Kabupaten Tangerang Klaim Rugi Rp 33 Miliar Tiap Tahun  

Reporter

Editor

Rabu, 18 Mei 2011 12:27 WIB

Terminal 1 bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Dimas Aryo

TEMPO Interaktif, Tangerang - Komisi III Bidang Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menyatakan sengketa batas wilayah lahan terminal II dan III Bandara Soekarno-Hatta antara Kota Tengarang dan Kabupaten Tangerang telah merugikan Kabupaten Tangerang dari sisi pendapatan daerah.

Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang Nazil Fikri mengatakan Kabupaten Tangerang merugi rata-rata Rp 33 miliar per tahun dari sisi pajak dan retribusi akibat dikuasainya sebagian lahan bandara oleh Kota Tangerang, yang diikuti dengan pungutan pajak dan retribusi di sebagian terminal II dan terminal III.

Nazil mengakui pihaknya pernah menanyakan hal ini kepada PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta. Sejak terminal III dioperasikan pada 2009, kata dia, total pembayaran pajak yang disetorkan mencapai Rp 80,6 miliar yang terdiri dari Pph pasal 21 Rp 18,17 miliar (Kota Tangerang), Pph pasal 23 Rp 1,54 miliar (Kota Tangerang), Pph pasal 4 ayat 2 Rp 4,87 miliar (Kota Tangerang), PBB Rp 45,4 miliar (Kota Tangerang) retribusi parkir (20 persen), dan Rp 10,6 miliar (Kabupaten Tangerang).

Dalam APBD Kabupaten Tangerang, kata Nazil, disebutkan total pajak yang disetor dari bandara yang masuk ke kas Kabupaten Tangerang sebesar Rp 12 miliar. Padahal, dari hitung-hitungan dan luas wilayah Kabupaten Tangerang yang masuk area Bandara Soekarno-Hatta yang meliputi sebagian terminal II dan III, semestinya Kabupaten Tangerang menerima lebih besar dari Kota Tangerang.

”Katakalah dari Rp 80,6 miliar Kabupaten Tangerang menerima Rp 45 miliarnya, sementara selama ini hanya Rp 12 miliar. Berarti selisih Rp 33 miliarnya masuk ke kas KotaTangerang,” kata politikus Partai Persatuan Pembangunan ini.

Menurut dia, meski sengketa lahan ini terjadi sejak tahun 1993 pasca pembentukan Kota Tangerang, kerugian itu tidak bisa dihitung mundur. "Kami hitung saja sejak terminal III dioperasikan," kata dia.

Nazil mengatakan kekeliruan ini harus segera diselesaikan. Menurutnya, pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini adalah PT Angkasa Pura II yang mengetahui duduk persoalan batas wilayah antara Kota dan Kabupaten Tangerang. "Ada kesan pembiaran yang sistemik,” kata dia.

Advertising
Advertising

Dia menambahkan bahwa Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang juga pihak yang sama-sama harus mempertanggungjawabkan masalah ini dengan duduk bersama menyelesaikan sengketa batas wilayah. ”Tak perlu ke Kemendagri,” ujarnya.

Langkah terakhir, kata Nazil, Kabupaten Tangerang bisa saja menggugat secara perdata PT Angkasa Pura II dan Kota Tangerang karena kedua pihak yang sama-sama membiarkan masalah ini terjadi.

Pemerintah Kabupaten Tangerang menuding Kota Tangerang telah mencaplok sebagian lahan terminal II dan III Bandara Soekarno-Hatta. Pencaplokan lahan tersebut berpengaruh pada pendapatan asli daerah Kabupaten Tangerang. Sebab, pajak dan retribusi terminal II dan III selama ini masuk ke kas Kota Tangerang.

JONIANSYAH

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya