Diskusi Buku Soal G30S Dipadati Pengunjung

Reporter

Editor

Rabu, 8 Desember 2010 21:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -
Jakarta - Sekitar 350 orang memadati diskusi buku yang mencatat peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Auditorium Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).

Buku berjudul 'G30S 1965, Perang Dingin & Kehancuran Nasionalisme' tersebut ditulis oleh Tan Swie Ling, bekas tahanan politik G30S yang mendekam selama 13 tahun akibat bersaksi dalam persidangan terhadap Sudisman, Ketua Partai Komunis Indonesia tahun 1967.

Selama dalam penjara, Tan menulis dirinya mengalami penganiayaan yang brutal dan sadis. Menurut Hilmar Farid, direktur Institute Sejarah Sosial Indonesia yang menjadi salah satu pembicara, tidak terkesan unsur dendam dari buku setebal 578 halaman tersebut. "Sudah habis-habisan disiksa, habis-habisan dilecehkan, tapi komitmennya akan Indonesia tidak berubah. Ini sikap yang langka," ujarnya dalam diskusi yang dimulai sejak pukul 18.00 WIB itu.

Hal senada diungkap Ben Anderson, profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang mengatakan Tan tidak patah hati meski juga mengalami penghinaan dan diskriminasi setelah lepas menjadi tahanan. "Buku ini adalah refeleksinya atas G30S, awal dari kehancuran nasionalisme," ujarnya.

Dari sejumlah penonton yang datang, juga terlihat beberapa tokoh bekas tahanan politik di Pulau Buru yang turut mengalami peristiwa G30S. "Buku ini tidak provokatif dan bisa menyatukan tua dan muda. Yang tua datang karena merasa terlibat, anak muda datang karena pingin tahu," ujar Tang Siu Tjeng, 67 tahun, salah satu pengunjung yang datang.

Tidak hanya bicara soal sejarah, buku ini juga bercerita soal kehidupan masyarakat Tionghoa yang menjadi sasaran dalam era Orde Baru.

VENNIE MELYANI

Berita terkait

Soal Diskusi Irshad Manji, MMI Gugat Balik LKiS

5 Juli 2012

Soal Diskusi Irshad Manji, MMI Gugat Balik LKiS

Kuasa hukum LKiS dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta Hamzal Wahyudin menyatakan siap atas laporan balik dari MMI.

Baca Selengkapnya

Irshad Manji Biasa Ditolak  

18 Mei 2012

Irshad Manji Biasa Ditolak  

Empat bulan silam sekitar 20 orang menyerbu masuk dan mengibarkan bendera hitam saat peluncuran buku Irshad Manji di Amsterdam.

Baca Selengkapnya

Kata Irshad Manji Soal Homoseksualitas

18 Mei 2012

Kata Irshad Manji Soal Homoseksualitas

Kritik yang paling sering ditujukan kepada Irshad Manji adalah soal homoseksualitas. Apa pendapat Irshad?

Baca Selengkapnya

Irshad Manji: Hanya Ada 1 Tuhan, La Ilaha Illallah  

18 Mei 2012

Irshad Manji: Hanya Ada 1 Tuhan, La Ilaha Illallah  

Dalam daftar teman di akun Facebook Irshad Manji, orang Indonesia menduduki tempat kedua terbesar.

Baca Selengkapnya

Irshad Manji Ditolak Muslimah Malaysia  

18 Mei 2012

Irshad Manji Ditolak Muslimah Malaysia  

Mengundang seseorang seperti dia merupakan sebuah upaya mengusik sensitivitas komunitas muslim di negeri ini, ujar Ketua Salimah, Aminah Zakaria

Baca Selengkapnya

Luncurkan Buku di Amsterdam, Irshad Manji Diserang  

16 Mei 2012

Luncurkan Buku di Amsterdam, Irshad Manji Diserang  

Mereka mengibarkan bendera hitam sambil berteriak-teriak, Anda kafir, kata Manji.

Baca Selengkapnya

Soal Irshad Manji, Sultan Minta Polisi Konsisten

11 Mei 2012

Soal Irshad Manji, Sultan Minta Polisi Konsisten

Sri Sultan HB X menilai pembubaran diskusi Irshad Manji yang terjadi di LKiS yang disertai kekerasan tergolong pidana.

Baca Selengkapnya

MMI Ancam Gugat Balik Pendukung Irshad Manji

10 Mei 2012

MMI Ancam Gugat Balik Pendukung Irshad Manji

Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan S. Awwas, akan melawan reaksi sejumlah organisasi yang melaporkan mereka ke Polda dan Komnas HAM.

Baca Selengkapnya

Diskusi Irshad Manji, MMI Dilaporkan ke Polda  

10 Mei 2012

Diskusi Irshad Manji, MMI Dilaporkan ke Polda  

Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) beserta tujuh korban melaporkan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ke Kepolisian Daerah DI Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Irshad Manji Terharu Dilindungi

10 Mei 2012

Irshad Manji Terharu Dilindungi

Penulis feminis asal Kanada, Irshad Manji, merasa terharu karena masih ada orang-orang yang melindunginya di tempat diskusi bukunya.

Baca Selengkapnya