Para siswa yang tertangkap saat tawuran dirilis di Polda Metro Jaya, Jum'at (20/4). Polisi mengamankan 73 siswa dari 2 sekolah di Bekasi dan 1 sekolah di Jakarta Barat. Tempo/Tony Haratawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, akan membina siswa SMK dan SMA yang bermasalah dan terlibat tawuran di sekolahnya. Pembinaan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali tawuran pelajar di Jakarta.
“Mereka yang bermasalah ataupun tidak akan kami didik di SPN (Sekolah Polisi Nasional), agar tawuran tidak terjadi lagi,” kata Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yosi Haryoso, di Gramedia Matraman, Ahad kemarin.
Pembinaan ini pertama kali dilakukan terhadap 3.000 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta yang bermasalah. Pembinaan ini dilakukan di SPN Lido, Jawa Barat. “Pembinaan mulai dilakukan pada 6 November yang diikuti oleh 3.000 siswa SMK, yang dibagi dalam beberapa gelombang, selama 5 hari,” ujarnya.
Kemudian, pembinaan dilanjutkan untuk siswa sekolah menengah atas (SMA) pada 20 November yang dilakukan di tempat yang sama dalam waktu 5 hari. “Datanya (siswa) sudah ada, untuk siswa yang bermasalah atau tidak, itu sama saja. Mereka kami bina dan didik agar lebih mencintai Tanah Air dan sekolah mereka,” ujar Yosi.
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
4 September 2018
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
Polisi melihat adanya pergeseran pola tawuran pelajar yang terjadi di DKI Jakarta. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran saat ini banyak terjadi pada malam dan dini hari, dari yang biasanya siang atau sore selepas pulang sekolah