Gubernur DKI: Penanganan Pendatang Baru Harus Terintegrasi
Reporter
Editor
Minggu, 5 September 2010 11:35 WIB
TEMPO/ Zulkarnain
TEMPO Interaktif, Jakarta -Gubernur Fauzi Bowo menilai pembangunan tata ruang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur (Jabodetabekjur) tidak bisa ditangani secara parsial. "Contohnya lalu lintas antar Jabodetabekjur yang sebenarnya sudah lintas batas namun tidak ada batasannya pada masing-masing wilayahnya," kata Gubernur hari ini. Pembangunan terintegrasi ini diperlukan untuk mengatur kepadatan aktivitas di Jakarta agar efektif.
Menurut Gubernur, meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengatur sedemikian rupa mengatasi pendatang baru ke Jakarta, jika tidak didukung pemerintah kota sekitar Jakarta, upaya itu akan percuma. Para pendatang itu, meski tinggal di luar Jakarta seperti Bogor atau Bekasi, mereka akan tetap mencari pekerjaan ke Jakarta. Hal ini yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Pertumbuhan penduduk di Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok itu jauh lebih tinggi daripada di Jakarta. "Sehingga kemungkinan pendatang baru tidak langsung ke Jakarta tetapi mandek di kota-kota itu," kata Fauzi.
Fauzi mengakui ada penurunan tren pendatang baru di DKI Jakarta. Pada 2009 jumlah penduduk turun 20 persen dan tahun 2008 sebesar 18 persen. Menurut Gubernur, penyebabnya selain karena penduduk yang semakin mengerti dan mematuhi persyaratan kependudukan di DKI Jakarta, juga merupakan keberhasilan Pemerintah Pusat dalam membangun daerah di luar Jakarta.
Namun, dengan tingginya pertumbuhan di Bodetabek tidak berarti penurunan pendatang baru di Jakarta tidak mengalami banyak tekanan untuk bisa tumbuh. "Ini yang akan kami pelajari."