TEMPO.CO, Jakarta - Kisah kecelakaan maut yang menewaskan sembilan pejalan kaki pada 22 Januari 2012 telah membuat nama Afriyani Susanti jadi bahan pembicaraan publik. Kini, vonis sudah dijatuhkan ke perempuan berusia 29 tahun itu. Afriyani mulai menjalani hari-harinya selama 19 tahun di Rumah Tahanan Pondok Bambu.
"Dulu tuh ada beberapa teman yang masuk penjara, dan saya berpikir ketika orang di penjara itu, udahlah kalau salah enggak usah dikasih ati," ujar Afriyani melalui jawaban surat yang diterima Tempo lewat pengacaranya, Senin, 31 Desember 2012.
Tapi kini, ia merasakan sendiri dan memiliki pandangan yang berbeda. "Saya belajar satu hal, kebenaran itu suatu hal yang enggak bisa dinilai mutlak oleh manusia," kata dia. Sebab kebenaran yang mutlak itu adalah miliknya Tuhan.
Afriyani menuturkan, kini Ia tak melihat segala sesuatunya secara hitam-putih. "Banyak orang memiliki pertimbangan khusus ketika melakukan sesuatu. Segala sesuatu adalah personal," ujar dia.
Sehingga apa pun itu pandangan orang tentang dirinya, hanya Tuhan yang tahu tentang apa sebenarnya isi hatinya. "Saya enggak mau lagi mikirin omongan orang, yang penting keluarga saya dan teman-teman saya tahu siapa saya," ujar dia.
Sikap itu yang Ia bangun dan jaga selama hidup di penjara. Ia menguraikan, ketika awal masuk sejumlah penghuni hotel prodeo tersebut bersikap antipati. Tapi seiring waktu, suasana kaku itu pun cair. "Semua penilaian enggak bener itu runtuh juga," kata dia.
Di penjara pula ia menemukan beberapa hal yang menarik. Tentang topik hidup dan harapan. "Dulu di luar penjara, ngomongin harapan itu pasti cuma basa basi manusia ajah," ujar dia. Ia pun bisa melihat bahwa orang yang benar-benar peduli kepada dia adalah orang-orang yang dulu dianggapnya hanya bersikap basa-basi di luar sana.
"Ada orang yang entah tahu dari mana telepon ibu saya, kasih dukungan moral," kata dia. Lalu ada pula kerabat rekannya di penjara yang kemudian menjadi teman baiknya karena penasaran dengan sosok Afriyani dari pemberitaan media. "Allah itu maha membolak-balikkan hati," kata dia.
DIANING SARI | ADITYA BUDIMAN
Berita terkait
Afriyani Mimpi Gandengan dengan Korban Xenia Maut
5 Januari 2013
Saat peristiwa tersebut hingga sekarang, Afriyani hanya bermimpi sekali.
Baca SelengkapnyaAfriyani: Saya Siap Mati di Tangan Keluarga Korban
5 Januari 2013
Afriyani terlihat selalu senang ketika berada di pengadilan. Apa yang ada di dalam pikirannya?
Baca SelengkapnyaAfriyani Nyaris Bunuh Diri, Digagalkan Polwan
5 Januari 2013
Selamat dari bunuh diri, Afriyani semakin kuat dengan kehidupannya saat ini.
Baca SelengkapnyaAfriyani Bisa Jalani Vonis Hukuman yang Terlama
28 Desember 2012
Keputusan hukuman untuk Afriyani dipengaruhi pula oleh desakan masyarakat
Baca SelengkapnyaAfriyani Susanti: Saya Ingin Taubat
28 Desember 2012
Afriyani belum memikirkan apa yang akan dilakukan selama 19 tahun ke depan
Baca SelengkapnyaDari Afriyani, Si Neng April, Hingga Anak Priok
28 Desember 2012
Afriyani meminjamkan diary-nya ke Tempo
Baca SelengkapnyaAfriyani Buat Perpustakaan Kecil di Rutan
28 Desember 2012
Menurut Afriyani berada di rutan tidak seseram yang dibicarakan orang
Baca SelengkapnyaAfriyani Susanti: Saya Bukan Monster
28 Desember 2012
Afriyani Susanti lega lepas dari pasal pembunuhan
Baca SelengkapnyaAfriyani Divonis 4 Tahun untuk Kasus Narkoba
19 Desember 2012
Vonis hakim terhadap Afriyani Susanti lebih tinggi dibandingkan tuntutan jaksa yang hanya tiga tahun penjara.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Tak Puas Vonis 15 Tahun Bui Afriyani
29 Agustus 2012
Keluarga korban Xenia Maut meneriaki Afriyani: "Masa nyawa 9 orang dibayar cuma dengan (hukuman) 15 tahun penjara."
Baca Selengkapnya