Ada Bank Sampah di Kota Tangerang

Reporter

Editor

Senin, 23 Mei 2011 18:16 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO Interaktif, Tangerang - Pemerintah Kota Tangerang secara intensif menggelar program 'kampung hijau', upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Untuk mendukung program tersebut pemerintah kota membuat bank sampah, penghijauan, tandon air hujan, pembuatan biogas, sumur resapan serta biopori.

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Tangerang Roostiwie mengatakan saat ini Kompleks perumahan P&K Cipondoh dijadikan proyek percontohan dalam program 'kampung hijau'. "Di perumahan itu dibuka bank sampah, warga dapat menjual sampah yang dimilikinya ke posko yang telah ditentukan," katanya kepada Tempo, Senin 23 Mei 2011.

Menurut Roostiwie sampah memberikan nilai ekonomis bagi warga itu sendiri dan tidak mengotori lingkungan. Dalam program itu dijelaskan Roostiwie, juga terdapat pengolahan limbah air rumah tangga (grey water) yang dilakukan di selokan air lingkungan setempat. Grey water merupakan limbah rumah tangga non kakus yakni limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur (-sisa makanan) dan tempat cuci. Nantinya, setelah diolah, air yang melewati saluran air berikutnya menjadi lebih bersih dari bakteri-bakteri berbahaya.

Program 'kampung hijau' ini akan diterapkan di sejumlah lokasi, seperti perumahan Bugel Indah Kecamatan Karawaci, perumahan Buana Permai kecamatan Cipondoh, perumahan Batu Ceper Indah kecamatan Batu Ceper, komplek perumahan Pengayoman kecamatan Tangerang, Perumnas I Kecamatan Cibodas serta Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane.

Selain BPLH, program 'kampung hijau' sendiri melibatkan berbagai instansi terkait lainnya, seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU) serta Dinas Pertanian. Masing-masing instansi tersebut memiliki program unggulan dalam upaya mensukseskan progam 'kampung hijau' tersebut.

Dian Rahayu, warga P & K Cipondoh mengaku tertantang untuk lebih bersih, apalagi di lingkungan tempat dia tinggal telah dibuka bank sampah. "Ya barang bekas seperti botol, koran bisa kami jual dan dimanfaatkan kembali oleh warga, daripada dibuang dan diambil pemulung," kata Dian.

AYU CIPTA

Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya