Sutiyoso Dukung Penundaan Kasus 27 Juli

Reporter

Editor

Senin, 14 Juni 2004 13:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mendukung penundaan penanganan kasus penyerahan kantor pusat PDI atau yang dikenal dengan kasus 27 Juli. Menurut mantan Pangdam Jaya tersebut, dengan penundaan kasus itu aparat kepolisian dan dirinya akan bisa lebih fokus pada tugas pengamanan pemilihan presiden 5 Juli nanti. Kalau saat ini masalah itu diajukan kita tidak bisa fokus, tapi terserah kebijakannya. Apa yang terjadi saya akan ambil tanggung jawab sesuai porsi, kata Sutiyoso kepada wartawan seusai mendampingi Presiden Megawati meresmikan pembukaan proyek Monorail Jakarta di Senayan, Jakarta, Senin (14/6). Pada kesempatan itu, Sutiyoso juga meminta masyarakat agar tidak membesar-besarkan kasus 27 Juli. Menurutnya, kasus tersebut tidak seseram yang selama ini diberitakan. Dia menilai, penilaian masyarakat selama ini kurang tepat, dimana setiap kasus yang ditangani oleh aparat bermasalah selalu aparat yang disalahkan. Jangan membuat berita-berita itu didramatisir seolah-olah ratusan orang telah hilang. Siapa yang hilang? katanya. Beberapa waktu lalu, tim koneksitas memutuskan membuka kembali penanganan kasus 27 Juli. Namun, minggu lalu, Presiden Megawati menunda penanganan kasus tersebut hingga selesai pemilihan presiden. Sapto Pradityo Tempo News Room

Berita terkait

Kenang Peristiwa Kudatuli, PDIP Surabaya Gelar Peringatan Dua Hari

27 Juli 2022

Kenang Peristiwa Kudatuli, PDIP Surabaya Gelar Peringatan Dua Hari

Pada 28 Juli 1996 kerusuhan Kudatuli merembet ke Surabaya. Terjadi unjuk rasa besar di area Kebun Binatang dan berlanjut ke Jalan Diponegoro.

Baca Selengkapnya

PDIP Gelar Tabur Bunga Kenang Peristiwa Kudatuli

27 Juli 2022

PDIP Gelar Tabur Bunga Kenang Peristiwa Kudatuli

Acara itu dipimpin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama beberapa politikus PDIP lainnya.

Baca Selengkapnya

PDIP Diminta Dorong Penuntasan Kasus 27 Juli, Korban: Jangan Cuma Jadikan Komoditas Politik

22 Juli 2022

PDIP Diminta Dorong Penuntasan Kasus 27 Juli, Korban: Jangan Cuma Jadikan Komoditas Politik

Iwan menyebut, PDIP sebagai partai berkuasa mestinya bisa mendorong penuntasan kasus 27 Juli 1996.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP: Kudatuli Menjadi Benih Perjalanan Reformasi

27 Juli 2020

Hasto PDIP: Kudatuli Menjadi Benih Perjalanan Reformasi

Peristiwa Kudatuli bermula dari dualisme di tubuh Partai Demokrasi Indonesia atau PDI.

Baca Selengkapnya

Ribka Melihat PDIP Tak Serius Selesaikan Kasus Kudatuli

28 Juli 2019

Ribka Melihat PDIP Tak Serius Selesaikan Kasus Kudatuli

Ribka Tjiptaning blak-blakan mengungkap bahwa sebetulnya Kudatuli, bisa diselesaikan jika ada keseriusan dari petinggi-petinggi PDIP.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kudatuli : Mimbar Bebas, Setan Gundul dan Bentrokan

27 Juli 2019

Mengenang Kudatuli : Mimbar Bebas, Setan Gundul dan Bentrokan

Korban kerusuhan 27 Juli 1996 atau peristiwa Kudatuli terus menagih hak mereka.

Baca Selengkapnya

Tangis Ribka Tjiptaning Pecah di Tengah Sepi Peringatan Kudatuli

27 Juli 2019

Tangis Ribka Tjiptaning Pecah di Tengah Sepi Peringatan Kudatuli

Tangis Ribka Tjiptaning pecah ketika memperingati peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal Kudatuli di kantor DPP PDIP hari ini.

Baca Selengkapnya

Ribka Tjiptaning: Kami Dorong Jokowi Selesaikan Kasus Kudatuli

27 Juli 2019

Ribka Tjiptaning: Kami Dorong Jokowi Selesaikan Kasus Kudatuli

Politikus PDIP Ribka Tjiptaning meminta Presiden Jokowi segera menuntaskan kasus 27 Juli atau Kudatuli.

Baca Selengkapnya

Sudah 23 Tahun, Nasib Korban Kasus Kudatuli Tak Kunjung Jelas

27 Juli 2019

Sudah 23 Tahun, Nasib Korban Kasus Kudatuli Tak Kunjung Jelas

Korban kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan Kudatuli tak berhenti menuntut penuntasan kasus yang mereka alami.

Baca Selengkapnya

Cerita Kudatuli, Sabtu Kelabu 23 Tahun Silam

27 Juli 2019

Cerita Kudatuli, Sabtu Kelabu 23 Tahun Silam

Peristiwa kerusuhan dua puluh tujuh juli atau Kudatuli hingga saat ini masih tak jelas ujung pangkalnya. Korban meminta namanya direhabilitasi.

Baca Selengkapnya