TEMPO Interaktif, Jakarta -Usai pembacaan surat Yasin dan Tahlil, pemuka agama membacakan doa dalam peringatan 40 hari wafatnya K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) , malam ini di Ciganjur. Pembacaan doa masing-masing dari perwakilan pemuka agama Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, hingga dari aliran kepercayaan. Selanjutnya disambung pemutaran film repertoir perjalanan hidup Gus Dur.
Sementara itu, sebagian tamu mulai meninggalkan acara. Sisanya mengerumuni penjual suvenir yang berada di depan rumah, dekat jalan masuk. Bermacam tanda mata tentang tokoh pluralisme itu dijual. Antara lain kaos, cakram (compact disc), buku, poster, dan gantungan kunci.
Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?