TEMPO.CO , Jakarta: Rencana Gubernur DKI Jakarta untuk menghidupkan kembali pembangunan proyek monorel di Jakarta disambut baik pengusaha. Bahkan, pengusaha siap masuk sebagai investor swasta untuk pengembangan monorel.
"Swasta mau masuk asal jelas, akan banyak pengusaha yang mau membantu," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wannadi, di Jakarta, Rabu 17 Oktober 2012.
Sofjan mengatakan, pengusaha swasta akan masuk menjadi investor proyek monorel asal jangan dibatasi. Bahkan, pengusaha siap untuk tidak menerima kucuran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk membangun proyek yang sudah lama mangkrak itu.
Sofjan mengatakan, Jokowi harus fokus mengembangkan jaringan transportasi di Jakarta agar terintegrasi seperti layaknya Singapura. Dengan itu, masyarakat rela meninggalkan kendaraan pribadi dan mulai beralih ke transportasi massal.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta terdahulu, Fauzi Bowo, menyatakan proyek monorel tidak akan diteruskan karena tidak ada kejelasan dari konsorsium untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan Fauzi ingin memanfaatkan tiang-tiang monorel untuk dijadikan bus layang.
Proyek monorel itu telah dimulai pada 29 Agustus 2003. Pada hari itu, PT Adhi Karya, PT Global Provex Sinergy, dan PT Radiant Utama membentuk konsorsium bernama PT Indonesia Transit Central untuk memprakarsai pembangunan monorel.
Namun pada Juni 2004, proyek dialihkan ke konsorsium PT Jakarta Monorail dan Omnico Singapura. Di tahun selanjutnya, Omnico gagal memenuhi tenggat setoran modal. Konsorsium terdahulu, PT ITC mengambil alih 45 persen saham Omnico.
Pada 2006, Gubernur terdahulu, Sutiyoso, meresmikan pembangunan jalur monorel. Sutiyoso pun meminta pemerintah menjamin proyek monorel. Namun pada Agustus 2006, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak memberikan jaminan.
