TEMPO Interaktif, Jakarta:Banjir selama sepekan telah membuat sekitar 70 persen, dari 18 juta meter persegi jalan di Jakarta, rusak parah. IG Suena, Kepala Dinas PU Pemda DKI, Jakarta, Selasa (5/1) di Balai Kota, mengatakan, ”Jalan-jalan protokol dan arteri rusak karena tergenang air terlalu lama dan dilintasi kendaraan berat.” Suena mengatakan ruas jalan di Jakarta terbagi dalam arteri sekunder sepanjang 15 juta meter persegi dan arteri primer sepanjang 3 juta meter persegi. Ruas jalan primer seperti Jalan MH Thamrin, Jendral Sudirman, dan Gatot Soebroto. Sedangkan ruas jalan sekunder meliputi Jalan Yos Sudarso, Ahmad Yani, Pasar Minggu, dan Daan Mogot. ”Kondisi kerusakan berbeda-beda, tapi yang terparah di Jalan Yos Sudarso sepanjang dua kilometer,” ujarnya. Di samping itu, katanya, mudahnya rusak jalan di Jakarta karena jenis aspal yang dipergunakan sangat sensitif terhadap air. Dia berjanji, akan berkoordinasi untuk memperbaharui sistem pengaspalan. ”Bila berada terus dalam air, aspalnya akan terkikis,” katanya menjelaskan. Lebih lanjut Suena mengatakan, pihaknya telah menyediakan anggaran rutin pada tahun 2002 untuk pemeliharaan jalan Jakarta sebesar Rp 5 miliar. Ia mengatakan PU juga mendapat anggaran untuk memperbaiki jalan dalam keadaan rusak sedang sebesar Rp 32 miliar dan dalam keadaan rusak berat sebesar Rp 24 miliar. Namun dia belum bersedia merinci daarah-daerah mana yang akan diprioritaskan untuk perbaikan jalan. ”Dana Rp 5 miliar per tahun biasanya hanya dipergunakan untuk tutup lubang,” ujar dia. Dikatakan, anggaran perbaikan jalan tersebut belum termasuk membenahi sistem drainase lima wilayah Jakarta. Pihaknya mengaku bahwa nilai total anggaran yang disetujui DPRD Jakarta terasa kurang untuk merehabilitasi ruas jalan akibat banjir. ”Dengan banjir, paling tidak tiga kali lipat dari [anggaran] itu. Anggaran yang ada tidak cukup, tapi tidak perlu membicarakan ini dengan pemerintah pusat,” ungkapnya. (Jhonny Sitorus–Tempo News Room)