masih memakai seragam dinas.
Kamera pengawas tetangga rumah dinas merekam Ferdy Sambo menjatuhkan pistol. Senpi itu diduga HS-9 milik Brigadir J yang disita Ricky. Rekaman juga memperlihatkan Brigadir J berada di pekarangan sebelum kedatangan Ferdy Sambo. Ferdy Sambo kemudian mengajak Brigadir J yang sedang berada di teras ikut masuk.
Bharada E mengungkapkan Brigadir J diperintahkan berlutut menghadap pintu kamar mandi sebelah tangga lantai dasar dengan tangan berada di atas kepala. Bharada E mengaku posisinya berada di depan Brigadir J. Sementara Ferdy Sambo di sebelahnya. Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan hitam dan menggenggam pistol. Sedangkan Ricky dan Kuwat berdiri di sisi kiri dan kanan Brigadir J.
Richard melepaskan tembakan pistol Glock 17 miliknya sebanyak tiga kali dari jarak sekitar dua meter. Menurut Bharada E dalam keterangan kepada polisi, tak ada pemukulan atau interogasi dalam peristiwa itu. Tubuh Brigadir J langsung tersungkur setelah ditembak. Ferdy Sambo mengakhiri eksekusi dengan menembak dua kali bagian belakang kepala Brigadir J.
Setelah mengeksekusi Brigadir J, Ferdy Sambo menembaki tembok di sekitar tangga sebanyak tiga kali. Kemudian dia juga mengoleskan sisa jelaga di sarung tangan hitamnya ke tangan Brigadir J. Olesan jelaga itu diduga untuk membuat alibi terjadi tembak-menembak. Kepada polisi, Ferdy Sambo mengaku ajudannya itu tewas karena baku tembak dengan Bharada E.
Hilangkan barang bukti sabotase CCTV
Untuk menutupi kejahatannya, Ferdy Sambo berupaya menghilangkan barang bukti. Kadiv Propam Polri itu menyuruh anak buahnya menghapus rekaman CCTV di sekitar rumah Duren, yang menjadi tempat kejadian pembunuhan Brigadir J. Bahkan dia sempat membentak bawahannya yang menjelaskan isi rekaman tersebut.
“Saya memerintahkan mengamankan dan menghapus CCTV tersebut,” kata Sambo dalam BAP yang sempat dilihat Tempo.
Sambo memerintahkan anak buahnya mengecek rekaman CCTV di lingkungan Komplek Polri itu setelah kejadian pembunuhan Brigadir J pada 8 Juli. Pada 13 Juli 2022, Karo Paminal Propam Brigjen Hendra Kurniawan dan Wakaden B Ropaminal Propam Polri AKBP Arif Rahman Arifin menemui Sambo di ruangannya untuk menyampaikan temuan isi rekaman CCTV tersebut.
Dalam pertemuan itu, awalnya Hendra yang memberikan penjelasan tentang rekaman CCTV. Namun, Sambo tidak memberikan tanggapan apa pun. Setelah itu, giliran Arif yang menjelaskan hasil temuannya. Mendengar penjelasan Arif, Sambo langsung menghardik. “Tidak seperti itu, masa kamu tidak percaya sama saya,” kata Sambo.
Ferdy Sambo langsung bertanya siapa saja yang sudah melihat rekaman tersebut. Arif menjawab ada empat orang yang sudah melihat, yaitu Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit.
“Kalau bocor berarti kalian berempat yang bocorin dan disimpan di mana video tersebut?” tanya Sambo. Arif menjawab di laptop dan flashdisk milik Kompol Baiquni Wibobo. Sambo memerintahkan untuk menghapus dan memusnahkan semuanya.
Skenario palsu penyebab kematian Brigadir J
Skenario palsu pun dibuat dan diumumkan Polri pada 11 Juli 2022 melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. Pihaknya mengatakan kejadian bermula saat Brigadir J memasuki kamar pribadi Ferdy Sambo. Dia disebut melakukan pelecehan terhadap Putri yang sedang istirahat. Putri pun berteriak minta tolong.
“Update kasus penembakan yang terjadi di Duren Tiga pada 8 Juli 2022 seperti yang saya jelaskan tadi, yaitu terjadi ketika Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam, di mana pada saat istri Kadiv Propam sedang istirahat,” kata Ramadhan kepada wartawan di Gedung Divisi Humas Polri, Senin, 11 Juli 2022.
Karena panik, Brigadir J lantas berlari keluar kamar. Bharada E yang saat itu berada di lantai 2 bergegas memeriksa. Kala menuruni tangga, dia mendapati Brigadir J keluar dari kamar Ferdy Sambo. Bharada E pun bertanya apa yang terjadi kepada Brigadir J. Namun pertanyaan itu dibalas dengan tembakan. Akibat tembakan itu, terjadilah baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
“Mendengar teriakan dari ibu, maka Bharada E yang saat itu, berada di lantai atas. Menghampiri dari atas tangga yang jaraknya dari Brigadir J itu kurang lebih 10 meter. Bertanya ada apa, tetapi direspons dengan tembakan yang dilakukan Brigadir J,” kata Ramadhan.
Ramadhan menegaskan, saat kejadian Ferdy Sambo tidak ada di rumah. Putri menelepon dan setelah beberapa saat Ferdy Sambo datang yang selanjutnya menghubungi Kapolres Jaksel untuk dilakukan olah TKP. Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi dan alat bukti di TKP, ada 7 proyektil yang ditembakkan Brigadir J dan 5 proyektil yang dikeluarkan Bharada E.
Selanjutnya: Terbongkarnya skenario palsu penyebab kematian Brigadir J