Sebelum Jakarta, Tangerang Sudah Gratiskan Biaya Pengobatan
Editor
Ali Anwar
Senin, 12 November 2012 21:19 WIB
TEMPO.CO,Tangerang – Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menganggap program seperti Kartu Jakarta Sehat bukan hal baru. Kota Tangerang bahkan sudah menerapkannya sejak empat tahun lalu dan dinikmati masyarakat melalui program Multiguna.
“Berobatnya gratis, tapi pemerintah yang bayar. Cukup tunjukan KTP, tidak usah repot pakai Kartu Sehat segala,” kata Wahidin kepada Tempo, Senin, 12 November 2012.
Program ini, kata dia, merupakan pengembangan dari sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Selain pasien Jamkesmas, pemerintah memperluas cakupan pelayanan dengan memasukkan masyarakat miskin dan rentan miskin yang sebelumnya tidak masuk kedalam program Jamkesmas ke dalam program Jamkesda.
Pemerintah Kota Tangerang menjaminkan kesehatan masyarakat yang tidak mampu melalui program Multiguna. Masyarakat yang berkartu tanda penduduk Kota Tangerang bisa memanfaatkan program ini mulai puskesmas hingga rumah sakit.
Menurut Wahidin, ada 32 rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan pemerintah Tangerang, antara lain Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, RS Fatmawati, RS Grogol, dan RS Cengkareng, Jakarta Barat.
Pihaknya juga menyediakan 32 puskesmas yang memadai di 13 kecamatan, yang siap melayani warga tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma. “Dulu dipungut retribusi Rp 2.000, tapi program Multiguna sudah berjalan. Maka masyarakat tidak perlu keluar uang,” ujar Wahidin.
Pada 2012, pemerintah Tangerang menganggarkan Rp 50 miliar dan akan terus ditingkatkan menjadi Rp 100 miliar untuk membiayai pengobatan seluruh masyarakat Kota Tangerang.
Tidak puas dengan rumah sakit rujukan, pada tahun ini pemerintah juga sedang membangun rumah sakit umum daerah gratis. RSUD itu sedang dalam pengerjaan di atas lahan seluas 1,4 hektare di Kelurahan Kelapa Indah, kompleks Modern Land. “Sudah dianggarkan untuk tahap I sebesar Rp 44 miliar dan tahap II Rp 71 miliar,” kata Wahidin.
Dengan dana Rp 115 miliar itu, sedianya akan dibangun delapan lantai dengan kapasitas 30 ruang rawat inap dengan 120 tempat tidur. Pembangunan rumah sakit umum ditargetkan rampung pada Agustus 2013 untuk dioperasikan.
Pemerintah kota sebelumnya juga menyediakan pengobatan gratis untuk warga di rumah sakit swasta, yakni RS Dhuafa Ar-Rahmah tanpa kelas. “Masyarakat tinggal pilih mana rumah sakit terdekat sehingga ongkosnya tidak mahal,”kata Wahidin tersenyum.
Wahidin memaparkan, pembangunan RSU di Kelapa Indah merupakan kelanjutan dari berbagai upaya pemerintah Tangerang dalam melayani kebutuhan dasar masyarakat.
Tempo mencatat, hingga Agustus 2012, terserap dana sebesar Rp 28,2 miliar atau 56,74 persen, dengan jumlah pasien yang dilayani 17.194 orang untuk rawat jalan dan 7.994 orang untuk rawat inap.
Pembangunan RSUD gratis itu disokong Ketua Komisi IX DPRD Ribka Tjiptaning. Ribka juga pernah berkunjung ke lokasi pembangunan rumah sakit itu. Ia bahkan memuji langkah Wahidin yang memiliki gagasan pro-rakyat.
Ribka mengatakan, menjelang pelaksanaan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), seharusnya semua kepala daerah meniru langkah pemerintah Tangerang. Menurut dia, saat ini secara nasional pemerintah kekurangan sekitar 184 ribu ruang kelas III rumah sakit, sehingga apa yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang sejalan dan membantu program pemerintah pusat.
Politikus yang juga dokter itu bahkan akan mengusulkan dalam APBN 2013 agar ada bantuan alat bagi RSUD Tangerang--yang menggratiskan seluruh biaya pengobatan bagi masyarakat.
Warga Kota Tangerang yang merasakan jaminan gratis adalah Nur Hayati Khavivah. Avi tercatat sebagai warga Paninggilan, Ciledug. Jurnalis televisi yang sedang berjuang melawan kanker ganas itu dibantu pemerintah Tangerang melalui program Multiguna.
“Saya berterima kasih kepada Pak Wali Kota. Dengan programnya, saya bisa berobat dengan maksimal, mohon doanya,” kata Avi, yang bersiap menjalani kemoterapi di RS Mayapada, Modern Land.
AYUCIPTA