TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak prihatin dengan adanya korban jiwa suporter di bawah umur saat final sepak bola SEA GAMES XXVI antara Indonesia melawan Malaysia di Gelora Bung Karno, Senin, 21 November 2011, malam.
Komisi menilai panitia tidak bisa mengantisipasi membludaknya penonton anak-anak. "Perlindungan anak di stadion amat minim," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Rabu, 23 November 2011.
Menurut Arist, harus ada kebijakan arif dari panitia untuk mengontrol keberadaan anak di stadion. Jika perlu, panitia harusnya menyediakan tribun khusus untuk anak sehingga hak anak dapat terpenuhi.
"Memang konsep ini terlalu idealis. Tetapi ini bisa jadi opsi. Dengan catatan panitia jangan meraup untung saja," ujarnya.
Pemberian santunan dari panitia, kata Arist, tidak bisa mengganti nyawa suporter anak itu. Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi panitia, khususnya PSSI.
"Kalau suporter anak melanggar ditindak saja. Namun, dengan pendekatan hukum yang berbeda. Jangan dibiarkan, itu tidak benar," katanya.
Arist menambahkan, dalam kasus ini, orang tua juga patut disalahkan karena membiarkan anak ke stadion, meski situasi berbahaya. Seharusnya orang tua mampu memberi kesadaran kepada anak untuk menonton di layar kaca saja.
"Bukan melarang anak datang ke stadion, tetapi harus lihat situasi," ujar Arist.
"Sebaiknya tidak diperbolehkan saat situasi stadion ricuh dan ada pembakaran loket tiket, tambahnya.
Aprilianto Eko Wicaksono, 14 tahun, warga Tangerang, Banten, tewas setelah terhimpit dan terinjak-injak saat hendak masuk stadion.
Barangkali PSSI bisa mengikuti cara asosiasi sepakbola Turki untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam pertandingan Liga Turki antara Fenerbahce dan Manisaspor, September lalu, di Istanbul, seluruh penonton yang mengisi stadion adalah perempuan dan anak-anak. Sementara para lelaki dewasa dilarang masuk.
The Guardian mencatat, hal itu dilakukan sebagai bentuk sanksi terhadap suporter lelaki Fenerbahce karena melakukan kericuhan saat pertandingan eksibisi melawan juara Ukraina, Shakhtar Donetsk.
Kala itu, Fenerbahce diberi sanksi pembatasan suporter lelaki dewasa dalam dua kali pertandingan. Yang boleh masuk cuma suporter perempuan dewasa dan anak laki-laki maupun perempuan berusia di bawah 12 tahun.
HERU TRIYONO
Berita terkait
Siswa SMA di Bogor Tewas Dibacok di Pasar Ciampea, Polisi Tangkap 3 Pelajar Sekolah Lain
3 Desember 2023
Kapolres Bogor menyatakan tidak akan membiarkan aksi jago-jagoan dan premanisme di wilayah hukum Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSiswa SMPN 132 Cengkareng Tewas Terjatuh, KPAI Pertanyakan Pengawasan saat Jam Istirahat
11 Oktober 2023
KPAI meminta transparansi dalam kasus tewasnya pelajar SMPN 132 Cengkareng, Jakarta Barat, akibat terjatuh
Baca SelengkapnyaSMPN 132 Cengkareng Terapkan PJJ Usai Satu Siswanya Tewas Terjatuh
9 Oktober 2023
Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan pemulihan trauma dan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap siswa SMPN 132 Cengkareng
Baca SelengkapnyaDua Pelajar Tewas Terjatuh, Heru Budi Minta Dinas Pendidikan Evaluasi Gedung-Gedung Sekolah
9 Oktober 2023
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memerintahkan Dinas Pendidikan DKI untuk mengevaluasi gedung-gedung sekolah di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaPolisi Tunggu Konfirmasi Keluarga untuk Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel
4 Oktober 2023
Polisi belum memeriksa keluarga anak SD tewas terjatuh dari gedung sekolah di Jakarta Selatan. Konfirmasi keluarga korban masih ditunggu.
Baca SelengkapnyaPolisi Beberkan Rangkaian Peristiwa Sebelum Anak SD Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Sekolah Jakarta Selatan
3 Oktober 2023
Polisi membeberkan rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum SR, anak SD tewas terjatuh dari lantai 4 sekolah Jaksel, ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jelaskan Anak SD Tewas Terjatuh di Jaksel Bukan Bunuh Diri, Begini Kejadiannya
27 September 2023
Anak SD tewas terjatuh di Jakarta Selatan bukanlah aksi bunuh diri. Begini kejadiannya.
Baca SelengkapnyaUsai Bacok Arya Saputra, Pelaku Kabur dari Sekolah Ketika Tahu Korban Meninggal
15 Maret 2023
Pelaku pembacokan Arya Saputra sempat ditanya gurunya soal kasus yang terjadi di Simpang lampu merah Pomad Kota Bogor itu.
Baca SelengkapnyaCita-cita Mulia Siswa SMK Tewas di Bogor, Ingin Perbaiki Rumah Orangtuanya
14 Maret 2023
Siswa SMK tewas di Bogor punya cita-cita mulia. Ia ingin memperbaiki rumah orangtuanya. Sayang, cita-citanya belum sempat diwujudkan.
Baca SelengkapnyaPlt Bupati Bogor Berjanji Wujudkan Cita-Cita Arya Saputra, Siswa SMK Tewas Dibacok untuk Renovasi Rumahnya
14 Maret 2023
Pemerintah Kabupaten Bogor akan merenovasi rumah orang tua Arya Saputra lewat program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Baca Selengkapnya