TEMPO Interaktif, Jakarta - Kontraktor proyek gorong-gorong di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, memang sudah menutup lubang. Namun mereka tak juga mengangkut sampah akibat galian.
Pantauan Tempo, Selasa, 8 November 2011 sore, sejumlah titik ruas trotoar sepanjang jalan 110 meter di depan Stadion Gelora Bung Karno hingga dekat halte Polda, misalnya, masih kumuh. Sejumlah papan tripleks, gundukan tanah, dan aneka benda bekas material pembangunan gorong-gorong menumpuk.
Kondisi yang tak jauh beda juga terjadi di seberang jalan. Meski jumlah limbah material ini agak berbeda sedikit, kondisinya sama, tak sedap dipandang sebagai kawasan pusat kota.
Pekerja pembangunan mengaku sudah siap mengaspal jalan sebelum ditanam beton saluran air. “Targetnya 11 November sudah diaspal, sedangkan limbah sisa material segera diangkut,” ujar Nasikhin, salah seorang pekerja pembangunan gorong-gorong, saat ditemui Tempo, pagi tadi.
Ia tak memungkiri keberadaan limbah sisa material bangunan mengganggu pemandangan. Dengan begitu, Nasikhin menyatakan bertangung jawab untuk membersihkan, walau tak menentukan pasti waktunya. “Pokoknya kami kumpulkan dulu, setelah itu diangkut,” katanya.
Pembangunan gorong-gorong yang pernah menimbulkan protes dari kepolisian dan pemerintah DKI ini merupakan masalah baru bagi citra wajah kota yang sedang punya gawe besar sebagai penyelenggara SEA Games.
Selain kelihatan kumuh, sejumlah material yang terkandung di antara besi dan paku dikhawatirkan menimbulkan ancaman lain bagi roda kendaraan di jalan raya Sudirman dan pejalan kaki di trotoar.
Dalam wawancara sebelumnya, kepala proyek pembangunan gorong-gorong PT Ide Murni Pratama, Suko, mengaku sudah memaksimalkan tanggung jawab kerjanya. “Kami kebut agar cepat selesai pengerjaan dari target awal selesai tanggal 15 Desember mendatang,” ujar Suko.
Ia mengaku pembangunan gorong-gorong ini dipastikan rampung tanggal 9 November esok hari. Ia juga memastikan penyelesaian tak menimbulkan masalah lagi, di antaranya kembalinya fasilitas jalan dan trotoar sebagai sarana publik. “Kami kembalikan seperti semula, pembangunan gorong-gorong ini untuk kenyamanan menghindari genangan ketika hujan,” katanya.
EDI FAISOL
