Listrik Sampah Bantar Gebang Didistribusikan 8 Maret
Senin, 22 Februari 2010 21:56 WIB
TEMPO Interaktif, Bekasi - Listrik yang diproduksi dari pembangkit sampah Bantar Gebang akan disalurkan langsung sistem 20 kilovolt Bekasi, untuk kemudian didistribusikan ke masyarakat. Jumlah produksi awal sebanyak dua megawatt, mulai didistribusikan pada 8 Maret nanti.
Asisten Manajer Perencanaan Perusahaan Listrik Negara Area Pelayanan dan Jaringan Bekasi, Yata Sukmapuruhata, mengatakan listrik dari pembangkit sampah sudah pasti dibeli PLN. "Tetapi soal harga belinya masih negosiasi di tingkat PLN Jawa Barat dengan pengelola Bantar Gebang," kata Yata, kepada Tempo, Senin (22/2).
Mekanisme distribusi listrik sampah adalah, dari pembangkit sampah pararel ke gardu listrik Dinas Kebersihan DKI di pangkalan lima Kecamatan Bantar Gebang, terkoneksi ke sistem 20 Kv Bekasi, kemudian ke pelanggan rumah tangga.
Menurut Yata, pihaknya telah mengkaji potensi listrik sampah Bantar Gebang itu. Hasilnya, cukup bagus dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan penerangan pelanggan.
Site Manager Gas Engine Navigat Organic Energy Bastian Bachtiar, mengatakan produksi listrik sampah masih terbatas karena baru dua mesin (gas engine) yang beroperasi, yaitu dua megawatt. "Satu mesin memproduksi satu MW listrik," katanya.
Mekanisme produksi listrik terbilang sederhana. Gas metan sampah dari tempat pembuangan akhir masuk ke filter atau alat penyaring untuk memisahkan gas dengan air. Sistem penyaringan ini, kata Bastian, sangat dibutuhkan karena kandungan air pada sampah sangat tinggi.
Dari penyaringan itu, gas melewati berbagai proses yang fungsinya, mengkondisikan gas metan yang akan dibakar lebih kering.
Setelah melalui proses pengeringan, gas metan masuk ke mesin pembangkit yang disebut gas engine. Di sana motor pembakaran terjadi akibat adanya proses kimiawi akibat adanya bahan bakar dan udara, sehingga menimbulkan efek ledakan. Dari efek ledakan itulah yang menggerakkan altenator atau piston, yang kemudian menghasilkan listrik. "Untuk memproduksi listrik satu MW membutuhkan sekitar 350 meter kubik per gas metan," kata Bastian.
Proyek listrik sampah dikerjakan oleh PT Godang Tua Jaya dengan PT Navigat Organic Energy, dengan nilai total investasi Rp 700 miliar. Proyek tersebut akan berjalan selama 15- 20 tahun kedepan.
Direktur Umum PT Godang Tua Jaya Roni Sitorus, mengatakan target produksi sampah Bantar Gebang sebanyak 26 megawatt tetapi tidak terpenuhi dalam waktu dekat. Alasannya, pengadaan mesin pembangkit listrik sampah bertahap.
Dalam waktu dua tahun ke depan, pihaknya baru bisa mendatangkan 19 pembangkit (gas engine) dari Austria sebanyak 19 unit dengan kapasitas produksi yang sama dengan jumlah mesin, sebanyak 19 megawatt. "Produksi bertahap," katanya.
HAMLUDDIN