Pengosongan rumah di Kompleks TNI, Jl. Otista III, Jakarta (22/12/09). TEMPO/Andika Pradipta
TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah beorasi bergantian di dalam kompleksnya, sejak Senin (8/2) pagi, warga Kompleks Hankam Otista 3 memilih untuk turun ke jalan. Mereka hendak kembali menyuarakan hak mereka atas rumah-rumah yang akan dieksekusi TNI. Ikut serta dalam orasi ini, Mayjen (Purn) Saurip Kadi.
"Saya akan mendukung mereka semua. Kita bersama-sama berjuang untuk hak yang seharusnya menjadi milik mereka," katanya.
Warga Kompleks Hankam sengaja melakukan aksi ini setelah ada perintah pengosongan lima rumah sebelum tanggal 7 Februari 2010 kemarin. "Kami melakukan ini untuk mempertahankan hak kami," kata Haryo Unggul, salah satu warga yang menjadi koordinator aksi ini.
Menurut Haryo, selama ini pihak TNI sama sekali tidak membuka pintu dialog untuk keluarga-keluarga yang menempati rumah-rumah yang akan dieksekusi.
"Setiap kali keputusan eksekusi datang, tidak ada pembicaraan kepada orang-orang yang telah lama menempati rumahnya. Padahal kami merasa berhak atas rumah kami, kami yang membayar pajaknya setiap tahun," katanya.
Warga melakukan aksi unjuk rasa dengan berjalan berkeliling kompleks mendatangi rumah-rumah yang sudah dieksekusi. Sebelumnya sudah ada tiga rumah yang dikosongkan pada Desember 2009 lalu. Selain itu, mereka juga berorasi di depan rumah Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto yang juga terdapat dalam kompleks.