Gunungan Sampah Sambut Pengunjung Pantai Marunda

Reporter

Editor

Selasa, 24 November 2009 18:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bau bangkai dan anyir langsung menyesaki dada. Sampah bertumpuk dan berserakan di pantai publik, di kawasan Pantai Marunda, Jakarta Utara. Gunungan sampah di pinggiran pantai sepanjang bahkan hanya sekitar lima ratusan meter dari Rumah Pitung sudah teronggok hampir satu bulan lamanya.

Berdasar pengamatan Tempo, sampah di lokasi yang mulai ditumbuhi tanaman bakau ini kebanyakan berupa sampah pelastik dari limbah rumah tangga. Bahkan di beberapa titik terdapat bangkai tikus dan kucing ikut menjadi satu dengan onggokan sampah itu.

Pemandangan dan bau tidak sedap ini menghiasi gerbang lokasi wisata pesisir yang kerap dikunjungi warga sekitar pada setiap akhir pekan. Padahal, pintu masuk pantai yang terletak di belakang kompleks rumah susun milik Marunda itu berjarak sekitar dua ratus meter dari bibir pantai.

"Sampah-sampah ini terbawa air pasang," kata Sudirman, 63 tahun, nelayan di kawasan pantai Marunda, saat ditemui Tempo, Selasa (24/11). "Umumnya sampah ini berasal dari Kali Baru dan Cilincing."

Menurut Sudirman, warga di sekitar pantai publik Marunda khawatir kondisi itu bisa berakibat pada penurunan pengunjung. Sehingga bisa berakibat terhadap berkurangnya pendapatan warga sekitar yang biasa berjualan makanan dan minuman.

Advertising
Advertising

Witiarsi, 46 tahun, pemilik warung makan kerang hijau di sekitar pantai juga merasakan kekahawatiran serupa. "Kalau terus bau sampah, bisa-bisa orang-orang yang datang ke sini tidak selera makan lagi," ujar ibu tiga anak ini.

Biasanya, ia melanjutkan, sampah-sampah tersebut dibersihkan dan diangkut kapal pengeruk sampah. Tapi, sudah lebih dari tiga minggu, kapal yang dioperasikan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara itu tidak pernah datang lagi.

Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara Indra Wijaya membenarkan bahwa kapal pengeruk sampah sudah lama tidak beroperasi di kawasan pantai Marunda. Sehingga, ia tidak bisa memastikan kapan sampah-sampah di pantai publik, kawasan pantai Marunda, bisa dibersihkan. "Satu dari lima kapal pengangkut sampah yang ada sedang rusak, dan sudah lebih dari tiga minggu ini," kata Indra.

Akibatnya, kapal pengeruk sampah yang tersisa hanya mampu mengangkut sampah di daerah Muara Baru dan hutan mangrove. Sedangkan pantai Jakarta Utara memiliki panjang sekitar 32 kilometer. "Selebihnya, kami tidak sanggup," ujar dia.

Lima kapal pengeruk sampah yang dimiliki Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara terdiri dari satu kapal besar dan empat kapal kecil. Kapasitas total sampah yang bisa terangkut dalam sehari adalah sekitar 50 meter kubik. "Sedangkan sampah yang ada jauh melebihi dari kapasitas yang ada," katanya. "Apalagi kalau hujan datang, sampahnya bisa lebih banyak lagi."

WAHYUDIN FAHMI

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya