Gangguan Listrik di Bandara Soekarno-Hatta Akibat Kedipan Listrik 1,7 Detik
Jumat, 6 Agustus 2010 10:39 WIB
TEMPO Interaktif, Tangerang: Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoto mengatakan gangguan listrik di Bandara Soekarno Hatta terjadi karena kedipan selama 1,7 detik yang menandai pasokan listrik dari PT. PLN anjlok. "Intrap (kedipan) 1,7 detik pukul 4.02 pagi," katanya di bandara siang ini.
Namun kedipan hanya sekian detik itu berdampak fatal pada sebagian operasional bandara. "Sistem diterima listrik langsung down," katanya. Meski genset bandara mengambilalih secara otomatis, namun tidak mampu membantu pelayanan. Apalagi saat itu jadwal penerbangan sangat padat (peak ours).Kepada semua penumpang Sunoto meminta maaf atas gangguan itu.
Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II Salahuddin Raffi mengatakan, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bandara Soekarno Hatta tidak bisa langsung mematikan ketika intrap 1,7 detik terjadi. "Butuh waktu satu jam untuk menormalkan lagi dan kami selalu koordinasi dengan PLN, sementara genset masih pegang kendali,"katanya.
Genset bandara yang terdiri dari genset teknik dan genset priority. Genset teknik, kata Salahuddin, memang mengakomodir kebutuhan listrik untuk alat navigasi dan komputerisasi. Namun daya listrik tidak mampu untuk melayani 24 gerai check in di bandara. Karena itu pelayanan dilakukan secara manual. Begitu juga dengan pemeriksaan barang-barang penumpang yang biasanya menggunakan mesin peminai dilakukan secara manual. "Itu terjadi di terminal I A dan B yang kondisinya cukup parah," katanya.
Menurut Salahuddin, genset bandara mempunyai sistem yang sangat canggih dan laporannya perdetik terekam. Sekitar pukul 5.59 tadi, kata dia, pasokan listrik bandara kembali normal. Adapun terjadi penumpukan hingga pukul 8.30 diterminal I karena akumulasi penumpukan penumpang yang mencair secara berangsur.
Kedepannya, kata Salahuddin, manajemen bandara akan memasukkan check in counter yang belum masuk genset priority. "Dua bulan kedepan check in dan x ray tidak ada lagi yang mati," katanya.
JONIANSYAH