TEMPO.CO, Jakarta - Kopral Dua Sanuri sudah aktif kembali sebagai anggota Pasukan Pengamanan Presiden. Padahal dia sebelumnya mengaku menerima pisau dengan bercak darah Raafi Aga Winasya Benjamin, pelajar SMA Pangudi Luhur yang tewas dalam perkelahian di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan, awal November lalu.
Asisten Intelijen Pasukan Pengamanan Presiden Letnan Kolonel (Inf) Edmil Nurjamil mengatakan, saat perkelahian terjadi, sang kopral berada di lantai dasar. Dia naik ke atas (Rooftop) setelah dihubungi Roby Syarief Hatim, satu di antara enam tersangka pengeroyok Raafi.
Dalam suasana gelap dan ramai, Sanuri mendekat ke arah Sher Mohammad Febri Awan, rekan Roby yang telah ditetapkan polisi sebagai tersangka tunggal penusukan. Saat itu Febri menitipkan sebuah barang dan ia diminta kembali turun ke bawah. "Saat naik lift dan kondisi terang, baru disadari bahwa barang yang dititipkan adalah pisau yang ada bercak darah," kata Edmil, Selasa malam lalu.
Edmil menambahkan, Sanuri dikembalikan ke kesatuannya per Selasa lalu sambil menunggu proses hukum yang berjalan. Berdasarkan pemeriksaan internal, Sanuri telah dinyatakan lolos dari sanksi.
Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, kembali menegaskan tidak akan ada penambahan tersangka. "Fakta hukumnya, dia (Sanuri) memang sebagai saksi, bukan tersangka," kata Budi kemarin.
Budi menegaskan, sampai saat ini, tidak ada pasal yang bisa menjerat Sanuri sebagai tersangka. Sanuri dianggap tidak sengaja membantu menyembunyikan barang bukti pembunuhan.
Pisau yang dimaksud itu juga disebutkan telah dikembalikan Sanuri kepada Febri. "Dari apa yang kami selidiki, Sanuri bukan tersangka. Di luar itu, bukan wewenang kami," ujar Budi.
Sebelumnya, Febri berusaha menambah keterangannya dalam berita acara pemeriksaan. Dia mengungkap peran Sanuri yang disebutnya berkata kepadanya telah menyabet-nyabet seseorang setelah perkelahian di Shy Rooftop. "Ada kata-kata 'Sudah gua sabet-sabet'", kata Endi Martono, kuasa hukum Febri.
ARYANI KRISTANTI | ELLIZA
Berita terkait
Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil
1 jam lalu
Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.
Baca SelengkapnyaTop 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu
2 jam lalu
Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaDeretan Kasus Pembunuhan yang Belum Tuntas: Vina Cirebon hingga Marsinah dan Munir
13 jam lalu
Selain kasus pembunuhan Vina di Cirebon, ada sejumlah kasus kematian yang masih menjadi misteri dan belum diusut tuntas.
Baca SelengkapnyaSatgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya
15 jam lalu
Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya
Baca SelengkapnyaEks Kapolres Cirebon Brigjen Adi Vivid Buka Suara soal Kasus Pembunuhan Vina
16 jam lalu
Saat pembunuhan Vina terjadi, Adi Vivid menjabat Kapolres Cirebon Kota berpangkat AKBP
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana, Ayah Pacar Vina Buka Suara Soal Kasus Pembunuhan Anaknya oleh Geng Motor 8 Tahun Silam
19 jam lalu
Penjelasan ayah dari Muhammad Rizky Rudiana atau Eky, yang menjadi korban pembunuhan bersama pacarnya, Vina, oleh geng motor pada 2016.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi
20 jam lalu
Wakil perdana menteri Slovakia mengatakan ia melihat ada kemajuan dalam kondisi PM Robert Fico setelah selamat dari upaya pembunuhan pekan ini.
Baca SelengkapnyaPenembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya
1 hari lalu
Robert Fico ditembak saat menghadiri pertemuan pemerintahannya di Handlova
Baca SelengkapnyaMisteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron
1 hari lalu
Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.
Baca SelengkapnyaDipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang
1 hari lalu
Mustari, 60 tahun, mati di tangan anak kandungnya sendiri setelah mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul menggunakan paving block di Tangerang
Baca Selengkapnya