TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Pergantian Iklim dan Perubahan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian, mengatakan angin kencang yang melanda Jabodetabek dan Pulau Jawa dalam beberapa hari ini merupakan pergantian fase musim basah ke musim kering.
"Selain perubahan fase, angin ini adalah bagian dari pertumbuhan bibit di Teluk Carpentaria, di utara Australia," kata Edvin melalui pesan pendek, Selasa, 20 Maret 2012.
Menurut Edvin, kecepatan angin hari ini menurun dibandingkan Senin kemarin, 19 Maret 2012. "Kemarin sekitar 50 knot, hari ini berkurang sedikit," ujarnya. Menurunnya kecepatan angin karena bibit badai siklon sudah mendarat di Australia.
Fenomena perubahan cuaca yang menandai fase pergantian musim ini tidak dapat diprediksi. "Angin kencang, puting beliung, dan badai siklon tidak dapat diperkirakan," kata Edvin.
Namun, ia menjelaskan karena Maret adalah bulan pergantian fase, sebaiknya masyarakat mewaspadai badai siklon. Musimnya terjadi terutama di selatan Indonesia.
Hujan lebat disertai angin kencang diperkirakan akan terjadi hingga 22 Maret mendatang. Edvin menyatakan embusan angin saat ini adalah angin yang bertiup dari arah barat. Ia mengimbau masyarakat Tangerang dan Jakarta Barat harus lebih berhati-hati karena embusan angin dari arah barat cukup kencang.
Dampak yang terjadi karena fenomena alam ini terjadi Selasa pagi, 20 Maret 2012, ketika dua anggota penerjun dari satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat jatuh di atap Perumahan Bukit Cinere Indah, Kota Depok, karena diterpa angin kencang. Mereka semestinya mendarat di area Lapangan Terbang Pondok Cabe Tangerang Selatan.
SATWIKA MOVEMENTI | ILHAM TIRTA
Berita terkait
Begini Trik Rekayasa Cuaca BNPB untuk Mengurangi Penyebab Banjir di Demak
16 Februari 2024
BNPB berupaya merekayasa intensitas hujan di beberapa area langit Jawa Tengah. Upaya mengurangi hujan yang memicu banjir.
Baca SelengkapnyaBeberapa Kota Diselimuti Asap, Ini Kata BRIN Soal Rekayasa Cuaca
29 September 2023
Saat ini BRIN belum ada rencana melakukan rekayasa cuaca di beberapa lokasi yang penuh polusi udara dari asap tersebut.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September
11 September 2023
Untuk wilayah Riau telah dilakukan rekayasa cuaca sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaMengenal Vincent J. Schaefer, Pencipta Hujan Buatan Pertama di Dunia 77 Tahun Lalu
29 Agustus 2023
Vincent Joseph Schaefer berhasil menyemai awan dan menciptakan hujan buatan. Penemuannya kerap dilakukan untuk memodifikasi cuaca
Baca SelengkapnyaRekayasa Cuaca Berhasil Datangkan Hujan di Jakarta dan Jawa Barat
28 Agustus 2023
Hujan membasahi Jabodetabek hingga malam hari.
Baca Selengkapnya5 Instruksi Jokowi Atasi Polusi Udara: Rekayasa Cuaca hingga Mitigasi
15 Agustus 2023
Presiden Jokowi menginstruksikan berbagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Apa saja instruksi Jokowi itu?
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan WFH hingga Rekayasa Cuaca Atasi Polusi Udara Jakarta
14 Agustus 2023
Presiden Jokowi menginstruksikan agar para menteri dan gubernur di Jakarta dan Jawa Barat melaksanakan berbagai upaya untuk kurangi polusi udara.
Baca SelengkapnyaBMKG, BRIN, TNI AU Gelar Rekayasa Cuaca Selama KTT ASEAN
10 Mei 2023
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan operasi rekayasa cuaca sudah digelar sejak 9 Mei 2023.
Baca SelengkapnyaSemarang Banjir, 12 Perjalanan Kereta Terganggu hingga Ganjar Minta BMKG Rekayasa Cuaca
1 Januari 2023
Sebanyak 12 perjalanan kereta yang melintas di wilayah utara Jawa Tengah terganggu akibat banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya kemarin.
Baca SelengkapnyaCegah Banjir Jakarta, 22 Ton Garam Dipakai untuk Rekayasa Cuaca
3 Januari 2020
BPPT, BNPB, dan TNI akan merekayasa cuaca untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya