TEMPO.CO, Jakarta- Sekitar 2.500 orang guru bantu yang berkumpul di GOR Otista, Jakarta Timur harus menelan kekecewaan, karena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang mereka tunggu-tunggu sejak pukul 14.00 hingga 17.00 WIB tampak batang hidungnya.
"Beliau melayat ke (kediaman) Pak Wiyogo Atmodarminto (Gubernur DKI Jakarta 1987-1992). Terus masih ada delapan menteri yang datang ke rumah beliau untuk ngobrol. Bayangkan menteri datang ke rumah gubernur, masak mau diusir," Ketua Umum Forum Komunikasi Guru Bantu DKI Jakarta Saripah Evi Ana dihadapan para guru, Sabtu sore, 20 Oktober 2012.
Salamah Budianti, 42 tahun, salah satu guru panitia mengaku kecewa. "Kecewa. Kecewa banget. Udah paduan suara, nyanyi-nyanyi. Harusnya kan beliau memprioritaskan kami," kata guru bantu TK Eka Darma Santi Ciracas ini.
Ida Iriani, 44 tahun, guru bantu TK Islam Asy-Syifa, Makasar, juga merasakan sama. "Kecewa. Kami sudah jadi satgasnya," ucap dia, merujuk pada masa-masa kampanye pemenangan Jokowi.
Acara yang digelar guru bantu se-DKI Jakarta siang ini memang merupakan syukuran kemenangan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta. Semasa pemilukada putaran pertama dan kedua lalu, para guru bantu bersatu mendukung mantan walikota Solo itu. Mereka menyosialisasikan sosok serta visi dan misi Jokowi secara sukarela. Sebagai imbal balik ketika Jokowi terpilih, mereka berharap, diubah statusnya menjadi pegawai negeri sipil.
Para guru bantu yang datang siang ini telah bersiap membawa KTP, ijazah, dan SK guru bantu mereka untuk pendataan sebagai PNS. Meski kecewa Jokowi tak hadir, Salamah tetap menyimpan harapan Jokowi ingat janjinya. "Mudah-mudahan dipenuhi," dia berujar. Sedangkan Ida hanya setengah berharap. "Gimana ya, insyaallah yakin (dipenuhi)," dia pasrah.
Evi berusaha meyakinkan massa bahwa aspirasi mereka pasti didengar Jokowi. Dia mengandalkan kehadiran Kris Budiharjo, Sekjen Sekretariat Bersama Relawan Jokowi-Basuki sebagai penyambung lidah. "Yang hadir hari ini adalah orang-orang di lingkaran beliau yang insyaallah membawa manfaat bagi kita," ucapnya.
Saripah sendiri mengatakan tidak kecewa. Dia bilang, Senin nanti akan menemui Jokowi langsung di Balaikota. "Kami akan menghadap langsung."
Guru bantu lain berusaha memaklumi absennya Jokowi. "Ndak apa-apa. Ada orang kepercayaan beliau hadir di sini. Komitmen dia sebelum terpilih, insyaallah saya yakin, janjinya dipegang," komentar Nisa Samirin, 41 tahun, guru bantu SMP Nurul Iman, Komplek Asrama Arhanud VI Jakarta Utara.
Seperti Nisa, Eti sunarti, 40 tahun, guru bantu SMP di Tanjung Priok juga berusaha menerima. "Kecewa pasti, tapi kami harus memahami kesibukan beliau sebagai pimpinan nomor satu di Jakarta harus punya tangan sepuluh. Kami harus memaklumi." Dia pun masih menyimpan harapan pada Jokowi. "Keyakinan harus tetap ada walaupun entah berapa yang dia realisasikan," kata Eti.
Bagaimanapun, mereka bersiap menghadapi risiko terburuk. "Kalau terjadi enggak diangkat, kami akan punya sikap. Kami akan adakan pendekatan persuasif," Saripah berujar.
ATMI PERTIWI