Perda Pengendalian Unggas Akan Terus Diberlakukan

Reporter

Editor

Jumat, 12 Februari 2010 17:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah tak bergeming dengan tuntutan sejumlah pedagang unggas. Larangan pemeliharaan dan pengolahan unggas di seluruh wilayah Jakarta akan terus ditegakkan.

“24 April 2010 adalah batas awal pemberlakuan aturan tersebut,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian, Edy Setyarto dalam konferensi pers di Balaikota, Jumat (12/2).

Edy menerangkan, ketentuan itu merupakan implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas. Ketentuan itu, kata dia, dibuat untuk mengatasi sejumlah masalah seperti ayam tiren, ayam berformalin, flu burung dan pencemaran lingkungan. "Isu itu kerap membuat harga ayam berfluktuasi,” ujarnya.

Selama ini, kata Edy, ayam yang dikonsumsi warga Jakarta di sejumlah pasar tradisional berasal dari sejumlah wilayah penampungan. Ayam-ayam tersebut dibeli oleh sejumlah pedagang yang tersebar di sekitar 1.200 rumah potong. “Rata-rata setiap lokasi memotong 25 hingga 500 ekor per hari,” ujar Edy.

Melalui ketentuan yang baru, kata Edy, setiap pedadang diminta untuk merelokasi usaha pemotongan hewan ke luar wilayah Jakarta. Usaha mereka juga harus didukung oleh tekonologi pendingin agar ayam yang dikonsumsi masyarakat masih dalam keadaan segar. “Sebagian pedagang menerima anjuran tersebut,” ujarnya.

Edy menjelaskan, pengelolaan rumah pemotongan hewan nantinya hanya akan terkonsentrasi di lima wilayah. Kelima tempat itu berada di Rawa Kepiting, Kartika, Pulogadung, Cakung, dan Petukangan.

“Kelima tempat itu mampu menyuplai 400 ribu ayam dari sekitar 600 ribu ayam yang dibutuhkan Jakarta,” ujarnya. Sejumlah pedagang ayam memprotes pemberlakuan perda tentang unggas.

Mereka menilai peraturan tersebut akan menggilas keberadaan usaha pengolahan ayam skala kecil dan hanya akan menguntungkan pengusaha besar dan negara pengimpor.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

12 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

12 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

22 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

39 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

40 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

58 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

59 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya